Diriwayatkan kelak di akhirat akan ditampilkan pada manusia amalan kesehariannya baik yang ia lakukan pada siang hari maupun malam hari dalam bentuk kotak-kotak, sehari semalam kayaknya dua puluh empat jam. Maka dalam sehari semalam dalam bentuk dua puluh empat kotak, setiap jamnya ada satu kotak sendiri, la akan menyaksikan masa yang ia gunakan untuk taat kepada Allah swt berupa kotak yang dipenuhi cahaya sedangkan yang ia habiskan untuk berbuat kemaksiatan berupa kotak yang gelap gulita dan busuk, sedangkan waktu yang tidak ia gunakan untuk berbuat apa-apa yang baik ataupun yang buruk ia dapati berupa kotak yang kosong tidak berisi apapun, tatkala ia melihat kotak ini ia sangat menyesal kenapa tidak sampai mengisinya dengan ketaatan supaya dipenuhi cahaya.
Adapun kotak yang ia jumpai penuh dengan kegelapan seandainya ia ditakdirkan mati ketika melihatnya karena penyesalan pasti ia akan mati hanya saja tidak ada kematian lagi di akhirat.
Jadi, orang yang melakukan ketaatan kepada Allah swt kelak di akhirat ia akan selalu bergembira dan ceria, kegembiraannya dan kesenangannya akan semakin bertambah sepanjang masa.
Sedangkan yang melakukan kemaksiatan ia akan susah dan sengsara, kesusahan dan kesengsaraannya semakin bertambah tanpa ada batas, maka pilihlah yang baik untuk dirimu selama engkau masih berada di tempat bisa memilih, karena setelah engkau mati segala sesuatu berada di luar kendalimu.
Segeralah beramal dan janganlah menunda-nunda karena menunda-nunda adalah perbuatan buruk sedangkan manusia rentan terkena bencana dan mengalami kesibukan yang banyak.
Dalam hal ini. Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
اغتنم خمسا قبل خمس : شبابك قبل هرامك و صحتك قبل سقمك, و فراغك قبل شغلك, و غناك قبل فقرك, و حياتك قبل موتك
Artinya: “Gunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara; Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, masa hidupmu sebelum kematianmu,“
Dalam hadis lainnya. Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
بادروا بالأعمال الصالحة قبل أن تشغلوا و صلوا الذي بينكم و بين ربكم بكثرة ذكركم له
Artinya: “Segeralah beramal shaleh sebelum kalian tersibukkan dan sambunglah hubungan antara kalian dengan Tuhan kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya.”
Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة و الفراغ
Artinya: “Dua kenikmatan yang mana kebanyakan orang sering terperdaya di dalamnya adalah kesehatan dan waktu luang.’
Maksud orang yang terperdaya di dalamnya adalah seseorang yang diberi kedua nikmat ini ia hidup dalam keadaan sehat dan memiliki waktu luang, akan tetapi ia menggunakan kesehatan dan waktu luangnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan sia-sia atau menggeluti urusan duniawi yang membuatnya lalai mengingat Allah swt dan mengabaikan amalan shaleh.
Ia akan merasa jikalau ia tertipu, setelah ia meninggal tatkala menyaksikan derajat tinggi yang tidak bisa ia raih yang mana seandaianya ia gunakan kesehatan dan waktu luangnya untuk memperolehnya, niscaya ia dapat meraihnya dan di akahirat kelak itu sebagai tabungannya.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Kebanyakan manusia tertidur lelap dalam kelalaian dan ia baru sadar setelah kematian menjemputnya kelak.”
Allah berfirman:
يوم يجمعكم ليوم الجمع , ذلك يوم التغابن
Artinya: “(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkanmu pada hari pengumpulan (untuk dihisab). Dan itulah hari (waktu itu) dinampakkan segala macam kesalahan.’ (Qs. At Taghabun ayat: 9).
Mengenai hal ini. Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ليس يتحسر أهل الجنة إلا على ساعة مرت بهم لم يذكروا الله فيها
Artinya: “Tiada yang disesali oleh penduduk surga melainkan waktu sesaat yang mereka lalui tanpa berdzikir kepada Allah di dalamnya.”
Karena kala itu mereka melihat kedekatan dan kenikmatan yang tidak mereka gapai saat itu karena kelalaiannya.
Adapun orang yang menggunakan kesehatan dan waktu luangnya untuk melakukan perbuatan dosa ia adalah orang yang merugi dan dibenci bukannya orang yang terperdaya. Karena orang yang terperdaya adalah yang menggunakannya untuk pekerjaan mubah yang sia-sia.
Bisa jadi terperdaya dini diartikan seseorang tidak mendapat kedua kenikmatan ini, ia diuji dengan berbagai penyakit atau tubuh yang lemah dan banyaknya kesibukan, dengan demikian ia tidak dapat melakukan amal shaleh sebaik orang-orang yang sehat dan memiliki waktu luang.
Oleh karena itu, renungkanlah firman Allah swt berikut ini:
و فضل الله المجهدين على القعدين أجرا عظيما
Artinya: “Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (Qs. an-Nisaa’ ayat: 95).
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1