Ketahuilah bahwa barangsiapa yang rela Allah SWT sebagai Tuhannya, maka ia harus rela terhadap segala macam aturan dan pilihan-Nya, serta pahitnya ketentuan-Nya. Ia pun harus rela pula atas rezeki yang telah dibagikan untuknya dan selalu mentaati-Nya, menjaga perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bersabar menghadapi ujian-Nya, mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Senang bertemu dengan-Nya, rela terhadapnya, pasrah dan berserah diri kepada-Nya, tulus beribadah kepada-Nya, selalu bersandar kepada-Nya baik saat menyendiri maupun dihadapan banyak- Tidak pernah gentar melainkan hanya kepada Allah SWT. Tidak pernah mengharapkan terlaksananya keinginannya kecuali hanya kepada-Nya Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi.
Barangsiapa yang rela Islam sebagai agamanya, maka ia akan mengagungkan kehormatan syi’ar-syiarnya, selalu berusaha untuk memperkuat dan memperkokoh keilmuan dan amal shalehnya, selalu memiliki perhatian penuh terhadapnya, khawatir akan dicabut darinya, menghormati pemeluknya dan memusuhi orang-orang yang menentangnya.
Barangsiapa yang rela Baginda Nabi Muhammad saw sebagai nabinya ia akan mengikuti jejaknya, petunjuknya, ajarannya, berpegang teguh pada sunnahnya, mengagungkan hak-haknya, banyak membaca shalawat dan salam kepadanya, mencintai keluarga dan para sahabatnya, memohon ridha dan rahmat atas mereka semua, menyayangi dan menasehati umatnya.
Wahai mukmin hendaknya engkau memotifasi dirimu untuk mewujudkan makna-makna yang telah kami jelaskan dalam arti ucapanmu aku rela Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, Baginda Muhammad saw sebagai nabiku, tuntutlah dirimu untuk memiliki sifat-sifat itu jangan hanya puas dengan kata-kata saja karena hal ini sedikit sekali manfaatnya.
Begitu juga terapkanlah dzikir dan doa-doa yang engkau baca dan tuntutlah dirimu untuk mensifati hakekat maknanya, contohnya saat engkau membaca Subhanallah hendaknya hatimu penuh dengan pengagungan dan mensucikan Allah SWT. Dikala engkau membaca Alhamdulillah hendaknya hatimu penuh pujian dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Dikala engkau membaca Rabbighfirli hendaknya hatimu dipenuhi pengharapan kepada Allah SWT agar Dia berkenan mengampunimu dan takut kalau Dia tidak berkenan mengampunimu, dan begitulah seterusnya. Berusahalah untuk selalu khusyu’ dihadapan Allah SWT, merenungi makna bacaanmu, dan berusahalah untuk menerapkan apa yang Allah SWT sukai darimu dan menjauhi apa yang Dia benci. Kemudian alihkan perhatiamu pada masalah hati dan batinmu.
Dalam hal ini. Baginda Nabi Muhammad saw bersabda:
ان الله لا ينظر إلى صوركم وأعمالكم وإنما ينظر إلى قلوبكم ونياتكم
Artinya: ‘Sesungguhnya Allah tidak memandang pada bentuk kalian dan amal perbuatan kalian, sesungguhnya Dia memandang kepada hati dan niat kalian.”
Buktikan ucapanmu melalui perbuatanmu, perbuatanmu melalui niat dan ketulusanmu, niat dan ketulusanmu melalui pembersihan dan pembenahan hatimu, karena hati adalah inti dan pusat segala sesuatu. Dalam hadis disebutkan:
ألا إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح سائر الجسد , وإذا فسدت فسد سائر الجسد ألا وهي القلب
Artinya: “Ketahuilah sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging apabila ia baik, maka seluruh jasad menjadi baik dan apabila ia rusak, maka seluruh jasad menjadi rusak, ketahuilah ia adalah hati”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1