Biasanya, manfaat yang diperoleh dari ibadah, amal, dan hubungan dengan seorang syekh, tergantung sejauh mana kadar pengagungan terhadap amal atau syekh tersebut. Sebagaimana pula kadar pengorbanan untuknya, tergantung sejauh mana kadar kecintaan dan rasa hormat orang tersebut terhadapnya.
Oleh karena itu, asal usul terjadinya penyimpangan adalah mengagungkan sesuatu yang dihinakan oleh Allah SWT, atau meremehkan sesuatu yang diagungkan oleh Allah SWT. Mari kita lihat, bagaimana semangat para musuh Allah SWT dari kalangan setan, manusia dan jin, menggoda umat selama bertahun-tahun dengan menggunakan berbagai cara, untuk bisa melunturkan semangat mereka dalam mengangungkan sesuatu yang diagungkan Allah SWT. Lalu, setelah itu, para musuh Allah SWT tersebut membisikkan ke dalam hati agar mengagungkan hal-hal remeh yang fana. Betapa banyak hati kaum Muslimin yang berhasil mereka perdaya?
Sementara orang-orang mukmin yang dalam hatinya bersemayam rasa takzim dan cinta kepada Allah SWT, rasa hormat kepada sesuatu yang diagungkan Allah SWT, dan rasa senang kepada apa yang disenangi Allah SWT, mereka berjuang mewujudkan ketenteraman di dunia dengan melaksanakan syariat Allah SWT, menjaga lima prinsip dalam agama (al-Kulliyat al-Khams). Lima prinsip tersebut merupakan ajaran seluruh syariat sejak masa Nabi Adam hingga pemungkas ke Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Lima prinsip dasar ini adalah: agama, nyawa atau darah, harta, harga diri, dan akal budi.
- Kehormatan Agama
Mengenai prinsip kehormatan agama, selain terdapat ayat:
إن الدين عند الله الاسلام
Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah SWT, adalah Islam
Dalam syariat Islam juga terdapat prinsip:
لا إكره فى الدين
Tidak ada paksaan dalam agama
Maka, tidak diperkenankan memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam, sebagaimana tidak diperkenankan pula ada orang mengganggu Islam. Lalu, masih adakah gagasan para cendekiawan mengenai hubungan antar manusia yang lebih indah daripada landasan ini!?
Sumber: Ceramah Habib Umar bin Hafidz dalam Kongres Ulama ke-7 di Lirboyo