PERJALANAN DI TAHUN DUKA BAGIAN KE-2
Di tengah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam mencium bau yang amat wangi. Rasul bertanya, “Wangi apa ini wahai Jibril?”. Jibril menjawab, “ini adalah wanginya seorang wanita mulia dan anak-anaknya. Dia adalah penyisir rambut putri fir’aun.” Dikisahkan tatkala wanita mulia ini sedang menyisirkan rambut putri fir’aun, pada saat itu sisirnya terjatuh, maka wanita mulia ini pun berkata, “dengan nama Allah dan celakalah fir’aun”, Maka putri fir’aun pun terperanjat dan berkata, “apakah engkau mempunyai tuhan selain ayahku?”. Maka ia menjawab, “iya”. Putri fir’aun dengan murka berkata, “apakah engkau ingin aku laporkan kepada ayahku?” Wanita mulia ini pun menjawab, “silahkan”. Maka dilaporkanlah kejadian ini kepada fir’aun, maka fir’aun pun memanggilnya dan fir’aun dengan murka berkata, “apakah engkau bertuhan kepada selain aku?” Wanita mulia ini dengan tegas menjawab, “iya, tuhanku dan tuhanmu adalah Allah Ta’ala.”
Wanita mulia ini mempunyai dua orang anak dan suami. fir’aun mengutus kepada mereka untuk menyiksa mereka semua agar bertuhan kepada fir’aun, maka mereka menolaknya. fir’aun berkata, “sungguh aku akan membunuh kalian semua”, maka wanita mulia itu berkata, “lakukanlah apa yang engkau ingin lakukan terhadap kami, namun sebagai balasan dari pelayanan yang selama ini kami lakukan untuk putrimu, apabila engkau membunuh kami, jadikanlah kami dalam satu tempat yang sama, dan kubur kami setelah itu dalam satu kuburan yang sama”. Maka fir’aun memerintahkan budaknya untuk menyiapkan penggorengan raksasa dari tembaga berisi minyak yang dipanaskan, kemudian perempuan dan anak-anak nya dipaksa untuk melempar diri mereka satu persatu masuk ke dalam penggorengan tersebut. Satu persatu dilemparkan ke dalam penggorengan dan seketika hangus terpanggang hingga sampai kepada bayinya yang paling kecil dari yang masih menyusu. Saat itu wanita ini tidak tega jika melihat bayinya yang kecil ini akan dilemparkan ke dalam penggorengan panas, namun tiba-tiba berbicaralah bayi itu dengan suara lantang dan jelas penuh kelembutan kepada ibunya, “wahai ibu, tenanglah, jangan engkau ragu karena engkau berada dalam kebenaran”. Wanita mulia ini dan anaknya di lemparkan ke dalam penggorengan raksasa berisi minyak yang sudah di panaskan. Al Allamah As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki berkata, “sesungguhnya ada empat bayi yang berbicara: yang pertama adalah kisah ini, kedua saksi nabi Yusuf, ketiga kisah Juraij, keempat Nabi Isa bin Maryam.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melanjutkan perjalanannya hingga menyaksikan sekelompok kaum yang kepala mereka dihancurkan dengan batu. Setiap kali dihancurkan kembali seperti keadaan semula untuk dihancurkan kembali, begitu seterusnya tanpa akhir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “wahai Jibril siapa mereka?.” Jibril berkata, “mereka orang-orang yang kepalanya berat sekali untuk melakukan sholat lima waktu.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum yang menutupi kemaluan dan dubur mereka dengan sehelai daun. Mereka digembalakan sebagaimana unta dan kambing digembalakan namun yang mereka makan adalah pohon-pohon yang berduri, buah yang pahit dan bara api jahannam yang panas beserta batunya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “siapa mereka?” Jibril berkata, “mereka adalah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat dan sedekah dari harta-harta mereka, dan Allah tidak mendzhalimi kepada mereka sama sekali.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum yang di hadapan mereka terdapat daging yang bagus di dalam sebuah wadah, serta daging bangkai yang jelek dan menjijikkan di wadah yang lain, namun ternyata mereka memilih untuk memakan daging bangkai yang jelek dan meninggalkan yang bagus. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini laki-laki dari umatmu dia punya perempuan yang halal dan baik tapi dia mendatangi perempuan yang tidak halal baginya, dan menginap di tempatnya hingga waktu subuh. Juga perempuan dari umatmu dia punya laki-laki yang halal dan baik tapi dia mendatangi laki laki yang tidak halal baginya, dan menginap di tempatnya hingga waktu subuh.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sebatang pohon di jalanan, tidak ada apapun yang melewati batang pohon tersebut baik itu pakaian atau sesuatu apapun kecuali kayu tersebut merobeknya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini adalah perumpamaan kaum dari umatmu, mereka duduk di jalan dan mereka memotong orang yang berjalan dan mengganggunya, kemudian Jibril membacakan suatu ayat Al Qur’an:
وَ لاَ تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُونَ وَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ
“Dan janganlah kalian duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalangi dari jalan Allah.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan seorang laki-laki berenang di sungai darah sambil dirajam dan dilempari dengan batu. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini adalah perumpamaan orang yang memakan riba.”