BERTEMU DENGAN PARA NABI Bagian Ke-1
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam beberapa kali berjumpa dengan sekelompok kaum hamba-hamba Allah, mereka berkata, “Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir , Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan.” Maka Jibril berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam, “jawablah salam mereka.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menjawab salam mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bertanya, “Siapa mereka wahai jibril?” Jibril menjawab, “mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melewati Nabi Musa yang sedang shalat dikuburnya yang terletak di bukit pasir merah (gunung Nebo). Postur tubuhnya adalah tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari suku Syanuah. Dalam shalatnya Nabi Musa berkata dengan suara yang sangat lantang, “Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad).” Maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam mengucapkan kepadanya salam, maka Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata, “Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini Ahmad.” Maka Nabi Musa berkata, “selamat datang nabi dari bangsa arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dengan keberkahan.” Berkata Nabi Musa kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam, “mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu.” Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bertanya kepada Jibril, “Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?” Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya, “terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?”Jibril menjawab, “kepada Tuhannya.” Jibril berkata, “sesungguhnya Allah taa’la telah memaklumi ketegasannya.”
Kemudian di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melalui pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melihat lampu-lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasul shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bertanya, “Siapa itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim.” Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril, “Siapa ini wahai Jibril?” “ini adalah putramu Ahmad”, jawab Jibril. Maka Nabi Ibrahim berkata, “selamat datang wahai Nabi dari bangsa arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan Risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan yang paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah.” Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dengan keberkahan.