PERJALANAN DI TAHUN DUKA BAGIAN KE-3
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan seorang laki laki yang mengumpulkan ikatan kayu bakar dan memikulnya padahal dia tak mampu memikulnya, tapi dia terus menambah kayu yang dipikulnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini adalah laki-laki dari umatmu, dia menerima amanat-amanat orang namun dia tak mampu untuk melaksanakannya dan dia ingin terus menambah amanah tersebut.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum yang lidah dan bibir bibir mereka di potong dengan pemotong dari besi. Setiap kali dipotong maka kembali seperti semula untuk terus disiksa, dan begitu seterusnya tanpa akhir. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Siapa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “mereka adalah para penceramah dan pengkhutbah yang membawa fitnah dari umatmu, mereka berucap namun tak melaksanakannya.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum, mereka memiliku kuku-kuku dari tembaga, dengan kuku-kuku tersebut mereka merobek-robek wajah dan badan mereka. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Siapa mereka wahai Jibril?” Jibril berkata, “mereka adalah orang-orang yang suka berghibah dan bergunjing (makan daging manusia), mereka menodai kehormatan orang lain dengan lisan mereka.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan suatu lubang yang kecil. Keluar dari lubang itu kerbau yang amat besar, namun ketika kerbau itu ingin kembali ke dalam lubang kecil itu kerbau besar itu mampu. Kemudian Nabi berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini lelaki dari umatmu yang berbicara dengan ucapan yang besar, kemudian dia menyesali ucapan tersebut, namun ucapannya tidak bisa ditarik kembali.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melalui suatu lembah yang di situ tercium wangi yang harum, dingin dan wangi misik serta terdengar suara merdu nan indah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini adalah suara surga dan surga itu berseru, Wahai Tuhan-Ku datangkanlah kepadaku apa yang engkau janjikan kepadaku karena sungguh sudah banyak kamar-kamarku, sutera tebalku, pakaian dari sutera-sutera yang halus, dan permadaniku, mutiara, marjan, perak, emas, piala-piala, piring-piring, cangkir-cangkir, serta kendaraan-kendaraan, madu, air, susu,dan arakku.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Untukmu wahai surga seluruh orang-orang muslim dan muslimah, mukmin dan mukminah, dan orang–orang yang beriman kepada-Ku dan kepada para Rasul-Ku dan mengerjakan amal sholeh sedang ia tidak menyekutukan-Ku dan tidak menjadikan selain-Ku sebagai Tuhan dan sembahannya. Sesungguhnya setiap orang yang takut kepada-Ku maka dia selamat, dan orang yang berharap kepada-Ku, Aku beri. Barang siapa yang memberikan pinjaman hutang karena Aku maka Aku yang akan mengganjarnya, dan barang siapa yang bertawakkal kepada-Ku, Aku cukupkan. Sesungguhnya Aku adalah Allah tiada tuhan selain-Ku. Aku tidak akan mengingkari janji, sungguh beruntung orang-orang mukmin. Maha Suci Allah sebaik-baiknya pencipta. Surga berkata, Ya Allah, sungguh aku puas dan ridho dengan janji-Mu.
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melalui suatu lembah yang terdengar suara yang sangat memekik dan menakutkan serta tercium bau yang amat sangat busuk. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “apa ini wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini adalah suara jahannam.” Jahannam berkata, “wahai Tuhan-Ku datangkan kepadaku apa yang engkau janjikan kepadaku, karena sungguh telah banyak rantai-rantaiku serta belengguku, kobaran api ku, air panasku, duri besarku, cairan busukku, adzabku, dan sungguh sangat dalam dasarku, dan sangat panas apiku, maka datangkanlah padaku apa yang Engkau janjikan.”
Maka Allah berfirman kepadanya, “Untukmu wahai neraka, orang-orang yang menyekutukan Aku dari kaum laki-laki dan perempuan, orang kafir laki-laki dan perempuan, dan setiap laki laki dan perempuan yang buruk, dan setiap orang yang sombong yang tidak beriman pada hari perhitungan.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan Dajjal dalam bentuk aslinya, dengan mata penglihatan yang nyata bukan dalam mimpi. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam, “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau melihatnya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Dia tinggi besar, sangat putih sekali, di antara salah satu matanya seperti bintang yang berkilau, rambutnya seperti dahan-dahan pohon, menyerupai Abdul ‘Uzza bin Qoton (seorang tokoh arab yang wafat pada zaman Jahiliyah).