Pengaruh dari sedikitnya angan-angan itu akan tampak pada sikap bergegas untuk melakukan amal kebajikan. Orang yang mengaku hanya punya sedikit angan-angan namun tidak bergegas mengerjakan banyak amal kebajikan, berarti ia berdusta. Pengakuan itu harus dibuktikan dengan mengerjakan amal-amal kebaikan. Kalau ia tetap lebih suka mencurahkan perhatian guna memperoleh kenikmatan duniawi dalam waktu setahun, maka itu menunjukkan bahwa ia orang yang banyak angan-angan.
Tanda bahwa seseorang memperoleh pertolongan dari Allah ialah kalau ia merasa yakin kematian sudah ada di depan matanya, sehingga ia tidak akan lalai darinya barang sesaat pun. Oleh karena itu, ia selalu siap menghadapi kematian itu kapan saja datang kepadanya. Kalau nyatanya ia bisa bertahan hidup sampai sore hari, ia merasa bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan cara semakin rajin taat kepada-Nya. Ia merasa bahagia karena tidak menyia-nyiakan waktu siangnya, sebab ia telah memanfaatkannya sebaik mungkin sebagai simpanan atau investasi bagi dirinya di akhirat nanti. Kemudian ia akan berbuat yang sama sampai pagi hari. Begitu seterusnya.Akan tetapi, hal ini tidaklah mudah kecuali bagi orang yang mau mengosongkan hatinya dari apa yang akan terjadi pada esok hari. Jika orang seperti itu harus mati, ia akan beruntung dari mendapatkan anugerah. Sebaliknya jika masih tetap hidup, ia juga merasa senang karena telah mempersiapkan dengan baik dan dapat merasakan nikmatnya bermunajat kepada-Nya. Baginya, kematian adalah kebahagiaan, dan hidup adalah kesempatan untuk menambah amal kebajikan.
Oleh karena itu, wahai orang yang perlu dikasihani, jadikanlah kematian tetap berada dalam hati Anda. Sesungguhnya kereta yang menuju akhirat terus membawamu berjalan, tetapi Anda malah melalaikan diri Anda. Barangkali Anda sudah dekat dengan tempat istirahat, dan Anda telah menempuh jarak perjalanan yang jauh. Dalam posisi seperti ini, yang Anda mesti lakukan ialah segera mengerjakan amal kebaikan demi memanfaatkan setiap sisa tarikan nafas yang telah dianugerahkan Allah kepada Anda.
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali