Aisyah menuturkan, “Pada hari wafatnya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam, orang-orang melihat kesehatan beliau sebetulnya sudah membaik di pagi hari. Mereka lalu pulang untuk menunaikan keperluan masing-masing dengan perasaan gembira. Mereka semua meninggalkan beliau bersama para wanita keluarganya. Sementara kami juga berbesar harapan dan amat senang dengan perkembangan kesehatan beliau itu. Lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:’Keluarlah, dan tinggalkanlah aku. Malaikat sudah meminta izin mau menemuiku.’
Mendengar itu, semua orang kecuali aku pergi meninggalkan rumah. Kepala beliau berada di pangkuanku. Lalu beliau mengambil posisi duduk, dan aku pun menyingkir ke sudut kamar. Setelah berbicara dengan malaikat tersebut cukup lama, beliau kemudian memanggilku dan kembali meletakkan kepalanya di pangkuanku. Beliau menyuruh para wanita untuk masuk. Aku bertanya, ‘Inikah yang pernah dibisikkan oleh Jibril a.s.?’
Beliau menjawab, ‘Benar, Aisyah. Yang datang kepadaku tadi adalah malaikat maut. Ia berkata kepadaku: “Sesunggulinya Allah Azza wa Jalla mengutus dan menyuruhku bahwa aku tidak boleh masuk ke rumah Anda tanpa seizin Anda. Jika Anda tidak mengizinkan, aku akan kembali. Dan jika Anda mengizinkan, aku akan masuk. Allah juga memerintahkan aku untuk tidak mencabut nyawa Anda sebelum Anda menyuruhku. Jadi aku menunggu perintah Anda.” Aku berkata: “Tahanlah dulu sampai Jibril datang kepadaku.”
Aisyah melanjutkan, “Kami seakan-akan tengah menghadapi suatu persoalan di mana kami tidak memiliki jawaban atau pendapat. Kami sangat sedih, seolah-olah kami sedang tertimpa malapetaka yang tidak bisa dihindari. Tidakada seorang pun dari keluarga Rasulullah yang berbicara, karena peliknya persoalan ini, dan. rasa takut yang menghinggapi hati kami. Pada saat itu datanglah Jibril. Ia mengucapkan salam, dan aku dapat merasakan kedatangannya. Setelah keluarga keluar, Jibril masuk dan berkata kepada beliau, ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berkirim salam kepada Anda. Dia titip pesan untuk menanyakan keadaan Anda. Padahal jelas Dia lebih tahu apa yang sedang Anda rasakan. Tetapi Dia hanya ingin menambah kemuliaan dan kehormatan Anda atas seluruh makhluk, agar hal itu menjadi sunnah yang berlaku dalam umat Anda.’
Atas pertanyaan Jibril itu, Rasulullah menjawab, ‘Aku merasa sakit.’
Jibril buru-buru mengatakan, ‘Bergembiralah, karena Allah sudah ingin mengantarkan Anda ke tempat yang telah Dia sediakan untuk Anda.’
Beliau lalu menukas, ‘Wahai Jibril, sesungguhnya malaikat maut sudah meminta izin masuk kepadaku.’
Beliau kemudian menceritakan hal yang telah terjadi. Dan berkata, ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu sudah rindu kepadamu. Apakah Dia tidak memberitahu keinginan-Nya itu kepada Anda? Demi Allah, belum pernah terjadi malaikat maut meminta izin masuk kepada seseorang, atau menunggu diberi izin untuk masuk. Ini semata-mata karena Allah ingin menyempurnakan kemuliaan Anda, karena Dia sudah sangat merindukan Anda.’
Mendengar itu beliau berkata kepada Jibril, ‘Kalau begitu jangan pergi dulu sampai ia datang.'”Aisyah melanjutkan bertutur, “Beliau lalu memberi izin kepada kaum wanita untuk masuk, dan kemudian bersabda:’Wahai Fatimah, mendekatlah.’ Sambil membungkuk Fatimah menghampiri beliau, lalu beliau membisikkan sesuatu ke telinganya. Tiba-tiba Fatimah mengangkat kepala dengan kedua kelopak matanya basah oleh air mata. Ia menangis dan tidak kuasa berbicara. Beliau lantas menyuruh puteri tercintanya itu untuk mendekatkan kepalanya kembali kepadanya. Fatimah pun menjulurkan kepalanya, dan beliau kembali membisikkan sesuatu ke telinganya. Kali ini Fatimah lalu mengangkat kepalanya sambil tersenyum, tanpa berkata apapun. Kami terheran menyaksikan hal itu. Belakangan kami menanyakan hal itu kepada Fatimah. Dan ia bercerita, ‘Waktu itu beliau bersabda kepadaku kalau beliau akan wafat. Seketika aku menangis. Kemudian beliau bersabda: “Aku sudah memohon kepada Allah semoga menjadikan kamu sebagai orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku, dan semoga Dia menempatkan kamu bersamaku.” Mendengar itu aku tersenyum senang.’
Selanjutnya Fatimah mendekatkan kedua puteranya (Hasan dan Husein) kepada beliau, lalu beliau menciumi mereka. ‘
Tidak lama kemudian malaikat maut datang. Setelah mengucapkan salam kepada beliau, ia meminta izin untuk masuk. Setelah dipersilakan masuk, ia bertanya, ‘Apa yang akan Anda perintahkan kepada kami, wahai Muhammad?’
Beliau berkata, ‘Temukan aku dengan Tuhanku sekarang..
Malaikat maut menjawab. ‘Baiklah, hari ini juga. Sungguh, Tuhanmu juga sudah merindukan engkau. Belum pernah Dia memperhatikan seseorang hamba seperti Dia memperhatikanengkau. Dan belum pernah Dia melarang kami menemui siapa pun tanpa seizinnya, kecuali hanya engkau. Sekarang saat kematianmu sudah ada di hadapan engkau.’ Setelah itu malaikat maut keluar.”
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali