Seseorang tidak dapat memilih mati dalam keadaan Islam dengan sendirinya, akan tetapi Allah SWT telah menjadikan jalan baginya untuk mewujudkannya. Jikalau sang hamba telah menempuhnya, berarti ia telah menjalankan prosedurnya dan segala macam perintah-Nya.
Yaitu memilih mati dalam keadaan Islam dengan penuh pengharapan dan tekad yang bulat Ia membenci mati dalam keadaan selain Islam dan ia selalu memohon kepada Allah SWT agar ia dimatikan dalam keadaan Islam. Demikianlah Allah SWT mensifatkan para nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Sebagaimana Allah SWT mengabarkan tentang Nabi Allah Yusuf bin Ya’qub as:
أنت ولي في الدنيا والآخرة توفني مسلما وألحقني بالصالحين (101
Artinya: “Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang shaleh.” (Qa. Yusuf ayat: 101).
Juga tentang para penyihir ketika mereka beriman dan mendapat ancaman hukuman dari Fir’aun:
ربنآ افرغ علينا صبرا وتوفنا مسلمين (126
Artinya: ‘Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (Qs. al-A’raaf ayat: 126).
Allah SWT menceritakan tentang Nabi Allah Ibrahim as bahwa ia berwasiat kepada anaknya. Demikian juga Nabi Allah Ya’qub as yang berwasiat kepada anaknya agar meninggal dalam keadaan Islam. Dalam firman Allah SWT:
ووصى بها إبراهيم بنيه ويعقوب يابني إن الله اصطفى لكم الدين فلا تموتن الا وانتم مسلمون (132
Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah engkau wafat kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Qs. al-Baqarah ayat 132).
Oleh karena itu, hendaknya seseorang berusaha menjaga dan memperteguh keislamannya dengan menjalankan perintah Allah SWT. Karena orang yang meninggalkan perintah Allah SWT, maka ia rentan mati di luar Islam. Ia melakukan pelanggaran itu sebagai bukti bahwa ia meremehkan agama, maka hendaknya seorang muslim berhati-hati dalam hal ini.
Hendaknya ia juga menghindari kemaksiatan dan perbuatan dosa. Karena kemaksiatan dapat melemahkan Islam, mengguncang tatanannya dan dapat menyebabkan keimanannya rentan tercabut
menjelang kematian, hal ini sebagaimana yang banj para pelaku kemaksiatan.
Dalam Kitab Suci al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
ثم كان عاقبة الذين أسائوا السوأى أن كذبوا بئايات الله وكانوا بها يستهزئون (10
Artinya: “Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (adzab) yang lebih buruk. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya.” (Qs. ar-Ruum ayat 10).
Hendaknya hal ini dijadikan bahan renungan. Oleh karenanya, ajaklah dirimu untuk menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala macam larangan-Nya. Jika engkau terjerumus dalam suatu kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepada Allah SWT dan janganlah sekali-kali tetap berkecimpung di dalamnya.
Memohonlah selalu kepada Allah SWT untuk khusnul khatimah’ Karena kami telah mendengar, bahwa setan terlaknat berkata: “Telah mematahkan punggungku orang yang memohon kepada Allah SWT khusnul khatimah, seraya ia berkata: ‘Kapan ia merasa takjub dengan amal perbuatannya, aku takut kalau ia sudah pandai.”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1
_______________________________
[1]Akhiran dalam hidup yang bagus.