2. Tentang Kubur
Adh-Dhahhak mengungkapkan, “Pada suatu hari seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling zuhud?’ Beliau bersabda:
‘Orang yang tidak pernah melupakan kuburan dan barang lama yang rusak, meninggalkan perhiasan dunia, lebih mengutamakan yang kekal daripada yang fana’, tidak menganggap esok hari sebagai miliknya, dan menganggap dirinya termasuk penghuni kubur juga.'” (HR. al-Baihaqi)
Sayidina Ali r.a. ditanya, “Kenapa Anda suka tinggal di dekat kuburan?”
Sayidina Ali menjawab, “Karena aku mendapati para penghuni kubur itu sebagai tetangga yang baik. Mereka juga tetangga sejati, yang senantiasa menjaga lidah dan mengingatkanku pada akhirat.”
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:
“Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menakutkan daripada kuburan.”
Umar ibnul-Khathab r.a. berkata, “Pada suatu hari kami pergi ke pekuburan bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam Beliau duduk di dekat sebuah kuburan sambil menangis. Melihat beliau menangis, aku dan para sahabat yang lain ikut menangis. Beliau lalu bertanya kepada kami, ‘Kenapa kalian menangis?’ Kami menjawab, ‘Kami menangis karena Anda menangis.’ Beliau bersabda:’Ini adalah kubur ibuku, Aminah binti Wahab. Aku meminta izin kepada Tuhanku untuk mengunjunginya, dan Dia mengizinkan. Kemudian aku meminta izin-Nya untuk memohonkan ampunan baginya, tetapi Dia menolak permohonanku itu. Itulah sebabnya aku merasakan derita kesedihan sebagai seorang anak.’” (HR. Ibnu Abi Dun-ya)”
Setiap kali berdiri di dekat sebuah kubur, Sayyidina Usman bin Affan r.a. menangis sampai janggutnya basah oleh air mata. Ia lalu ditanya, “Kenapa Anda tidak menangis ketika disebut-sebut surga dan neraka, tapi justeru menangis ketika berhenti di dekat kubur?”
Sayyidina Usman menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Aalihi Wa Shahbihi Wa Salam bersabda:”Sesungguhnya kuburan adalah tahap pertama akhirat. Jika penghuninya selamat darinya, maka yang terjadi berikutnya akan lebih mudah. Dan jika ia tidak selamat darinya, maka yang terjadi berikutnya akan lebih sulit.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan aI-Hakim)
Pada suatu hari saat melihat kuburan, Amr ibnul-‘Ash langsung turun dari kudanya, lalu shalat dua rakaat. Temannya menegur, “Anda tidak biasa melakukan seperti ini!” Amr menjawab, “Aku tiba-tiba teringat para penghuni kubur, dan hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan lagi seperti yang aku kerjakan tadi (shalat). Makanya aku tadi ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah.”
Mujahid mengungkapkan, “Yang pertama akan berbicara kepada anak cucu Adam setelah ia mati adalah kuburannya. Kubur itu akan berkata, ‘Aku adalah rumah cacing-cacing. Aku adalah rumah kesepian, keterasingan, dan kegelapan. Inilah yang telah aku persiapkan untukmu. Lalu, apa yang telah kamu persiapkan untukku?’“
Abu Dzar berkata, “Maukah kalian aku beritahu hari kepapaanku? Yaitu hari ketika aku dimasukan ke liang lahat.”
Abu Darda’ suka duduk-duduk di kuburan, soal kebiasaannya itu ia menjawab, “Aku suka duduk bersama orang-orang yang mau memperingatkan aku tentang tempat kembaliku. Dan jika aku tinggalkan mereka tidak mempergunjingkan aku.”
Ja’far bin Muhammad mengunjungi dan ia berkata, “Wahai penghuni kubur mau menjawab saat aku panggil?” Ia sendiri pertanyaannya, “Demi Allah! tidak bisa menjawab pertanyaanku. Dan sekarang seakan-akan aku termasuk salah seorang dari mereka.” setelah itu ia melakukan shalat sampai fajar tiba.
Umar bin Abdul Aziz berkata ke duduknya, “Wahai fulan, malam memejamkan mata barang sekejap pun karena memikirkan tentang kubur dan penghuninya. Sungguh bila engkau melihat orang yang telah terkubur (mayat) selama 3 hari di dalam kuburnya, kamu pasti akan lari menjauh, meski sebelumnya kamu sangat dekat kepadanya.Kamu akan melihat sebuah rumah yang penuh dengan serangga-serangga ganas dan cacing-cacing yang siap mencekik mayat. disana bau mayat yang semula harum berubah menjadi sanagat busuk dan kain kafannya yang semula bagus berubah menjadi butut.” Sehabis berkata begitu tiba-tiba jatuh pingsan.