Dalam bab ini kami akan membahas tentang ajakan (dakwah) kepada Allah swt, dan ajakan kepada agama dan jalan-Nya. Juga tentang perintah, keutamaan, dan anjuran untuk melaksanakan dakwah. Di dalamnya juga terdapat peringatan tentang masalah-masalah penting dan manfaat yang banyak.
Allah Yang Maha Mulia dan Agung, Maha Kuat dan Perkasa mewahyukan dalam Kitab-Nya mulia dan nyata kepada Rasul-Nya yang jujur dan terpercaya:
اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah dengan mereka dengan cara yang baik.” (Qs. an-Nahl ayat: 125.)
قُلْ هٰذِهِ سَبِيْلِيْ اَدْعُوْ اِلَى اللّٰهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ اَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا اَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنِ
Artinya: “Katakanlah; Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf ayat: 108)
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat ayat: 33)
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ إِلىَ الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاُولٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran ayat: 104)
Ajakan kepada Allah swt, serta kepada jalan, agama dan ketaatan kepada-Nya adalah sifat dan kebiasaan para nabi dan rasul. Mereka diutus, diperintahkan dan diberi wasiat untuk melaksanakan dakwah. Dan karena dakwah ini pula maka pewaris mereka dari kaum ulama yang beramal, para wali dan kaum sholihin dari hamba Allah yang beriman, mengikuti dan meneladani mereka. Mereka dalam setiap keadaan, zaman dan waktu akan senantiasa mengajak manusia ke jalan Allah swt dan mengajak mereka melakukan ketaatan kepada-Nya dengan ucapan dan perbuatan dibarengi dengan usaha dan upaya sungguh-sungguh demi meraih ridha Allah swt. karena kasih sayang mereka kepada hamba Allah swt, dan demi mengharap balasan Allah swt, dan meneladani Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam:
مَنْ دَعَا اِلَى هُدًى كَانَ لَهٗ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنِ اتَّبَعَهٗ لَا يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا اِلَى ضَلَالَةٍ فَعَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ اٰثَامِ مَنِ اتَّبَعَهٗ لَا يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ اٰثَامِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka untuknya pahala seperti pahala orang yang meneladinya tanpa mengurangi pahala sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Ibnu Majjah, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan ad-Darimi meriwayatkan dengan matan yang sedikit berbeda.)
الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
Artinya: “Seseorang yang memberi petunjuk kepada kebaikan seperti pelakunya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Ayat-ayat, hadits, dan atsar tentang perintah dakwah kepada Allah swt dan jalan-Nya serta keutamaan dari semua itu ada banyak dan masyhur. Setiap riwayat mengenai keutamaan menyebarkan ilmu dan mengajarkannya, memberikan nasihat dan peringatan, bahkan keutamaan jihad di jalan Allah swt serta keutamaan mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran termasuk dan tercakup dalam keutamaan dakwah mengajak kepada Allah swt dan jalan-Nya. Kesemuanya itu merupakan jenis dan bagian dari dakwah. Barangsiapa meninggalkan dakwah kepada Allah swt dan agama-Nya, sedangkan ia adalah seseorang yang memiliki keahlian dan kemampuan untuk itu, maka ia termasuk ke dalam kelompok orang yang menyembunyikan penjelasan dan petunjuk yang diturunkan oleh Allah swt. Perbuatan semacam ini diancam dengan azab yang pedih dan celaan yang keras dari Allah swt.
إنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولٰئِك يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluk yang dapat melaknati.” (Qs. al-Baqarah ayat: 159.)
Ad-Da’wah at-Tammah Wa at-Tadzkirah al-Ammah Karya Alhabib Abdullah bin Alwi Al Haddad