Dalam haditsnya yang lain, Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
((سبحان الله نصف الميزان، والحمد لله تملؤه، ولآ إله إلا الله ليس لها دون الله حجاب))
Artinya: “Subhanallah nilainya setengah timbangan, Alhamdulillah memenuhinya sedangkan Laa llaha Illallah tiada penghalang antara dirinya dengan Allah.”
Telah diriwayatkan bahwa ada sebuah tongkat terbuat dari cahaya yang berdiri dihadapan Allah swt, apabila ada yang membaca Laa Ilaaha Illallah, bergoncanglah tongkat itu, maka Allah swt berkata padanya: “Diamlah.”
Kemudian tongkat itu menjawab: “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa diam. sedangkan Engkau belum mengampuni dosa orang itu.” Kemudian Allah swt menjawab: “Baiklah, aku telah mengampuninya.” Kemudian tenanglah tongkat itu.”
Juga diriwayatkan: “Apabila ada seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, tidaklah kalimat Laa Ilaaha Illallah melewati dosa pada buku laporan melainkan ia menghapusnya hingga ia menjumpai pahala, lalu ia berdiam di sebelahnya.” Hal ini sebagaimana sabda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam:
((أنه لو كانت السماوات السبع والأرضون السبع وما فيهن في كفة، ولآ إله إلا الله في كفة لرجحت بهن لآ إله إلا الله))
Artinya: “Apabila tujuh petala langit dan tujuh petala bumi beserta isinya diletakkan pada timbangan, dan kalimat Laa Ilaaha Illallah diletakkan pada timbangan lain, niscaya neraca kalimat laa ilaaha illallah mengunggulinya.”
Riwayat mengenai keutamaan kalimat ini banyak dan sudah dikenal luas, dan maksud kami hanyalah sekedar mengingatkan bukan untuk pemaparan yang lebih luas.
Kiranya cukup untuk mengetahui keutamaannya bahwa kalimat inilah yang menjadikan seseorang masuk Islam dan barangsiapa yang ditutup usianya dengan kalimat ini ia mendapat kebahagiaan abadi yang tiada kesengsaraan setelahnya.
Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Mulia kami memohon kepada-Mu hidupkanlah dan matikanlah juga bangkitkaidah kami atas ucapan iMa Ilaaha Illallah dengan penuh ketulusan kepada-Mu. demikian pula orang tua, orang-orang yang kami cintai dan kaum muslimin secara keseluruhan.
Sumber: Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1 – Ahmad Yunus Al Muhdhor