Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
ولاتكونوا كالذين تفرقوا واختلفوا من بعد ما جا ءهم البينات وأولائك لهم عذاب عظيم (105
Artinya: “Dan janganlah engkau menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Qs. Ali Imran ayat: 105).
Larangan dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang beriman untuk tidak menyerupai orang-orang yang suka bercerai berai dalam agamanya yaitu Ahlul Kitab dan mereka yang selalu berselisih dalam urusan agama mereka, bagi mereka siksa yang besar.
Coba bayangkan kedahsyatan siksa yang Allah SWT sendiri menyebutnya sebagai siksa yang berat, renungkanlah dan selamatkan dirimu dari-Nya dengan cara mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah. menjauhi kesesatan, bidah dan berbagai pendapat yang berselisih.
Ketahuilah bahwa sebagaimana Ahlul Kitab tercerai berai dan berselisih dalam urusan agama mereka, umat ini sendiri juga bercerai berai dan berselisih pendapat. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw dalam sabda-Nya:
افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة , وافترقت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة , وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة كلها فى النار إلا فرقة واحدة
Artinya: “Orang-orang Yahudi terpecah belah dalam tujuh puluh satu golongan, orang-orang Nasrani terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, sedangkan umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan yang semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan.”
Umat ini telah terpecah belah menjadi seperti jumlah di atas sejak zaman dahulu dan sudah nyata terbukti apa yang dijanjikan oleh nabi terpercaya mengemban wahyu Allah SWT. Hal ini sebagaimana ketika Baginda Nabi Muhammad saw ditanya tentang golongan yang selamat itu siapa mereka? Kemudian beliau saw menjawab:
التي تكون على مثل ما أنا عليه وأصحابي
Artinya: “Golongan yang tetap berada di jalan yang aku tempuh beserta para sahabatku.”
Nabi Muhammad saw menyuruh kita untuk mengikuti golongan terbanyak kaum muslimin apabila terjadi perselisihan, dan alhamdulillah sejak dulu sampai sekarang Ahlussunnah waj Jamaah adalah mayoritas terbanyak, dan memang merekalah berkat karunia Allah SWT adalah golongan yang selamat dan berkat mereka mengikuti alqur’an dan as-Sunnah juga jejak para salafunasshalihin dari kalangan sahabat dan tabi’in semoga Allah SWT meridhai mereka semua.
Selanjutnya, alhamdulillah sesungguhnya kita telah rela Allah SWT sebagai Tuhan kita, Islam sebagai agama kita, Muhammad sebagai nabi dan rasul kita, al-Qur’an sebagai pemimpin kita, Ka’bah sebagai kiblat kita dan orang-orang beriman sebagai saudara kita.
Kita membebaskan diri dari setiap agama yang bertentangan dengan agama Islam, kita percaya terhadap seluruh kitab yang Allah SWT turunkan, seluruh rasul yang Allah SWT utus, seluruh malaikat Allah SWT, terhadap ketentuan-Nya yang baik dan buruk, percaya kepada hari akhir juga kepada seluruh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw dari Allah SWT.
Atas dasar keimanan ini kita hidup dan mati dan insya Allah atas dasar inilah kita dibangkitkan dalam golongan orang-orang yang aman yang tidak diliputi ketakutan maupun kesedihan, berkat karunia-Mu ya Allah wahai Tuhan alam semesta alam. Dalam hal ini, Baginda Rasulullah saw bersabda:
ذاق طعم الإيمان من رضي بالله ربا , وبالإسلام دينا , وبمحمد نبيا
Artinya: “Telah merasakan manisnya keimanan orang yang rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai nabinya.”
Beliau saw juga bersabda:
من قال حين يصبح وحين يمسي ثلاث مرات : رضيت بالله ربا, وبالإسلام دينا, وبمحمد نبيا, كان حقا على الله أن يرضعيه
Artinya: “Barangsiapa yang setiap pagi dan sore hari membaca doa ini sebanyak tiga kali: Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai nabiku, ia berhak mendapat keridhaan dari Allah SWT”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1