Diriwayatkan oleh Abu Umamah, ia berkata, “Aku pernah melihat Anas bin Malik ziarah ke makam Nabi Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam la berdiri sambil mengangkat kedua tangannya, sehingga aku mengira ia akan shalat. Lalu ia mengucapkan salam kepada beliau, kemudian ia pergi.”
Aisyah r.a. berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam Bersabda:
مامن رجل يزور قبر اخيه ويجلس عنده الا استأنس به ورد عليه حتى يقوم
“Setiap orang yang berziarah ke kubur saudaranya dan duduk di dekatnya, niscaya hal itu akan menyenangkan saudaranya dan ia akan membalas mendoakannya sampai orang itu berdiri.” (HR. Ibnu Abi Dun-ya dan Ibnu Abdil-Barr)
Sulaiman bin Suhaini berkata, “Aku pernah bermimpi melihat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, orang-orang mendatangi Anda dan mengucapkan salam kepada Anda. Apakah Anda mendengar salam mereka?’ Beliau menjawab, ‘Ya. Dan aku membalas salamnya.’”
Abu Hurairah berkata, “Apabila seseorang melewati kubur orang lain yang dikenalnya lalu ia mengucapkan salam kepadanya, maka orang lain itu akan menjawab salamnya dan mengenalnya. Dan jika ia melewati kubur orang lain yang tidak dikenalnya serta mengucapkan salam kepadanya, maka orang lain itu akan menjawab salamnya saja.”
Seorang dari keluarga besar Ashim al-Jahdari bercerita, “Aku bermimpi melihat Ashim dua tahun setelah ia meninggal. Aku bertanya kepadanya, ‘Bukankah Anda sudah meninggal?’ Ia menjawab. Benar!’
‘Lalu di mana Anda sekarang?’ kataku lagi.
Ia menjawab, ‘Demi Allah, aku berada di salah satu taman surga. Bersama beberapa temanku setiap malam Jum’at dan pagi harinya kami berkumpul di sekeliling Abu Bakar bin Abdullah al-Mazani. Kami menerima berita tentang kalian.’
Aku bertanya, ‘Jasad atau arwah-arwah kalian yang berkumpul?’
Ia berkata, ‘Jasad-jasad kami lelah rusak, tak mungkin bisa bertemu. Yang bertemu adalah arwah-arwah kami.’
‘Apakah Anda tahu kalau kami menziarahi Anda?’tanyaku kembali.
Ia menjawab, ‘Ya! Kami tahu itu setiap petang hari Jum’at, sepanjang hari Jum’at, dan hari Sabtu menjelang terbenamnya matahari.’
Aku bertanya lagi, ‘Kenapa tidak setiap hari?’
Ia menjawab, ‘Berkat keutamaan dan keagungan hari Jum’at.’”
Muhammad bin Wasi’ biasa berziarah pada hari Jum’at. Seorang temannya berkata, “Kenapa Anda tidak menundanya hari Senin?” Ia menjawab, “Aku dengar orang-orang yang sudah mati itu tahu orang-orang yang menziarahi mereka pada hari Jum’at, hari Kamis (malam), dan hari Sabtu.”
Adh-Dhahhak mengatakan, “Barangsiapa berziarah kubur sebelum terbit matahari pada hari Sabtu, si mayat yang diziarahi mengetahuinya.” Ada seorang bertanya, “Bagaimana bisa begitu?” Ad-Dhahhak menjawab, “Karena kedudukan hari Jum’at.”
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali