1- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Dari sejarah kehidupan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan kita akan dapati bahwa sepanjang hidupnya beliau sibuk di bidang Ilmu Hadits baik dari segi riwayah maupun dari segi dirayah sebagaimana beliau juga memahami dengan pemahaman yang luas dan bagaimana beristimbath yakni mengambil hukum dari Al Qur’an dan hadits. Hal ini dapat dibuktikan dalam tulisan dan karya beliau yang sangat banyak tentang ilmu hadist dari segala segi, sisi dan bidangnya.
2- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Dalam dunia ahli hadits dan para Muhadditsin, sanad atau yang berarti rantai periwayatan adalah hal yang sangat mendasar dan inti. Sehingga dalam rantaian periwayatan, para ahli hadits selalu memburu dua hal:
Pertama: adalah rantaian yang tinggi, dalam arti hubungan dan ikatan periwayatan yang terbilang dekat dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Lebih jelasnya lagi hal ini merupakan rantaian periwayatan secara vertikal.
Kedua: adalah banyaknya menjalin ikatan dengan para periwayat, para masyayikh dan guru dari berbagai penjuru dunia. Lebih jelasnya lagi hal ini merupakan rantaian periwayatan secara horisontal. Dan sungguh Al Habib Salim bin Jindan telah memiliki kedua hal tersebut.
3- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Mengenai banyaknya menjalin ikatan dengan para periwayat, para masyayikh dan guru dari berbagai penjuru dunia. Yang lebih jelasnya lagi hal ini merupakan rantaian periwayatan secara horisontal. Kita akan dapati Al Habib Salim menjalin hubungan dan ikatan erat dengan para ulama yang sangat banyak. Hubungan tersebut baik secara perjumapaan langsung maupun secara surat menyurat atau pun masuk dalam lingkup keluasan Ijazah sanad yang umum. Dan hubungan tersebut terjalin baik antara yang ulama yang senior, setaraf atau yang junior.
4- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Dalam suatu karya tulis Al Habib Salim yang berjudul Raudhah Al Wildan Fi Tsabat Ibn Jindan yang terdiri dari 8 jilid besar beliau menuliskan sebagian besar dari guru-guru beliau lengkap dengan sejarah singkat masing-masing mereka dan bagaimana bentuk hubungan yang terjalin antara Al Habib Salim dengan masing-masing mereka. Jumlah para guru beliau lebih kurang 400 guru yang tersebar diberbagai penjuru dunia. Dalam karya tulis beliau lainnya yang berjudul As Saami Fi Al Asaami yang terdiri dari 6 jilid besar beliau juga menyebutkan guru-guru beliau yang jumlahnya lebih dari empat ratus guru yang tersebar di berbagai penjuru dunia lengkap dengan biografi singkat masing-masing mereka serta bentuk ikatan dan hubungan yang terjalin antara mereka.
5- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim bin Jindan banyak menulis karya tulis di bidang ilmu hadits dari barbagai segi, sisi dan jenisnya. Baik itu dari segi Riwayah maupn Dirayah ataupun Istimbath Hukum. Lebih dari 50 karya tulis besar yang beliau tulis di bidang ilmu hadits.
6- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Ciri khas Al Habib Salim bin Jindan dalam menulis yang selalu melekat pada dirinya adalah dalam membawakan atau mengutip suatu hadits pasti beliau nyatakan secara lengkap dan terperinci sanad atau rantaian periwayatan hadits tersebut dari beliau yang bersambung kepada gurunya dan terus sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dengan lengkap dan sangat terperinci.
7- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Gaya dan ciri khas Al Habib Salim bin Jindan dalam membawakan suatu hadits adalah dengan sanad atau rantaian periwayatan yang sangat lengkap dari beliau sampai kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam setiap kali membawakan suatu hadits. Dan hal ini bukan hanya dilakukan oleh beliau dalam karya tulis semata, namun bahkan dalam mengajar, khutab dan ceramah, beliau selalu melakukan hal itu.
8- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim bin Jindan marah dan menegur dengan tegas kepada setiap penceramah yang mengutip suatu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam tampa menyebutkan sanad dan mata rantainya dengan jelas, lengkap dan terperinci. Hingga beliau dengan tegas mengatakan “Jika penceramah membawakan hadits tanpa membawakan sanad dan rataian periwayatannya maka dia adalah koplo (dungu)”.
9- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Para ulama di zamannya mengakui dan menyebut Al Habib Salim bin Jindan sebagai Al Muhaddits. Diantara mereka adalah
Al Allamah As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki
Al Allamah Asy Syeikh Hasan Al Masysyath
Al Allamah Asy Syeikh Abdullah Sa’id Al Lahji
Al Imam Al Habib Ali bin Abdur Rahman Al Habsyi
Musnid Ad Dunia Asy Syeikh Muhammad Yasin Al Fadaani
Dan lain-lainnya
10- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Hal paling penting dalam ilmu hadits adalah seorang periwayat adalah seorang yang terpercaya atau dalam istilah ilmiyah ahli hadits adalah Tsiqoh (terpercaya). Seorang periwayat dapat dianggap terpercaya jika memenuhi 2 syarat. Yang pertama adalah Al ‘Adaalah dan yang kedua adalah Adh Dhobth. Dan sungguh kedua syarat tersebut sangat terpenuhi dalam diri Al Habib Salim bin Jindan dengan standar yang tinggi.
11- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Kita harus mengkaji sejarah hidup Al Habib Salim bin Jindan melalui para saksi sejarah. Para saksi sejarah semua mengakui bahwa Al Habib Salim adalah seorang yang sangat bertaqwa kepada Allah. Berkata seorang ulama besa di tanah suci Makkah yang bernama Asy Syeikh Hasan bin Muhammad Al Masysyaath tentang Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan sebagai berikut: “Di antara guruku adalah As Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan Al Hadhrami Al Alawi yang tinggal di kota Jakarta di tanah Jawa. Aku selalu berjumpa dengannya di Masjidil Haram dan di rumahku. Beliau sering kali memberikan Ijazah kepadaku, beliau berada di tempat yang sangat agung dalam ilmu dan ketaqwaan serta dalam berdakwah di jalan Allah. Beliau memiliki sanad-sanad yang bersambung dengan guru-guru dan leluhurnya, bahkan di antara sanad tersebut terdapat yang sangat dekat sekali dan tinggi sekali.” [kitab Ats Tsabat Al Kabir hal 185].
12- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Semua orang di masa Al Habib Salim bin Jindan dan hingga saat ini sepakat bahwa beliau adalah salah seorang wali dari para awliya Allah. Dan kewalian di sisi Allah tidak mungkin dicapai oleh seseorang melainkan dengan keimanan yang kokoh dan ketakwaan yang sempurna kepada Allah sebagaimana Allah nyatakan dengan jelas di dalam ayat suci Al Qur’an. Dan bukankah kemaksiatan, ucapan dusta dan dosa besar maupun kecil adalah lawan dari pada ketakwaan?
13- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Semua saksi sejarah menyatakan kekaguman mereka kepada Al Habib Salim bin Jindan saat berbicara. Tidak pernah mengenal takut dalam menyatakan kebenaran, dalam menyatakan yang haq. Walaupun harus keluar masuk penjara, walaupun nyawa taruhannya di masa penguasa yang sangat keras.
14- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al ‘Allamah Mufti Johor Al Habib Alwi bin Thohir Al Haddad. Dalam naskah ijazah beliau kepada Al Habib Salim bin Jindan beliau menulis, “Sesungguhnya telah meminta kepadaku Ijazah As Sayyid yang terhormat, yang kokoh berprinsip, yang ditalqinkan baginya ilmu, yang diberikan kepadanya ilham, seorang yang memiliki hafalan yang sangat kuat, yang selalu meneliti ilmu, yang kritis, yang setiap hari selalu datang dengan membawa pembahasan ilmiah yang unik As Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan”.
15- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Jindan bin Novel bin Jindan pernah menyampaikan kepada saya bahwa Al Habib Ali bin Abdur Rahman Al Jufri mendengar langsung dari Al Qutb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad As Seggaf bahwa beliau mengatakan, “Tiga tokoh Alawiyyin yang merupakan keajaiban dalam hafalan dan kecerdasan, Al Habib Abdur Rahman bin Ubaidillah As Seggaf, Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad dan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan”.
16- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Berkata Al Habib Salim bin Jindan: “Amma ba’du, sesungguhnya dari sejak kanak-kanak saya telah tergila-gila dalam menelaah kitab-kitab di bidang ilmu nasab, kitab-kitab yang menjelaskan tentang suku-suku, keluarga, keturunan, leluhur bangsa-bangsa. Obsesi inilah yang mendorong saya untuk mengumpulkan berbagai sumber dan referensi yang tercerai-berai yang berkaitan tentang ilmu yang sangat unik ini”.
17- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim bin Jindan semasa hidupnya banyak mengumpulkan dan mengkoleksi kitab-kitab yang jumlahnya ratusan tentang ilmu nasab yang kesemuanya tersimpan dengan baik pada masanya di dalam perpustakaan besar beliau. Tidak hanya mengkoleksi, namun beliau membacanya, menghafalnya dan menguasainya. Beliau menulis kitab yang sangat banyak sekali tentang ilmu nasab.
18- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Saya melihat daftar isi kitab karya Al Habib Salim bin Jindan yang berjudul Mu’jam Al Awadim, dalam daftar isi tersebut dijelaskan bahwa yang menjadi topik pembahasan adalah tentang anak cucu Adam, dari sejak Nabi Adam dan seterusnya. Jilid 1 terdiri dari 1200 halaman lebih. Kemudian di akhir daftar isi beliau menulis sebagai berikut “Inilah daftar isi jilid 1 dari 16 jilid kitab yang berjudul Mu’jam Al Awaadim”. Sungguh mengagumkan sekali sosok manusia ini, jika jilid 1 terdiri dari 1200 halaman lebih maka bagaimana dengan 16 jilid? Dan saya akan tambahkan satu bait syair indah lagi kepada para peneliti bahwa sebagian besar karya tulis Al Habib Salim beliau tulis atas dasar hafalan beliau.
19- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim bin Jindan banyak melakukan perjalanan demi untuk meneliti dan mengumpulkan manuskrip dan lembaran-lembaran tua yang berisi nasab suatu keluarga tertentu. Bahkan saat menulis karya besar beliau di bidang nasab bangsa arab Hadramaut yang berjudul Ad Durr Wa Al Yaaquut, beliau hingga berangkat ke Hadramaut pada tahun 1380 H dengan tujuan salah satunya adalah mengumpulkan data secara langsung dari negeri Hadramaut.
20- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Para ulama besar secara umum dan para ahli nasab di zaman Al Habib Salim bin Jindan mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu nasab, hingga mereka memberikan gelar An Nassabah kepadanya sebagai bentuk pengakuan dan kekaguman. Di antara para ulama besar yang memberikan gelar tersebut kepadanya adalah:
Al ‘Allamah Asy Syeikh Muhammad Yasin Al Faadaani
Al ‘Allamah Muhaddits Al Haramain As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki
Seorang Ahli Nasab yang terkenal Al ‘Allamah As Sayyid Muhamad Dhiya’ bin Syahab.
21- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Dari sejarah kehidupan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan kita akan dapati bahwa sepanjang hidupnya beliau sibuk di bidang ilmu sejarah.
22- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim semasa hidupnya banyak mengumpulkan dan mengkoleksi kitab-kitab yang jumlahnya ratusan tentang ilmu sejarah yang kesemuanya tersimpan dengan baik pada masanya di dalam perpustakaan besar beliau. Tidak hanya mengkoleksi, namun beliau membacanya, menghafalnya dan menguasainya.
23- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Lebih dari ratusan tokoh penting dunia Islam pada masa Al Habib Salim bin Jindan yang beliau tuliskan biografi dan sejarah singkat hidupnya, dan secara khusus tokoh ulama Nusantara.
24- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim bin Jindan adalah salah satu orang yang memiliki andil sangat besar dalam memperkenalkan kepada ulama-ulama Timur Tengah tentang banyaknya tokoh-tokoh caliber ulama Nusantara melalui biografi-biografi mereka yang beliau tuliskan dalam karya-karyanya.
25- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Habib Salim bin Jindan banyak melakukan perjalanan demi untuk meneliti dan mengumpulkan manuskrip dan lembaran-lembaran tua sejarah Islam di Nusantara. Bahkan dalam penelitian sejarah beliau hingga berangkat ke Filipina, Bali, Lombok dan berbagai penjuru jauh lainnya. Beliau seringkali melakukan kunjungan ke keraton-keraton dan kesultanan untuk penelitian sejarah. Di antaranya kesultanan Cirebon, kesultanan Banten, dan lain sebagainya. Dan di antara pernyataan yang beliau sampaikan kepada para ulama zamannya seperti Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad Mufti Johor yang juga menyetujui pernyataan Al Habib Salim bahwa para penjajah telah melakukan perubahan-perubahan dan manipulasi sejarah Islam di Nusantara bahkan telah memalsukan banyak manuskrip tua sejarah Islam di Nusantara.
26- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Para ulama besar secara umum dan para ahli sejarah di zaman Al Habib Salim bin Jindan mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu sejarah, hingga mereka memberikan gelar Al Muarrikh kepadanya sebagai bentuk pengakuan dan kekaguman. Di antara para ulama besar yang memberikan gelar tersebut kepadanya adalah:
Al ‘Allamah As Sayyid Muhamad Dhiya’ bin Syahab ketika menulis kitabnya yang berjudul Al Imam Al Muhajir Ahmad bin Isa beliau meminta untuk berjumpa dengan Al Habib Salim bin Jindan demi untuk menggali maklumat dan informasi dari beliau sebagaimana yang telah disampaikan kepada saya oleh KH. Muhammad Syukur Ya’qub.
27- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al ‘Allamah As Sayyid Muhamad Dhiya’ bin Syahab juga menulis dalam kitabnya Ta’liqot ‘Ala Syams Adz Dzahirah hal 298 mengatakan, “Al Habib Salim bin Jindan adalah seorang Khatib dan orator ulung di acara-acara besar, dan jika berbicara maka bagaikan air yang mengalir, kuat hafalannya, sangat cepat jawabannya, jika menyampaikan suatu hadits Nabi beliau bawakan sanad dan rantaian periwayatannya dengan lengkap dari beliau sampai kepada Nabi Muhammad, dan jika suatu kejadian sejarah maka beliau jelaskan secara teliti dan terperinci, dan jika menyebutkan nama seorang tokoh dalam sejarah maka beliau sebutkan nasab tokoh tersebut dengan terperinci dan lengkap. Dan yang mengagumkan adalah bahwa itu semua beliau sampaikan dari hafalannya.
28- Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan:
Al Imam Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad Mufti Johor dalam karya-karya tulis beliau banyak menukil dan bertumpu kepada Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Di antaranya adalah kitab Al Madkhal karya Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad yan menyebutkan kekagumannya atas kecerdasan dan kesigapan Al Habib Salim di bidang ilmu nasab dan sejarah. Dan masih banyak ulama lainnya yang mengakui keunggulan beliau dalam ilmu Sejarah.