Gejala suka mencela dan mencemooh pun merupakan gejala buruk yang tersebar di tengah-tengah anak-anak dan masyarakat yang jauh dari petunjuk Al-qur’an dan pendidikan Islam. Ada beberapa faktor yang menimbulkan gejala buruk ini, yaitu :
Pertama, adanya teladan yang buruk, apabila anak selalu mendengar kalimat-kalimat buruk, celaan dan katakata munkar, maka sudah barang tentu anak akan meniru kalimat-kalimat itu dan membiasakan diri dengan kata-kata kotor. Pada akhirnya anak akan mengeluarkan kata-kata keji dan kotor.
Kedua, karena pengaruh pergaulan yang rusak, apabila anak dibiarkan bermain di jalanan dan bergaul dengan temanteman yang tidak baik dan rusak, maka secara alami anak akan mempelajari bahasa kutukan, celaan dan penghinaan dari teman-temannya. la akan mengambil perkataan, kebiasaan dan akhlak buruk, kemudian ia tumbuh dewasa atas dasar pendidikan dan moralitas yang sangat buruk.
Untuk semua ini wajib bagi para bapak, ibu dan pendidik untuk memberikan tauladan yang baik kepada anak-anak, baik dalam keindahan bahasa maupun kelunakan lisannya. Di samping itu, wajib mencegah anak-anak agar tidak bermain di jalanan dan bergaul dengan teman-teman nakal dan jahat. Sehingga mereka tidak akan terpengaruh oleh penyimpangan dan kebiasaan-kebiasaan buruk. Selanjutnya, pendidik harus menjelaskan kepada anak akan akibat yang ditimbulkan dari kecerobohan lisan, yakni dapat menghancurkan kepribadian, menjatuhkan wibawa, dan menanamkan kebencian serta kedengkian di tengah-tengah masyarakat.
Akhirnya para pendidik wajib mengajarkan kepada anak-anak hadits-hadits yang berisi larangan mencela atau mengutuk, dan menjelaskan dosa apa yang telah dipersiapkan Allah SWT untuk orang yang suka menyebar kekejian dan selalu mengutuk.
Sumber: Pendidikan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani