Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas r.a., bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam pernah buang air kecil lalu beliau melakukan tayamum. Ia lalu berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, bukankah ada air di dekat Anda?” Beliau bersabda:”Bagaimana aku bisa tahu? Boleh jadi aku tidak dapat menjangkau nya.”
Pada suatu hari Rasulullah mengambil tiga batang ranting kayu. Beliau meletakkan yang sebatang di hadapannya, yang sebatang lagi disebelahnya, dan yang sebatang lagi agak jauh darinya. Lalu beliau bertanya, “Kalian tahu, apa artinya ini?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Beliau bersabda:”Yang ini manusia, yang ini ajalnya, dan yang itu adalah angan-angan yang selalu dikejar-kejar oleh manusia. Akan tetapi ajal keburu menjemputnya sebelum tercapai angan-angannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Dun-ya)
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salambersabda:
مثل ابن ادم والى جنبه تسعة وتسعون منية ان اخطأته المنايا وقع فى الهرام
“Perumpamaan manusia itu seakan-akan dikepung oleh sembilan puluh sembilan macam sebab kematian. Dan bilamana ia mampu lolos dari semttanya, ia pasti tidak bisa mengelak dari kepikunan.” (HR. At-Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud r.a. meriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam membikin garis persegi empat. Beliau menarik garis pada pusatnya, lalu menarik garis-garis lain pada sisinya, dan menarik sebuah garis lain di luarnya. Beliau bersabda:”Kalian tahu, apa ini?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Sambil menunjuk garis yang ada di tengah-tengah beliau bersabda:”Ini adalah manusia, dan ini adalah ajal yang mengelilinginya.” Kemudian sambil menunjuk pada garis-garis yang mengitarinya beliau bersabda:”Dan ini adalah peristiwa-peristiwa yang mengancam. Jika lolos dari yang satu, ia akan terkena oleh yang lain. Dan garis di luar ini adalah angan-angannya.” (HR. Bukhari)
Anas berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:
“Anak cucu Adam itu bisa menjadi pikun, dan ada dua hal yang menyertainya, yakni keserakahan dan angan-angan.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain disebutkan,
“... dan ada dua hal bersamanya yang lelap muda; yaitu keserakahan terhadap harta dan keserakahan terhadap usia.”
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:
نجا اول هذه الامة باليقين والزهد ويهلك اخر هذه الامة بالبخل والامل
“Golongan pertama dari umat ini selamat karena keyakinan dan zuhud. Dan golongan terakhir dari umat ini binasa karena kekikiran dan angan-angan.” (HR. Ibnu Abi Dun-ya)
Dalam sebuah riwayat disebutkan, pada suatu hari Nabi Isa a.s. duduk di dekat seorang kakek yang tengah menggali tanah dengan cangkul. Ia berdoa, “Ya Allah, tolong kembalikan angan-angan kepadanya.” Seketika sang kakek meletakkan cangkulnya lalu berbaring. Satu jam kemudian, ia berdoa lagi, “Ya Allah, tolong kembalikan angan-angan kepadanya.” Seketika sang kakek bangkit dan meneruskan pekerjaannya. Ketika ditanya oleh Nabi Isa tentang apa yang terjadi, sang kakek menjawab, “Ketika sedang mencangkul, jiwaku berbisik, ‘Berapa lama lagi kamu akan bekerja? Padahal saat ini kamu sudah cukup tua.’ Itulah sebabnya tadi seketika aku meletakkan cangkulku dan berbaring. Kemudian jiwaku berbisik lagi kepadaku, ‘Demi Allah, betapapun kamu harus tetap mempertahankan hidup.’ Itulah sebabnya tadi aku lalu bangkit kembali memegang cangkul.”
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali