Keimanan akan bertambah dengan menekuni dan memperbanyak amal shaleh dengan tulus karena Allah SWT. Adapun kemunafikan akan bertambah dengan mengerjakan kejelekan baik itu meninggalkan kewajiban dan melakukan kemaksiatan. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Nabi saw:
من أذنب ذنبا نكت في قلبه, نكتة سوداء, فإن تاب صقل قلبه وإن لم يتب زاد ذلك حتى يسود قلبه
Artinya: “Barangsiapa yang melakukan satu perbuatan dosa hatinya akan berbintik hitam. Apabila ia bertaubat hatinya akan dibersihkan dan apabila tidak bertaubat, maka bintik hitam itu semakin menyebar hingga menghitamlah seluruh hatinya.’
Itulah penutup hati yang Allah SWT jelaskan dalam firman-Nya:
كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون (14
Artinya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Qs. al-Muthaflifin ayat: 14).
Jadi, tiada sesuatu yang lebih buruk dan lebih berbahaya bagi manusia di dunia maupun akhirat daripada perbuatan dosa. Bahkan hampir ia tidak pernah terlepas dari kesusahan dan kesengsaraan kecuali berasal dari perbuatan dosa. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
قال أولو جئتك بشيئ مبين ( 30
Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa mu. Ketahuilah, bahwa hal itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.”(Qs. asy-Syuura’ ayat: 30).
Oleh sebab itu, seorang mukmin harus menjaga diri dan menjauhi perbuatan dosa. Apabila ia melakukan sutau dosa sebaiknya ia segera bertaubat kepada Allah SWT. Karena hanya Allah SWT lah yang menerima taubat para hamba-Nya, mau memaafkan kesalahan mereka sedangkan Allah SWT mengetahui perbuatan mereka.
Barangsiapa yang tidak mau bertaubat merekalah orang-orang yang dzalim yang telah menganiaya diri mereka sendiri menghadang kemurkaan Allah SWT dengan melakukan rbuatan dosa dan terus menggelutinya tidak bertaubat dari perbuatan itu. Padahal Allah SWT menyerukan kepada mereka untuk bertaubat dan berjanji akan menerimanya. Allah SWT juga mensifatkan dirinya sebagai penerima taubat. Sebagaimana firman Allah SWT:
غافر الذنب وقابل التوب شديد العقاب ذي الطول لآ إله الا هو اليه المصير (3
Artinya: “Hanya Allah SWT lah yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukuman-Nya, serta yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya lah akan kembali (semua makhluk).”(Qs. al-Mukmin ayat 3).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
وما يتذكر الا من ينيب ( 13) فادعوا الله مخلصين له الدين
Artinya: “Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah). Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya.”(Qs. al-Mukmin ayat: 13-14).
Dalam kesempatan ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Sesungguhnya Allah di bumi ini memililki tempat. Ketahuilah, bahwa tempat itu adalah hati manusia. Dan sebaik-baik hati manusia adalah yang paling bersih, yang paling teguh dan paling lunak.” Kemudian beliau menjelaskannya: “Yang paling bersih dalam keyakinan, yang paling teguh dalam beragama dan paling lunak terhadap orang-orang beriman.”
Ketahuilah, bahwa keyakinan itu ibarat kekuatan iman dalam hati Itulah ketenangan yang diminta oleh Nabi Allah Ibrahim as kepada Allah SWT, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya:
قال أولم تؤمن قال بلى ولكن ليطمئن قلبي
Artinya: “Allah berfirman- ‘Apakah engkau belum percaya?’ Kemudian Nabi Allah Ibrahim as menjawab: ‘Aku telah percaya. Akan tetapi hal itu agar bertambah tetap hati saya.” (Qs. al-Baqarah ayat: 260).
Dari sini sudah jelas bahwa keyakinan adalah puncak keimanan. Dalam sebuah hadis disebutkan:
اليقين هو الإيمان كله
“Keyakinan adalah iman secara keseluruhan.”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1