A. Jangan Tenggelam dalam Angan-angan
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam Bersabda kepada Abdullah bin Umar,
إذا اصبحت فلا تحدث نفسك بالمساء وإذا امسيت فلا تحدث نفسك بالصباح وخذ من صحتك قبل شقامك ومن حياتك قبل موتك فإنك لا تدري يا عبدالله مااسمك غدا
“Jika kamu sedang berada pada pagi hari, janganlah kamu berbicara kepada dirimu sendiri tentang petang hari nanti. Jika kamu sedang berada pada petang hari, janganlah kamu berbicara kepada dirimu sendiri tentang pagi hari. Jadikan hidupmu sebagai modal untuk menghadapi kematianmu, dan jadikan sehatmu sebagai modal untuk menghadapi sakitmu. Sesungguhnya kamu, wahai Abdullah, besok sudah tidak tahu siapa namamu.” (HR. Ibnu Hibban)
Diriwayatkan oleh Ali karramallahu wajhahu, sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:
“Ada dua hal yang paling aku takuti menimpa kalian; yaitu menuruti nafsu, dan banyak angan-angan. Sesungguhnya menuruti nafsu itu dapat menghalangi dari kebenaran, dan banyak angan-angan itu sama dengan mencintai dunia”.
Selanjutnya beliau bersabda lagi:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai maupun yang dibenci-Nya. Jika mencintai seorang hamba Allah memberinya iman. Ingat, sesungguhnya agama itu mempunyai anak-anak, dan dunia juga mempunyai anak-anak. Jadilah kamu termasuk anak-anak agama, dan janganlah kamu menjadi anak-anak dunia. Ingat, sesungguhnya dunia itu bergerak pergi. Ingat, sesungguhnya akhirat itu bergerak datang. Ingat, sesungguhnya kalian berada pada zaman untuk beramal, bukan pada zaman untuk dihisab. Dan ingat, sesungguhnya kalian hampir tiba pada zaman untuk dihisab yang sudah tidak berlaku amal.” (HR. Ibnu Abi Dun-ya)
Ummu al-Mundzir menuturkan, “Pada suatu sore Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam muncul di tengah-tengah para sahabat, lalu beliau bersabda:’Wahai manusia, apakah kalian tidak merasa malu kepada Allah?’ Mereka bertanya, ‘Kenapa kami harus merasa malu, ya Rasulullah?’ Beliau bersabda:’Kalian mengumpulkan sesuatu yang tidak kalian makan, kalian mengangankan sesuatu yang tidak bisa kalian jangkau, dan kalian membangun sesuatu yang tidak kalian tempati.’” (HR. Ibnu Abi Dun-ya).
Abu Sa’id al-Khudri meriwayatkan, “Usamah bin Zaid membeli seorang budak perempuan dari Zaid bin Tsabit seharga seratus dinar dengan pembayaran tempo satu bulan. Lalu aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:’Apakah kalian tidak heran terhadap Usamah yang haru membayar sampai sebulan setelah ia membeli barang? Usamah sungguh panjang angan-angannya. Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, setiap saat aku merasa yakin bahwa sepasang kelopak mataku tidak akan terkatup kembali sebelum Allah mencabut nyawaku, atau aku bisa membukanya kembali dengan keyakinan bahwa aku akan bisa menutupnya sekali lagi sebelum mati. Setiap kali memakan sepotong daging aku selalu berpikir bahwa aku tidak akan bisa menelannya sampai maut mencekikku.’
Selanjutnya beliau bersabda:
’Wahai anak cucu Adam, jika kalian berakal, maka anggaplah diri kalian termasuk orang-orang yang sudah mati. Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, “Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti akan datang, dan kamu sekalian tidak akan pernah bisa melepaskan diri.”(HR. Ibnu Abi Dunya dan ath-Thabrani)
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali