Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:
مثل الدنيا كمثل ثوب شق من اوله الى اخره فبقي متعلقا بخيط فى اخره غيوشك ذلك الخيط ان ينقط
“Perumpaan dunia itu seperti perumpamaan selembar pakaian yang terkoyak dari satu ujung ke ujung yang lain. Pakaian itu digantung dengan benang yang diikatkan pada bagian ujung yang terakhir, sehingga benang itu hampir saja terputus.” (HR. Ibnu Abi Dun-ya)’
Jabir r.a. mengatakan, “Adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam jika beliau berkhotbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda:'(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah.” (HR Muslim)
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, setelah membaca ayat:
فمن يرد الله ان يهديه يشرح صدره للإسلام
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam,“”
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salambersabda:“Sesungguhnya jika cahaya telah masuk ke dalam hati, maka hati akan menjadi lapang dan luas.” Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ada tanda-tandanya?” Beliau menjawab, “Ada, yaitu meninggalkan negeri yang penuh tipuan (dunia), kembali kepada negeri abadi (akhirat), dan bersiap menghadapi kematian sebelum kematian itu datang menjemput.” (HR. Ibnu Abi Dunya dan al-Hakim)
Hudzaifah menuturkan, “Setiap pagi dan petang selalu ada yang menyerukan, ‘Wahai manusia, ayo berangkat, ayo berangkat!’ Ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala, ‘Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia, (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.”7
Suhaim menceritakan, “Pada suatu hari aku duduk menunggu Amir bin Abdullah yang sedang shalat. Ia mempercepat shalatnya lalu menoleh kepadaku dan berkata, ‘Tunda dulu keperluanmu padaku, karena aku harus buru-buru.’ Aku bertanya, ‘Siapa yang membuat Anda buru-buru?’ Ia menjawab, ‘Malaikat maut. Semoga Allah merahmatimu.’ Aku lalu bangkit meninggalkannya, dan ia pun melanjutkan shalatnya.”
Pada suatu hari ketika Daud ath-Tha’i sedang lewat, ia ditanya oleh seseorang tentang sebuah hadits. Daud menjawab, “Jangan ganggu aku, karena aku sedang tergesa-gesa menyambut kematian.”
Umar ibnul-Khaththab r.a. berkata, “Pelan-pelan dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam urusan amal-amal kebajikan untuk akhirat.”
Al-Mundzir berkata, “Aku pernah mendengar Malik bin Dinar berkata kepada dirinya sendiri: ‘Celaka, kamu! Bergegaslah sebelum takdir kematian menjemputmu. Bergegaslah sebelum takdir kematian menjemputmu!’ Ia mengulang-ulang ucapannya itu sebanyak enam puluh kali. Aku mendengarkannya, namun ia tidak melihatku.”
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali