Bagian yang sudah ditetapkan untuknya tidak akan lari meski ia tidak mencarinya, tetapi karena ia dihinggapi oleh angan-angan yang panjang, maka ia senantiasa mengejar materi duniawi dan selalu menunda-nunda urusan akhirat, la tidak pernah teringat akan datangnya kematian dan kewajibannya untuk bersiap-siap menghadapinya dengan berbagai rangkaian amal shaleh.
Hanya saja ia berjanji pada diri sendiri setelah selesai dari urusan duniawi kelak di masa datang ia akan meluangkan diri untuk ibadah, ia menganggap ajalnya ada di tangannya hingga ia bisa mati kapan saja ia mau.
Semuanya ini dampak buruk dari angan-angan yang panjang, oleh karena itu hindarilah hal ini dan jadikanlah penundaan itu dalam urusan duniawi saja sedangkan untuk urusan akhirat sibukkanlah dirimu dan segeralah melakukannya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
إعمل لدنياك كأنك لا تموت أبادا , واعمل لآخرتك كانك ميت غدا
Artinya: ‘Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan engkau tidak akan mati untuk selamanya dan berbuat untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.”
Renungkanlah dekatnya ajal. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, bahwasannya Baginda Nabi Muhammad saw bersabda:
أقرب غائب ينتظر
Artinya: ‘Perkara ghaib paling dekat yang ditunggu-tunggu.”
Mana tahu manusia! Bisa jadi umurnya tinggal sedikit saja sedangkan ia sibuk dengan dunia dan berpaling dari akhirat, kalau ajal menjemputnya sedangkan ia dalam keadaan yang demikian ia kembali kepada Allah SWT dalam keadaan belum siap menghadap kepada-Nya, bahkan ia masih ingin diberi tangguhan ketika ajal menjemputnya tetapi keinginannya ditolak, seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT:
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
حتى إذا جاء أحدهم الموت قال رب ارجعون (99) لعلى أعمال صالحا فيما تركت كلا انها كلمة هو قآئلها ومن ورائهم برزخ إلى يوم يبعثن (100
Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak, karena sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan” (Qs. al-Mukminuun ayat: 99 – 100).
Maka tidaklah seseorang berangan-angan panjang, menunda-nunda amal perbuatan dan lupa mempersiapkan diri menghadapi kematian kecuali orang bodoh dan tertipu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw:
الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت. والعاجز من أتبع نفسه هواها وتمنى على الله الأماني
Artinya: “Orang yang pandai adalah yang selalu menahan diri dan beramal untuk bekal setelah kematian, dan orang yang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kosong terhadap Allah.” Jadi, angan-angan yang panjang termasuk menuruti hawa nafsu dan tertipu oleh angan-angannya yang dusta.
Dalam hal ini, salah seorang salafunasshalihin ra berkata: “Andaikan kalian melihat ajal dan perjalanannya, maka pastilah kalian akan membenci angan-angan dan tipuannya”
Dalam kesempatan lain, diantara mereka berkata: “Berapa banyak orang yang menyambut datangnya hari, namun ia tidak sempat melaluinya. Dan berapa banyak orang yang mengharapkan hari esok namun ia tidak bisa mengalaminya.”
Ada pula yang berkata: “Bisa jadi seseorang tertawa terbahak-bahak, padahal kain kafannya telah keluar dari penjahit’
Disebutkan dalam hadis:
ينجو أول هذه الأمة بالزهد واليقين , ويهلك آخرها بالحرص وطول الأمل
Artinya: “Generasi pertama umat ini selamat dengan zuhud dan keyakinan dan generasi terakhir binasa karena cinta harta benda dan angan-angan panjang.”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1