Yazid ar-Raqasyi berkata, “Wahai orang yang terkubur di liang lahat, yang sendirian di dalam kuburnya, dan yang merasa tenteram di dalam tanah karena amal-amalnya, dengan amalan yang manakah engkau merasa gembira? Dan dengan teman yang manakah engkau merasa terhibur?” Kemudian ia menangis sampai kain sorbannya basah oleh air mata. Lalu ia berkata lagi, “Demi Allah! Ia bergembira dengan amal-amalnya. Dan demi Allah, ia merasa terhibur dengan teman-temannya yang mau saling membantu dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah.”
Konon setiap kali melihat kuburan, ia akan melenguh ketakutan laksana seekor sapi.
Hatim al-Asham berkata, “Barangsiapa melewati kuburan namun tidak mau memikirkan tentang dirinya, atau tidak mau berdoa untuk para penghuninya, berarti ia telah mengkhianati diri sendiri dan mereka.”
Bakar al-‘Abid pernah mengatakan, “Wahai ibunda, kenapa dahulu engkau tidak mandul saja. Anakmu ini akan terpenjara cukup lama di dalam kubur. Kemudian ia, akan menempuh perjalanan yang sangat panjang.”
Yahya bin Mu’adz berpesan, “Wahai anak cucu Adam, Tuhanmu telah memanggilmu ke negeri yang penuh kedamaian. Coba pikirkan, dari tempat mana kamu akan menjawab panggilan tersebut? Jika kamu menjawabnya sejak dari dunia dan kamu lalu sibuk mempersiapkan perjalanan menuju ke sana, tentu kamu akan memasukinya. Dan jika kamu menjawabnya dari kuburmu, maka kamu akan terhalang darinya.”
Setiap kali Al-Hasan bin Shalih melihat kuburan, ia berkata, “Betapa elok tampilan luarmu. Namun di dalam penuh dengan petaka mengerikan.” Jika waktu malam menjelang, Atha’ as-Sulami pergi ke kuburan. Di sana ia berkata, “Wahai penghuni kubur, kalian telah meninggal, dan celaka nian kematian kalian. Kalian telah melihat sendiri amal-amal kalian, dan buruk nian amal-amal kalian.”
Selanjutnya ia berkata, “Besok Atha’ akan diantar ke kuburan. Besok Atha’ akan diantar ke kuburan.” Itulah yang ia lakukan semalaman suntuk.
Sufyan ats-Tsauri berpesan, “Barangsiapa sering ingat pada kuburan, maka ia akan mendapatinya bak sebuah taman di surga. Dan barangsiapa yang lalai dengannya, maka ia akan mendapatinya laksana sebuah jurang di neraka.”
Ar-Rabi’ bin Khaitsam menggali lubang kubur di rumahnya. Dan ketika ia merasa hatinya sedang keras, ia masuk ke dalamnya lalu berbaring untuk beberapa waktu. Di dalam kubur itu ia membaca ayat:
رب ارجعون لعلى اعمل صالحا فيما تركت
“Ya Tuhanku kembalikanlah aku ( ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (al-Mu’minun: 99-100) ,
la mengulang-ulang membaca ayat tersebut, dan kemudian ia menjawabnya sendiri, “Wahai Rabi’! Sekarang aku telah kembalikan engkau (ke dunia), maka beramal salehlah!”
Sumber : Dibalik Tabir Kematian – Al Imam Al Ghazali