Oleh : ad-Da’i ilallah al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
Sedikitnya ada enam syarat untuk mendapatkan shalat yang khusyu’:
- Dengan hati yang hadir. Maksudnya merasakan kehadiran hati ketika mengucapkan kalimat-kalimat dalam shalat dan ketika melakukan gerakan dalam shalat.
- Harus memahami makna-makna yang dibaca di dalam shalat.
- Hendaknya kita mengerjakannya dengan perasaan ta’dzim, penghormatan dan pengagungan terhadap yang sedang kita hadapi, yaitu Allah swt.
- Harus memiliki rasa takut terhadap yang sedang kita hadapi, yaitu Tuhan semesta alam.
- Memiliki pengharapan dengan sungguh-sungguh, bahwa shalat yang kita kerjakan, akan diterima oleh Allah swt.
- Memiliki perasaan malu terhadap Allah swt, karena kita merupakan makhluk yang penuh kekurangan di sisi-Nya.
Kesempurnaan khusyu’ dalam shalat diantaranya dapat kita peroleh dengan tidak memikirkan yang lainnya,38 melainkan hanya kepada Allah swt semata.
Berapa banyak kita dapati kisah-kisah para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam ketika mengerjakan shalat. Mereka mengerjakannya dengan penuh kekhusyu’an, sehingga apapun yang terjadi dengannya, seolah mereka tak sadar dan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya.
Dalam sebuah kisah disebutkan, ketika berkecamuknya peperangan, ada salah seorang sahabat yang ditugaskan untuk menjaga kemah kaum muslimin, sedangkan sahabat-sahabat lainnya sedang tidur. Ketika sahabat tersebut sedang shalat, tiba-tiba dari belakang ada seorang musuh yang memanahnya hingga panah itu terkena bagian tubuhnya. Walaupun darah mengucur dari tubuhnya, namun ia tetap saja melanjutkan shalatnya dan sama sekali tak beranjak dari shalatnya.
Karena tak bergerak, musuh pun memanahnya lagi hingga beberapa kali, namun ia tetap saja melanjutkan shalatnya dengan gerakan yang sangat sempurna, padahal darah bercucuran dari tubuhnya.
Bahkan darah itu bercucuran dengan sangat derasnya sehingga mengenai beberapa sahabat yang sedang tidur. Melihat kejadian itu, musuh tersebut keheranan dan bingung, hingga beberapa sahabat terbangun sehingga membuat musuh itu melarikan diri.
Apakah gerangan yang terjadi pada sahabat itu? Mengapa tajamnya busur panah tak membuatnya sakit? Mengapa ia bisa betul-betul merasakan nikmatnya dalam bermunajat kepada Tuhannya? Mengapa ia dapat melupakan rasa sakit di tubuhnya hanya dengan shalat? Inilah yang dinamakan khusyu. Inilah kesempurnaan shalat yang sesungguhnya.
Ketahuilah, bahwa orang yang sedang shalat dengan betul,39 maka ia dapat membuka pintu ma’rifat kepada Allah swt. Hatinya akan ‘dimabuk cinta’ kepada Allah swt. Ia hanya akan menyaksikan Allah swt dan tidak melihat kepada yang lainnya. Jikalau seseorang sudah mencapai derajat sedemikian ini, maka ia akan merasakan segala sesuatu yang menimpa dirinya itu ringan.
Sekarang, bertanyalah kepada diri kita masing-masing. Apakah kita sudah bisa merasakan kenikmatan dalam shalat? Apakah kita sudah melaksanakan shalat dengan khusyu’?
Ketahuilah, bahwa dalam sebuah riwayat, Sayidina Umar bin Khatab ra berkata: ‘Berapa banyak orang-orang yang mengerjakan shalat dari kecil hingga ia beranjak tua, namun shalatnya tidak diterima oleh Allah swt, walaupun hanya satu shalatnya.’ Perhatikanlah tentang perkara ini wahai saudaraku…
Ya Allah… Kami berlindung kepada-Mu dari godaan setan yang terkutuk. Ya Allah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia, mudahkanlah kami untuk merasakan kenikmatan saat menghadap-Mu.
Bukakanlah hati kami untuk bisa meraih perasaan khusyu’ ketika berdiri di lautan kekuasaan-Mu.
Ya Allah… Anugrahkanlah perasaan khusyu’ di dalam shalat kami.
Ya Allah… Ampunilah segala kesalahan dan dosa-dosa kami.
Karena kami sadar, bahwa orang yang berbuat dosa tidak akan bisa merasakan kelezatan bermunajat kepada Allah swt.
Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, terimalah segala pengaduan dan kabulkan do’a kami, karena hanya kepada-Mu lah kami meminta dan bermohon. WAllahu a’lam…
——————
38. Konsentrasi dalam shalat.
39. Dengan perasaan khusyu’.
Sumber : Berada di taman Surga bersama Cucu sang Nabi