Ceramah Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz Bin Syekh Abubakar
Dalam Acara Haul Akbar Syekh Abubakar bin Salim
Cidodol, Ahad 16 November 2014/ 23 Muharram 1436 Hijriyah
Allah Yang Maha Tinggi, Yang Maha Mampu, Yang senantiasa menjadi saksi atas segala yang di lakukan hambaNya dan Allah selalu hadir. Allah Yang Pertama dan Terdahulu dan Yang Paling Abadi dan Yang Paling Terakhir. Allah Yang Dzahir dan juga Yang Bathin dan ilmuNya Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu. Allah senantiasa selalu menatap ke dalam setiap hati. Allah yang mengumpulkan orang-orang manusia yang terdahulu hingga yang akan datang untuk esok di hari kiamat. Di hari itulah Allah Subhanahu Wata’ala yang akan menghakimi, mereka menjadi hakim di antara mereka atas perbedaan yang pernah terjadi antara mereka. Dan sungguh tidak ada yang dapat mengubah hukumNya Allah Subhanahu Wata’ala. Maka di hari tersebut terbuka gamblang bagi semuanya bahwasanya hukum semuanya milik Allah satu-satunya. Dan setiap orang yang berprasangka ada hakim selain Allah Ta’ala, ada hukum yang berlaku selain dari Allah Ta’ala maka telah batal segala khayalan dan anggapan mereka.
Itu semua hanyalah sekedar ujian, Allah Ta’ala uji hamba-Nya di dalam kehidupan dunia ini. Dan kita bersaksi bahwasanya Nabi kita, Kekasih kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Beliau adalah makhluk yang paling mulia di sisi Allah dan makhluk yang paling agung kedudukannya di sisi Allah. Dengan Nabi Muhammad, Allah Ta’ala menutup segala Rasul. Allah Ta’ala agungkan Rasulullah melebihi dari segala manusia dan jin-jin beserta malaikat-malaikat. Allah Ta’ala jadikan kita dengan berkat Nabi Muhammad menjadi sebaik-baiknya ummat. Allah Ta’ala besarkan bagian dan anugerah-Nya bagi kita berkat Nabi Muhammad. Setiap orang yang mengikuti Rasul Shallallahu wa ‘ala alihi washahbihi wasallam mendapatkan bagiannya berkat cahaya Rasul Shallallahu wa ‘ala alihi washahbihi wasallam dalam setiap keadaannya.
Allah telah mengkhususkan umat ini dengan anugerah-Nya berkat nabi Muhammad yang dengannyalah menyelamatkan kita dari kegelapan dan keburukan. Dikeluarkannya kita dari kegelapan menuju cahaya Islam dan cahaya Ilmu Hikmah. Cahaya kemudahan dan keimanan dan sebaik-baiknya ajaran. Umat Muhammad saw disucikan dengan berkat Nabi Muhammad dari noda-noda kekufuran dan dari kesyirikan dan dosa-dosa besar. Beliau Nabi Muhammad adalah sang manusia yang setiap malam selalu berdiri tahajjud dan sujud untuk Allah, hingga bengkak kakinya. Beliau adalah seorang yang zuhud yang melemparkan dunia ke belakang beliau tanpa ditoleh. Beliau lah yang berbekal diri dari dunia ini seperti bekalnya seorang musafir seadanya. Beliau mengorbankan serta mencurahkan dunia itu dengan penuh kedermawanan. Dengan tangan yang demikian bagaikan embun bagaikan hujan yang demikian derasnya di dalam memberi. Beliau adalah pondasi di dalam segala perkara kebaikan dan beliau adalah pokok dalam segala perkara. Beliau menjadi awal dan akhir dari segala kebaikan. Besok di hari kiamat, para Rasul berjalan bernaung di bawah benderanya SAW. Maka betapa agung kedudukan yang dimiliki oleh Rasulullah di hari tersebut.
Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Abdurrahman, salah satu guru dari Syekh Abubakar berkata kepada ayahnya Syekh Abubakar bin Salim: “Sesungguhnya anakmu ini, Syekh Abubakar sungguh nanti Al-Qur’an sendiri yang akan datang pemahamannya kepada beliau dan kelak nanti akan datang rombongan kafilah dari Romawi datang berkunjung mengambil berkah kepada beliau”. Al-Imam Syihabuddin di masa tersebut adalah wali besar pemimpin keluarga Ba’alawi dan beliaulah yang pada hakekatnya memegang kekhalifaan yang terbesar. Saat musim ziarah Nabi Hud, beliau yang memimpin ziarah orang-orang yang menuju Nabi Hud. Ketika usianya sudah lanjut dan tidak dapat memimpin orang-orang untuk pergi berziarah pada musimnya maka beliau angkat Syekh Abubakar bin Salim mewakili beliau memimpin orang-orang berziarah. Saat itu Syekh Abubakar berusia kira-kira 20-an tahun. Al-Imam Syihabuddin berkata, ”Sungguh aku melihat di dunia ini ke Barat ke Timur, Utara-Selatan maka saya tidak dapati orang yang lebih mulia daripada Syekh Abubakar bin Salim”.
Barangsiapa yang telah dibentengi dari hal-hal yang dapat memutuskan kita dari kebaikan Allah Ta’ala dan masuk ke dalam benteng ini, maka dia akan diangkat ke derajat yang lebih tinggi dan akan dituangkan atasnya hujan rahmat dari Allah Ta’ala yang tercurah dan anugerah serta dia dipersiapkan untuk meraih kedudukan di perkumpulan yang tinggi.
Seseorang yang terjerumus ke dalam api neraka sejatinya akibat ulah lidahnya sendiri yaitu lidah tersebut berbicara melalui hawa nafsunya, atau dikarenakan dorongan ketamakan akan hal-hal duniawi, atau bersumber dari wahyunya syaithan dan jin, yang mana makhluk-makhluk busuk tersebut menghiasi hati manusia dengan syahwat-syahwat yang diharamkan oleh Allah. Makhluk-makhluk yang melakukan kebiadaban dan kekurangajaran terhadap Allah, yang menentang kepada sunnah Sayyidil Mursalin. Mereka yang mengaku memiliki kecendikiawan dan kecerdasan, namun pengakuannya tanpa kebenaran dan tanpa akal sehat. Mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak. Mereka juga menelantarkan perkara Allah Subhanahu wata’ala. Mereka mengejar keinginan untuk memerangkap kaum wanita dan kaum pemuda dan ingin menjebloskan mereka keluar dari jalan yang penuh hidayat sehingga membuat kaum wanita dan para pemuda pemudi menyukai membuka aurat. Orang tersebut mengagungkan hal-hal yang di mata Allah Ta’ala lebih hina lebih rendah daripada sayap nyamuk. Mereka menipu dengan ucapan-ucapan yang dianggap hebat dan dengan hiasan-hiasan yang sama sekali tidak langgeng dan abadi. Mereka ingin menjegal manusia agar terputus jangan sampai sanadnya bersambung hingga nabi mereka. Mereka juga membujuk rayu kepada orang-orang agar mengikuti orang-orang yang lalai dan lupa kepada Allah. Jagalah amanat antara diri kita dengan Allah. Amanat di dalam diri kita, dalam keluarga kita dan lingkungan kita. Kita diciptakan oleh Allah Ta’ala bukan untuk hal yang sia-sia.
Al Qur’an tidak diturunkan untuk ditujukan kepada manusia dengan sia-sia. Tangisan Nabi Muhammad di tengah malam untuk ummat, bukanlah untuk hal yang sia-sia. Beliau mengajak kita dan memberikan penjelasan dan juga berdo’a kepada Allah Ta’ala untuk kita dan memberikan syafaat. Itulah yang Beliau lakukan siang dan malam. Menyebarkan dakwahnya mengajak manusia kepada Allah. Mengangkat do’anya kepada Allah Ta’ala agar Allah menyayangi ummat ini. Berapa banyak kita mau mengukur tangisan yang keluar dari mata Nabi Muhammad?!.
Sungguh setiap tetes dari air mata Rasulullah berharga. Sungguh setiap tetesnya teramat agung. Apakah kita ingin berlagak melupakan tangisan dan tetesan air mata Beliau yang panjang?. Semuanya itu agar umatnya menjadi istiqamah. Semuanya agar pengikutnya tidak tertipu dengan kesesatan. Semuanya agar kita saling tolong menolong membantu dalam ketakwaan baik kaum laki-laki maupun wanita.
Apakah kita melupakan bagaimana dahulu dengan tangisan beliau dan beliau juga merasakan lapar yang panjang. Lupakah kita bagaimana Nabi Muhammad menginjak duri-duri yang sengaja diletakkan untuk menjebak beliau? Berapa banyak lobang digali agar Rasulullah terperosok di dalam lobang tersebut? Lupakah kita ketika Nabi Muhammad di hadapan Ka’bah saat tatkala beliau bersujud ditaruh kotoran hewan dan juga isi perut binatang tatkala beliau sujud ditaruh di pundak dan di belakang Beliau ? Lupakah kita saat nabi Muhammad keluar menuju kota Thaif dan beliau dilempari dengan batu, ketika beliau berhijrah menuju Madinah perjalanan yang penuh perjuangan saat menuju Madinah?
Pernahkan kita pada suatu malam tidur di dalam goa tanpa alas pun dan tanpa persiapan? Tahukah kalau Nabi Muhammad bermalam tiga malam di dalam goa itu? Beliau berkasurkan batu dan berbantalkan batu. Beliau bersabar berjuang. Beliau bersungguh-sungguh dan berjihad. Berapa banyak dalam perjalanannya beliau terkena panasnya cahaya matahari. Berapa banyak rasa lapar yang dialami dan haus yang dialami olehnya. Hingga setelah 14 hari barulah beliau sampai ke Madinah Almunawwarah. Di situlah sambutan penerimaan terhadap Rasulullah diberikan. Kaum mukminin bergembira menyambut Nabi Muhammad. Mereka mengumandangkan kalimat THOLA’AL BADRU ‘ALAINA MIN TSANIYATIL WADAA’I. Telah terbit purnama kepada kita dari bukit perpisahan. Apabila saat itu Rasulullah terbit kepada penghuni Madinah dengan jasad dan badan beliau, saat ini Rasulullah terbit di antara kita dengan membawa syariatnya.
Jangan sekali-kali kita melupakan Nabi Muhammad Al Musthafa dan perjuangan Beliau. Hadapilah dan perlakukan Rasulullah dengan hal-hal yang pantas dengan kecintaan dan kerinduan, dengan peneladanan dan melazimkan ajaran Beliau dan mengikuti petunjuk Beliau. Apabila hati seorang mukmin dapat menampung sesuatu yang tidak dapat ditampung oleh langit dan bumi maka bagaimana halnya dengan hati Nabi Muhammad.
Dikisahkan ketika Rasulullah memakan buah Anggur sepulangnya dari kota Thaif, setelah dilempari. Ketika perjalanan pulang dari kota Thaif sebagian kaum muslimin ada yang merasa iba kepada beliau. Mereka pun keluar daripada kebunnya dan mengambil dari kebunnya beberapa ranting buah anggur. Mereka memerintahkan pembantu mereka yang bernama Adas untuk menghidangkan kepada Nabi Muhammad. Addas takjub ketika mendengar Nabi Muhammad mengucap BISMILLAH saat mengambil buah anggur tersebut. Maka Addas pun juga takjub melihat wajah yang belum pernah dilihat sedemikian indahnya disertai perangai yang penuh keagungan. Maka dia berkata, ”Sungguh aku tidak pernah mendengar ucapan ini dari orang selain engkau”. Rasulullah bertanya, ”Darimana engkau berasal?”. Dijawab oleh Addas, ”Saya berasal dari Irak”. Maka Nabi Muhammad berkata, ”Itu adalah negeri saudaraku Yunus bin Matta. Saudaraku seorang sholeh Yunus bin Matta”. Addas bertanya, “Engkau kenal dengan Yunus?” Maka Nabi Muhammad menjawab bahwa ,”Aku adalah nabi sama sepertinya”. Maka Addas pun memeluk kaki Nabi Muhammad dan menciuminya. Maka dia pun memanggil majikan-majikannya dari kaum musyrikin. Utbah dan Syaibah yang merupakan anak-anak Rabi’ah. Majikannya lantas memanggil si Addas tersebut dan berkata, “ Kenapa engkau menciumi kaki orang itu?”. Dijawab oleh Addas, ”Aku nggak pernah melihat hal seperti orang ini. Dia menceritakan kepadaku tentang nabi-nabi. Dan tentang nabi yang tinggal di negeriku. Aku tidak tahu kalau ada seorang pun diantara kalian yang kenal berita ini”. Maka majikannya karena dorongan kekufuran, berkata, ”Jangan kau ikuti orang tersebut”. Nafsu-nafsu kafir yang mereka suka adalah membuat manusia untuk tidak mengikuti Nabi Muhammad.
Allah menginginkan kita untuk mengikuti Nabi Muhammad. Jika kita mengikuti Rasulullah maka akan datang anugerah dan kecintaan Allah untuk kita. Umat muslim juga harus membela Nabi Muhammad di dalam ibadah dan kebiasaan adat istiadatnya. Selain itu juga, muslimin diminta untuk meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam setiap keadaan. Jangan sampai ketika sudah terbit matahari namun ada keluarga kita walaupun kanak-kanak yang usianya sudah 7 tahun tapi masih belum bangun shalat Subuh. Ajarkan mereka untuk melaksanakan shalat berjamaah, yang merupakan ajaran dan sunnah Nabi Muhammad. Pahala shalat jamaah itu berlipat ganda 27 kali lipat dibandingkan shalat sendiran. Kita juga diperintahkan untuk membaca Al Qur’an. Al Qur’an adalah pengobatan, dan di dalamnya terdapat cahaya, dan hidayah. Pahala membaca setiap satu huruf adalah 10 hasanah. Kalimat Alif Lam Miim itu dihitung 3 huruf. Huruf ALIF satu huruf, huruf LAM satu huruf, dan huruf MIM satu huruf.
Semua amalan itu dimasukkan di dalam tabungan pahala kita. Tabungan pahal itu tidaklah sebanding dengan tabungan-tabungan yang ada di bank di dunia ini. Semua Bank-bank tersebut akan menjadi hilang dan musnah, dan kebanyakan dari mereka kembali kepada azab yang dahsyat. Kecuali orang-orang yang dirahmati Allah dan meninggal dalam taubat. Jauh daripada riba dan dari pelanggaran terhadap syariat yang terjaganya. Telah bersabda Nabi kita, sungguh riba tersebut jenisnya terdapat 70 sekian jenis, dari praktek riba yang 70 sekian tadi, yang paling minimal dosanya sama seperti dosa seseorang berzinah dengan ibunya sendiri. Maka sungguh hal tersebut teramat keji dan menakutkan.
Allah Ta’ala tidak menyebutkan, Allah dan RasulNya tidak menyebutkan peperangan terhadap pelaku kemaksiatan kecuali orang yang melakukan dua jenis maksiat. Yang PERTAMA yang melakukan praktek RIBA diperangi. Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman taqwalah takutlah kalian kepada Allah dan jauhi daripada perbuatan RIBA jika kalian beriman. Apabila hal tersebut tidak kalian lakukan maka dinyatakan perang dari Allah dan Rasul-Nya terhadap kalian”.
Maksiat yang KEDUA adalah dengan memusuhi para wali-wali, Allah Ta’ala berfirman di dalam Hadits Qudsi, “Bahwasanya barangsiapa yang memusuhi satu orang dari wali-wali-KU maka AKU nyatakan perang dengan orang tersebut”.
Berapa banyak keburukan, peperangan, kerusuhan , kekacauan yang menyebar di dunia ini di kalangan ummat semuanya ini setelah menyebarnya praktek-praktek RIBA dan juga permusuhan terhadap para wali-wali Allah. Orang-orang yang tidak mengerti tersebut mengingkari terhadap para wali-wali Allah dan hal-hal sunnah yang bersumber daripada AlKitab dan Sunnah . Mereka menamakan kelakuan yang dilakukan oleh para wali-wali dari kitab dan Sunnah tersebut sebagai BID’AH bahkan ada yang mengatakan itu SYIRIK. Sesungguhnya di antara BID’AH yang paling besar di dalam ummat ini ialah manakala mereka mengucapkan kata-kata yang kurang ajar terhadap para wali-walinya Allah dan juga dengan mengucapkan perkataan yang tanpa didasari ilmu.
Mereka ingkar terhadap orang-orang yang membaca surat YAASIN. Apakah ada SUNNAH yang mengingkari pembacaan Alqur’an? Mereka ingkar, tidak suka kalau ada orang yang membaca Al Qur’an di dekat kuburan. Apakah ada hal tersebut di dalam kitab dan sunnah yang mengajarkan untuk ingkar? Ilmu darimana sumbernya ini? Kemana dia berdasarkan dan bersandar? Darimana asalnya ilmu tersebut?
Nabi Muhammad sebagai Sang pengajar Sunnah, hanya mengharamkan pembacaan Al-qur’an untuk dibaca oleh orang yang dalam keadaan junub, janabah ataupun sedang dalam hadats besar ataupun dalam keadaan haid. Maka darimanakah dasarnya mereka mengharamkan orang-orang yang membaca Al Qur’an selain daripada keadaan yang disebutkan tadi, dan kemudian menyebutnya sebagai perbuatan BID’AH? Barangsiapa yang mengharamkan dan mengingkari pembacaan Al Qur’an manakala dibaca oleh orang-orang yang TIDAK dalam keadaan hadas besar atau dalam keadaan datang bulan sesungguhnya mereka adalah pelaku bid’ah sebenarnya. Al Qur’an itu besok datang di hari kiamat sebagai pembawa syafaat bagi orang-orang yang melazimkan dan membacanya. Orang-orang yang menjadikan Al Qur’an di depannya, maka Alqur’an akan memimpin dia menuju surga. Barangsiapa yang menjadikan Al Qur’an di belakangnya maka Al Qur’an akan mendorong dia ke dalam api neraka.
Ajaran Rasulullah lainnya adalah shalat sunnat Witir dan shalat sunnat Dhuha. Syekh Abubakar bin Salim dari kecil tidak pernah meninggalkan shalat Dhuha dan Witir secara sempurna, shalat Witir sebelas rakaat dan Dhuha delapan rakaat. Upayakan agar kita senantiasa melazimkannya walau tiga rakaat sholat witir. Nabi kita nabi Muhammad berkata, “Witir itu sungguh suatu ketetapan, barangsiapa yang tidak sholat Witir maka dia bukan bagian dari kami”. Selain itu juga upayakan untuk senantiasa melazimkan sholat Dhuha walaupun dua rakaat. Diriwayatkan oleh Imamul Muslim bahwasanya Nabi Muhammad bersabda, ”Sungguh setiap persendian yang kita miliki wajib kita bayar sedekahnya. Maka dengan kita setiap kali bertasbih itu pembayaran sedekah, setiap takbir sedekah dan setiap ucapan Laailaha illallah sedekah, setiap ucapan Hamdalah sedekah, setiap amar ma’ruf sedekah dan juga pencegahan dari kemungkaran itupun ditulis sedekah”.
Sholat Dhuha dua rakaat yang kita kerjakan dapat menebus tugas sedekah dari seluruh tubuh ini. Selain itu sholat Dhuha juga menjadi sebab terjaganya manusia dari godaan syaithan dan tidak akan diganggu oleh kaum Jin. Orang-orang yang sering terkena gangguan jin itu disebabkan mereka tidak melaksanakan shalat Dhuha dan tidak membaca wirid dan dzikir. Adapun orang-orang yang melakukan perbuatan sihir, maka orang-orang tersebut biasanya meninggalnya dalam keadaan su’ul khatimah atau di luar Islam. Kalaupun dia hidup di muka dunia ini, dia hidup dalam keadaan susah dan dalam keadaan sulit dan akan mendapat azab di akhirat yang lebih dahsyat lagi.
Jika kita ingin menolak bala’, tolaklah bala’ dengan sedekah. Sungguh sesuap sedekah itu menolak bala dan musibah. Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian bersedekah di pagi hari sebab bala apabila mau datang tidak dapat melompati dan mendahului sedekah itu”. Disebutkan oleh Al Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf bahwa di antara orang-orang baik, kaum shalihin yang ada di kota Seiwun mereka sudah menyiapkan sedekah mereka dari malam, ketika masuk Subuh, mereka berpesan kepada anggota keluarganya agar sedekahnya untuk disiapkan dan begitu adzan Subuh, maka dikeluarkanlah sedekah tersebut. Mereka sholat subuh di masjid hingga kemudian kembali sehabis shalat Dhuha ke rumahnya setelah dia dari masjid.
Ada sebuah kisah tentang orang soleh tersebut, suatu kali dirinya mendapat kabar dari seseorang yang disuruh keluarganya bahwa anaknya terjatuh dan tulangnya patah. Maka dia bilang kepada orang yang dikirim tersebut, “Bilang sama keluarga saya, coba dicek jangan-jangan sedekah yang tadi Subuh belum dikeluarkan. Kalau sudah dikeluarkan nggak mungkin bala’ musibah akan datang”. Maka keluarganya berkata, “Iya betul kita lupa daripada sedekah yang harus dikeluarkan itu”. Maka orang sholeh tersebut berkata, ”Sekarang segera keluarkan sedekah tersebut nanti sehabis shalat Dhuha kita lihat untuk kesembuhan anak tersebut bagaimana”. Maka datang kelembutan dari Allah Ta’ala dan anak tersebut pun menjadi sehat lagi.
Diriwayatkan tentang seorang wanita dari kaum Bani Israel. Tatkala dia hampir memakan suapan terakhir makanannya, tiba-tiba ada seorang yang meminta makanannya tersebut, maka dia berikan makanannya kepada fakir miskin yang meminta itu. Beberapa hari setelah kejadian itu datang seekor serigala menerobos ke dalam rumahnya dan membawa anak bayinya dan dibawa lari ke hutan. Wanita itu menjerit mengejar serigala itu dengan kalang kabut dan berkata, “Anakku..anakku!”. Tiba-tiba ada seseorang yang menghentikan serigala tersebut dan mengeluarkan anak wanita itu dari mulut serigala tadi kemudian anak tersebut diusap sehingga gigitan serigala tadi tidak berbekas dan tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali. Anak itu kemudian diberikan kepada si ibu. Wanita tersebut kemudian bersyukur kepada Allah dan bertanya, “Siapa gerangan engkau yang telah menyelamatkan anakku?”. Jawabnya, “Aku adalah seorang Malaikat dimana sebelumnya aku berada di langit ke empat. Ketika serigala menyerang anakmu maka Allah Ta’ala berkata kepadaku, ”Segera turun dan ambil anak tersebut dari mulut serigala itu dengan izin-KU dan juga usap hingga sembuh dengan izin-KU dan katakan kepada si ibu bahwasanya suapan dibalas dengan suapan”. Engkau sudah memberikan suapan sedekah kepada seorang miskin, nah ini sekarang kami kembalikan suapan serigala yang akan memakan anakmu kami kembalikan kepada engkau”.
Selain itu jagalah mata kita hingga mata tersebut kalau terjaga dapat melihat wajah Nabi Muhammad. Jangan gunakan mata kita untuk melihat aib dan aurat orang lain atau untuk melihat gambar-gambar yang diharamkan. Allah mengetahui pengkhianatan yang dilakukan oleh mata dan hal-hal yang disembunyikan oleh hati. Pandanglah kepada wajah kaum mukminin dengan pandangan rahmat dan kasih sayang.
Allah Ta’ala menciptakan wajah-wajah di muka bumi ini dari makhluk-makhlukNya. Allah Ta’ala jadikan dari wajah-wajah mereka yang menatap wajah-wajah tersebut dia meraih keberuntungan dari Allah, keberuntungan yang tidak mengenal kerugian lagi setelahnya selamanya. Nabi Muhammad telah menceritakan makna ini kepada kita. Disebutkan oleh Rasulullah bahwasanya ketika seseorang melakukan pertempuran peperangan berjihad di jalan Allah, namun kemenangan tak kunjung datang. Mereka kemudian mencari solusi bagi kemenangan dengan mencari Ridho-Nya Allah untuk mereka menang dan mendapatkan kemenangan. Maka solusi yang mereka cari untuk kemenangan mereka umumkan di kalangan pasukan, “Apakah ada di antara kalian yang pernah melihat Rasulullah? Adakah diantara kalian sahabat Rasulullah yang masih hidup dan tersisa di dalam pasukan ini?”. Tatkala diketahui bahwasanya mereka masih tersisa beberapa orang, maka mereka dimajukan, mereka dihormati dan dimuliakan. Maka dengan berkat mereka, Allah Ta’ala berikan kemenangan kepada mereka.
Di tahun-tahun berikutnya lagi terjadi kejadian yang sama dalam sebuah jihad. Mereka pun juga lambat tak kunjung meraih kemenangan. Lantas ditanyalah di tengah pasukan, “Apakah ada diantara kalian orang yang pernah melihat orang yang pernah melihat Rasulullah yakni para Tabi’in dan sahabat ?”. Tatkala dikatakan ada, maka diajukanlah mereka dan dikedepankan dan dengan berkat para Tabi’in itulah mereka mendapat kemenangan.
Kemudian datang lagi generasi berikutnya. Mereka pun juga tak kunjung dapat kemenangan dalam jihad. Maka ditanya, “Apakah ada di antara pasukan ini orang yang pernah melihat Tabi’in yang pernah melihat sahabat yang melihat Rasulullah?”. Sungguh beruntung orang yang pernah melihat mereka atau melihat orang yang pernah melihat mereka.
Ketahuilah bahwa bala’, musibah atau fitnah yang datang itu mempunyai tenggat waktu. Fitnah-fitnah ini akan mencapai tenggat waktunya dan tidak akan melebihi dari masa tersebut. Sesungguhnya yang haq dan yang kebenaran akan bermunculan di Barat dan di Timur. Cahaya Allah ta’ala akan menyebar di seluruh penjuru dunia dan akan dimenangkan oleh Nabi Muhammad. Kemenangan yang mulia, dimana dengan kemenangan tersebut Allah Ta’ala akan muliakan kaum Shodiqin di masa itu dan di masa tersebut Allah Ta’ala akan hinakan orang-orang yang hina dan orang-orang yang memiliki tujuan yang hina. Semoga Allah Ta’ala tidak hinakan kita di dunia maupun akhirat. Amiin…
براك الله