Dalil keempat
Tersebut dalam kitab Hadits Bukhari dan Muslim:
أن ابن عباس وأبا حبة الأنصاري كانا يقولان : قال النبي ص م ثم عرج بي حتى ظهرت لمستوى أسمع فيه صريف الأقلام . قال ابن حزم وأنس ابن مالك . قال النبي ص م ففرض الله على أمتي خمسين صلاة فرجعت بذلك حتى مررت على موسى . فقال : ما فرض الله على أمتك ؟ قلت : فرض عليهم خمسين صلاة . قال لي موسى : فارجع إلى ربك فإن أمتك لاتطيق ذلك . فرجعني فوضع شطرها فرجعت إلى موسى قلت : وضع شطرها . قال : راجع ربك فإن أمتك لا تطيق فرجعت فوضع شطرها فرجعت إليه فقال : ارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعته فقال : هن خمس وهن خمسون , لا يبدل القول لدي فرجعت إلى موسى فقال : راجع ربك . فقلت : استحييت من ربي ثم انطلق بي حتى انتهى بي إلى سدرة المنتهى
( الحديث . رواه البخاري ومسلم . فتح الباري ج2 ص 7-9 . صحيح مسلم ج 2 ص 222
Artinya:
“Bahwasanya Ibnu Abbas dan Abu Habbah al Anshari keduanya berkata : Berkata Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam : Kemudian saya dibawa naik sehingga sampailah saya ke suatu dataran di mana saya mendengar gerak-gerik kalam Allah. Berkata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik ; Berkata Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam : Maka mewajibkan Allah atas umatku 50 kali sembahyang (sehari semalam), lalu saya membawa perintah itu sampai saya berjumpa dengan Nabi Musa. Beliau bertanya : Apakah yang diwajibkan oleh Allah untuk ummatmu ? Jawab saya : Ia mewajibkan 50 kali sembahyang. Nabi Musa berkata : Kembalilah kepada Allahmu, karena ummat engkau tidak akan kuasa mengerjakan sebanyak itu. Maka saya kembali (memohon supaya diringankan), lalu dikurangi sebahagiannya. Tatkala saya kembali kepada Nabi Musa saya katakan bahwa sudah dikurangi sebahagiannya, Nabi Musa berkata lagi : Kembalilah kepada Allah, karena ummatmu tidak kuasa mengerjakan sebanyak itu. Maka saya kembali lagi lalu dikurangi sebahagiannya. Saya kembali kepada Nabi Musa dan ia menyuruh saya kembali lagi, maka saya kembali lagi.
Maka Allah menetapkan : “Yah, Aku tetapkan lima kali, sedang (pahalanya) sebanyak 50 kali juga sebagai perintah pertama karena kalimat Allah tidak berobah-robah”.Kemudian saya kembali kepada Nabi Musa dan ia menyuruh lagi supaya saya kembali meminta keringanan tetapi saya berkata : “Saya sudah malu kepada Allahku”. Kemudian saya meneruskan perjalanansehingga sampai ke suatu tempat yang bernama Sidratul Muntaha, dan seterusnya. (Hadits sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim, lihat Fathul Bari juzu’ 2 pag 7-8 dan Sahih Muslim juzu’ 2 pag 222. Lafazh yang di atas adalah dari Bukhari).
Banyak hadits-hadits yang bertalian dengan Mi’raj ini yang termaktub dengan baik dalam kitab-kitab Hadits, tetapi sengaja diambil Hadits Bukhari itu saja yang sesuai dengan pembicarann kita sekarang.
Dalam Hadits yang didengar oleh Ibnu Abbas dan Abu Habbah al Anshari dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ini dapat diambil beberapa pengertian:
- Sembahyang yang kita kerjakan lima kali sehari-semalam, diwajibkan pada malam Mi’raj tanggal 27 Rajab, setahun sebelum tahun Hijrah. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa Mi’raj dalam mimpi, maka perintah sembahyang tentu juga diberikan Allah dalam mimpi. Hal ini mengakibatkan bahwa perintah sembahyang itu tidak serius. Alangkah berbahayanya i’itiqad ini!
- Imam Bukhari meletakkan hadits ini dalam kitabnya pada bab sembahyang, sedang Imam Muslim meletakkan hadits ini di bawah judul: “Bagaimana caranya diwajibkan sembahyang”. Jadi jelaslah bahwa Mi’raj dan Isra’ bertalian erat dengan sembahyang.
- Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim adalah Hadits-hadits sahih yang diterima oleh ummat Islam di seluruh dunia dan dianggap nomor dua di bawah al Quran. Orang-orang yang hanya menerima al Quran saja tidak menerima Hadits-hadits Nabi, maka orang itu berarti mendurhakai Allah karena Allah mengatakan dalam Firman-Nya; yang artinya:
“Apa yang diberikan Rosul itu hendaknya kamu terima dan apa yang dilarangnya hendaklah kamu hentikan”. (Surat Al Hasjr : 7).
- Orang-orang Islam yang beriman kepada Nabi seratus prosen menerima perkabaran Mi’raj ini. Saidina Abu Bakar Shiddiq dinamai Shiddiq (benar) karena membenarkan dan menerima kissah Mi’raj ini.
Sumber : 40 Masalah Agama Karya KH. Siradjuddin Abbas