Wasiat Ulama Mengenai Taqwa 2
Imam Ghazali rahimahullah berkata di dalam kitabnya Ihya’ Ulumiddin:
mengenai ayat berikut:
لله ما في السموت وما في الأرض, وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تحفوه يحاسبكم به الله (البقرة:284
“Kepunyaan Tuhan segala yang ada di langit dan di bumi. Sekiranya kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu, atau kamusembunyikan, niscayaAllah akan memperhitungkan kamu juga. ” (QS. AI-Baqarah: 284)
Ketika ayat ini turun, para sahabat merasa gelisah, lalu mereka mendatangi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wasallam seraya berujar: Kami telah dibebankan sesuatu yang kami tidak sanggup menghindannya.
Apa yang mereka faham dan maksud ayat tersebut, yaitu Allah SWT akan membalas dan menghitung segala sesuatu yang mereka lakukan, hinggakan kepada apa yang terlintas di hati mereka juga. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wasallam menyanggah pendapat tersebut dengan sabdanya:
“Apakah kamu mau berkata sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Bani Israel, yaitu: Kami dengar, tapi tidak mau patuh. Jangan begitu!Tetapi katakanlah: Kami dengar dan patuh. Kami memohon ke-ampunanMu, wahai Tuhan! KepadaMu lah kami akan kembali”.
Para sahabat setuju dengan petunjuk Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wasallam itu, maka Oleh itu Allah SWT telah turunkan ayat yang lain, yaitu firmanNya:
آمن الرسول بما انزل إليه ربه, والمؤمنون (البقرة: 285
“Telah beriman Rasul itu kepada apa yang diturunkan Allah ke atasnya,demikian pulalah orang-orang yang beriman.” (QS. AI-Baqarah: 285)
Allah SWT telah menceritakan kepada kita peristiwa orang-orang yang beriman tadi dalam ayat ini dan ayat-ayat yang berikutnya; yaitu dengan sebab doa mereka Allah tidak akan mengira salah atas perkara yang dibuat dengan terlupa atau terkhilaf (tidak di-sengajakan), dan Allah tidak akan memberatkan mereka atas sesuatu yang mereka tidak menyanggupi, hingga ke akhir yang diceritakan di dalam ayat-ayat yang berikutnya dari Surah AI-Baqarah. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengabulkan doa para sahabat itu dengan meringankan dan memudahkan serta mengangkat bebanan yang mereka rungsingkan itu, yang mana kita sekalian harus mengucap syukur terhadap Allah azzawajalla kerananya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wasallam telah menerangkan maksud ini di dalam sebuah
Hadits yang berbunyi:
تجوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان, ومااستكرهوا عليه, وما حدثوا به أنفسهم, مالم يقولوا أو يعملوا
“Dimaafkan (tidak dikira salah) atas umatku khilaf atau lupa dan perbuatan yang dipaksakan, juga apa yang terlintas di hati, selagi mereka tidak mengatakan atau mengamalkan.”