Saudara-saudara, hindarilah berbasa-basi dan menjilat dalam urusan agama. Maksudnya adalah seseorang mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar, enggan menyampaikan ucapan yang benar lantaran mencari simpati di hati manusia, mengharapkan ketenaran atau harta atau nasib duniawi dari mereka. Bahkan tidak sedikit orang yang berbuat demikian ia dihinakan oleh Allah swt, diganggu orang lain dan tidak mendapatkan apa yang ia harapkan dari tangan mereka.
Adapun mengambil hati orang lain adalah perbuatan mubah dan bisa saja menjadi sunnah. Maksudnya adalah seseorang mengorbankan sebagian materi duniawinya demi kebaikan urusan agama atau urusan duniawi atau menyelamatkan kehormatannya dari celaan orang-orang jahat.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
ما وقى به المرء عرضه فهو له صدقة
Artinya: “Apa saja yang digunakan oleh seseorang untuk menjaga kehormatannya itu adalah sedekah.”
Apabila seseorang berusaha melindungi diri dari gangguan orang jahat yang ia khawatirkan akan membahayakan agamanya, maka ia diperbolehkan untuk bersikap manis dan insya Allah ia tidak terkena dosa. Akan tetapi menjauh dari orang-orang jahat lebih baik dan lebih aman dari perbuatan ini.
Penjelasan yang kami paparkan ini bisa diterapkan apabila kita dicoba dengan adanya mereka. Kalau tidak demikian, maka tak seorang mukmin pun yang bertakwa diizinkan bergaul dengan orang-orang yang jahat dan tukang maksiat, justru mereka diwajibkan menjauhi orang-orang itu.
Selain itu, hindarilah memata-matai atau mencari bukti ‘aib orang lain yang tersembunyi.
Sebagaimana firman Allah swt:
ولا تجسسوا
Artinya: “Dan janganlah engkau mencari-cari kesalahan orang lain.“(Qs. al-Hujurat ayat: 12).
Mengenai hal ini. Baginda Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
من تتبع عورة أخيه تتبع الله عورته و من تتبع عورته يفضحه ولو في جوف بيته
Artinya: “Barangsiapa yang meneliti aib saudaranya, niscaya Allah akan meneliti aibnya. Dan barangsiapa yang diteliti oleh Allah ‘aibnya, niscaya Allah akan membongkarnya meski ia berada dalam rumahnya.”
Hendaknya engkau juga menutupi ‘aib kaum muslimin dan tidak menyebarkannya. Sebagaimana firman Allah swt:
إن الذين يحبون أن تشيع الفحشة في الذين ءامنوا لهم عذاب أليم في الدنيا و الأخرة
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) Perbuatan yang amat keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat.” (Qs, an-Nuurayat: 19).
Sumber: Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 2 – Al Habib Abdullah bin Alawi Alhadad – Ahmad Yunus Al Muhdhor