Kemudian lanjutkanlah dengan do’a yang telah dipesankan oleh rasulullah Shallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam kepada putrinya Fatimah :
يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ يَاذَااْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَمِ لاَاِلٰهَ الاَّ اَنْتَ بِرَحْمَتِكَ أسْتَغِيْثُ وَمِنْ عَذَابِكَ أَسْتَجِرُ لاَتَكِلْنِى اِلَى نَفْسِى وَلاَاِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ بِمَاأَصْلَحْتُ بِهِالصَّالِحِيْنَ
Wahai Tuhan yang hidup dan berdiri sendiri yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau. Dengan rahmatMu. saya minta tolong, dan dari siksaanMu saya berlindung, janganlah Engkau serahkan diriku kepada nafsuku, meskipun hanya secepat pandangan mata, dan perbaikilah semua urusan saya, sebagaimana engkau memperbaiki urusan hamba-hambaMu yang shaleh.–
Sesudah itu bacalah do’a yang biasa dibaca oleh nabi Isa AS.
اللّٰهُمَّ أِنِّى أَصْبَحْتُ لاَأَسْتَطِيْعُ دَفْعَ مَاأَكْرَهُ وَلاَأمْلِكُ نَفْعَ مَا أَرْجُوْ وَأَصْبَحَ اْلأَمْرُبِيَدِكَ لاَبِيَدِ غَيْرِكَ وَأَصْبَحْتُ مُرْتَهِنًا بِعَمَلِى فَلاَ فَقِيْرَ أَفْقَرَ مِنِّى اِلَيْكَ وَلاَغَنّىِ أَغْنٰى مِنْكَ عَنّىِ. اللّٰهُمَّ لاَتُشْمِتْ بِى عَدُوِّىْ وَلاَ تَسُؤْبِى صَدِيْقِ وَلاَتَجْعَلْ مُصِيْبَتِى فِى دِيْنِى وَلاَتَجْعَلِ الدُّنْيَاأَكْبَرَ هَمِّى وَلاَمَبْلَغَ عِلْمِى وَلاَتُسَلِّطْ عَلَىَّ بِذَنْبِى مَنْ لاَيَرْحَمُنِى.
Ya Allah, sesungguhnya saya tidak mampu menolak sesuatu yang tidak saya sukai dan tidak dapat menggapai kebaikan yang saya harapkan, semua persoalan itu telah berada dalam kekuasaanMu, bukan berada pada kekuasaan selainMu. Saya telah menjadi terikat oleh amal perbuatan saya sendiri. Tidak ada orang yang fakir melebihi saya dan tidak ada orang yang lebih kaya dari pada Engkau. Ya Allah. janganlah Engkau membahagiakan musuh-musuh saya. Janganlah Engkau menyusahkan teman-teman saya, janganlah Engkau menjadikan musibah saya dalam soal agama saya. Janganlah Engkau jadikan dunia (harta) sebagai puncak tujuan ilmu saya, dan janganlah orang-orang yang tidak mempunyai rasa belas kasihan menjadi penguasa yang menguasai urusan saya, sebab dosa-dosa saya.
Sesudah itu berdo’alah dengan do’a-do’a yang engkau sukai dari do’a-do’a yang terkenal, dan hafalkanlah do’a-do’a yang telah saya kumpulkan didalam kitab Ihya’ Ulumuddin.
Hendaklah engkau membagi waktu-waktumu, seusai sholat subuh hingga terbit matahari, menjadi empat bagian / tugas.
Pertama, adalah untuk berdo’a,
Kedua, berdzikirdan bertasbih. Dalam berdzikir dan bertasbih ini hendaklah engkau memakai tasbih.
Ketiga, membaca Al-Qur’an, dan
keempat, adalah berfikir. Dalam berfikir ini hendaklah engkau memikirkan dosa-dosa, keteledoran dalam menjalankan ibadah kepada Allah, dan keberanianmu menghadapi siksaan Allah yang sangat pedih dan kemurkaanNya yang luar biasa.
Selain itu, engkau harus mengatur waktu dengan menentukan wirid-wirid (bacaan-bacaan) yang akan engkau di sepanjang hari. Tujuannya untuk menyempurnakan wiridan-wiridan yang tidak terbaca, karena keteledoranmu dan untuk menjaga diri agar tidak berbuat sesuatu yang mendatangkan kemurkaan Allah.
Disamping itu. hendaklah engkau berniat tidak akan menyibukkan diri, di sepanjang hari kecuali untuk ta’at kepada Allah SWT atau berniat dalam hati akan menjalankan ketaatan sekuat-kuatnya. Disamping itu. hendaklah engkau memiliki pekerjaan baik yang paling mulia. Hendaklah engkau berfikir cara mempersiapkan kemudahan-kemudahan dalam menjalani ketaatan.
Dan janganlah engkau lupa berfikir tentang dekatnya ajal dan kedatangan maut yang merenggut nyawa dan memutus semua harapan, yang datang diluar rencana serta kerugian dan penyesalan bagi seseorang yang lelah tertipu oleh syetan. karena lupa memikirkan mati.
Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi – H.M. Fadhlil Sa’id An-Nadwi