Bahwa tanggung jawab besar dan utama yang benarbenar harus diperhatikan adalah tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya sebagai individu-individu yang berhak menerima pengarahan, pengajaran, pendidikan, perlindungan, kasih sayang, dan berbagai aspek lainnya.
Tanggung jawab ini dimulai sejak masa sebelum kelahiran sampai berangsur-angsur anak mencapai masa analisa, pubertas dan sampai menjadi dewasa dan sanggup memikul segala kewajiban. Tidak diragukan lagi, bahwa apabila seorang pendidik, bapak dan ibunya melaksanakan tanggung jawabnya secara sempurna dan menjalankan hak-haknya dengan penuh amanah dan sesuai dengan tuntutan Islam, berarti ia telah mengarahkan usahanya untuk membina individu umat dengan segala kekhususan dan keistimewaan. Berarti juga telah menciptakan kondisi keluarga saleh dengan segala kekhususan dan keistimewaannya. Kemudian, disadari maupun tidak, berarti ia telah ikut andil di dalam membina dan menciptakan masyarakat serta keluarga yang saleh.
Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima. Manusia adalah milik Allah SWT, maka mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT.
Dalam surat At-Tahrim disebutkan :
يَا أَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ ناَرًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….” (QS. At-Tharim : 6)
Firman Allah SWT dalam surat An-nisa’ ayat 9 :
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوْا اللهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS.An-nisa : 9)
Menjaga diri artinya setiap orang yang beriman harus dapat melakukan self education dan melakukan pendidikan terhadap anggota keluarganya untuk menta ‘ati Allah dan Rasul-Nya. Suatu hal yang mustahil bila seseorang yang tidak berhasil mendidik diri sendiri akan dapat melakukan pendidikan kepada orang lain. Karena itu, untuk dapat menyelematkan orang lain harus lebih dahulu menyelamatkan dirinya sendiri dari api neraka. Tidak ada seseorang yang tenggelam yang mampu menyelamatkan orang lain yang sama-sama tenggelam.
Tanggung jawab untuk menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya termasuk anak-anaknya melalui pendidikan Islam telah ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ, فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ (رواه البيهقى)
Artinya: “Tiap-tiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya (mengakibatkannya) yahudi, nashrani dan majusi.” (HR. Baihaqi)
Pengertian fitrah dalam hadits ini adalah sikap bertauhid kepada Allah SWT, sejak manusia dalam alam arwah telah melakukan perjanjian dengan Allah SWT untuk beriman dan bertauhid kepada-Nya, maka orang tuanya yang bertanggung jawab untuk memelihara perjanjian ini sampai anak mampu menemukan dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Di antara hadits-hadits Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang berkaitan dengan tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah:
الرَّجُلُ رَاعٍ فِى أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ, وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْخِهَا وَمَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا (رواه الخارع و مسلم)
Artinya: “Seorang laki-laki adalah penggembala di dalam keluarganya dan ia bertanggung jawab terhadap gembalaannya. Dan seorang wanita adalah penggembala di dalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap gembalaannya itu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
عَلِّمُوْا أَوْلاَدَكُمْ وَأَهْلِكُم الْخَيْرَ وَأَدِّبُوْهُمْ (رواه عبدالرزاق و سعد بن منصور)
Artinya: “Ajarkanlah kebaikan itu kepada anak-anak kamu dan keluarga kamu dan didiklah mereka.” (HR. Abdurrazzaq dan Said bin Mansur)
Sumber : Pendidikan Anak Dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani