Meraih Keberkahan Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam
Oleh: al-Imam al-‘Arifbillah al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Bagian 2
Para ulama mengatakan: ‘Hikmah mengapa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak langsung di mi’rajkan ke langit menuju kehadirat Allah swt? Namun mengapa harus berangkat dulu dari Masjidil Haram menuju Masjid al-Aqsha, lalu mengimami shalatnya para nabi?’
Hikmahnya, agar mukjizatnya nampak kepada semua. Karena manusia ini tingkat kepercayaan mereka berbeda-beda. Kalau semacam Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq ra langsung percaya, bahkan beliau ra mengatakan: “Setiap hari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam membawakan kepada kami kabar langit aku percaya, apalagi yang ini.”
Kalau kaum Quraisy lainnya masih membutuhkan bukti yang masuk akal mereka. Karena itulah Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menceritakan tentang Masjid al-Aqsha, sedangkan sebelumnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sendiri belum pernah melihatnya, apalagi bepergian ke sana dan mereka tahu kalau Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam selalu tinggal di tengah-tengah mereka dan tidak pernah bepergian ke mana-mana.
Ketika Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bercerita kepada mereka: ‘Sesungguhnya aku telah diberangkatkan ke Masjid al-Aqsha.’
Kemudian mereka balik bertanya: Wahai Muhammad, coba sebutkanlah ciri-cirinya kepada kami. Karena kebanyakan diantara kami pernah ke sana.’
Akhirnya Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mulai menggambarkannya kepada mereka. Ditengah-tengah itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam agak kesulitan mensifatkannya, maka Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berhenti sejenak.
Namun Allah swt yang telah mengangkatnya sebagai kekasih-Nya tidak membiarkan kekasih-Nya dipermainkan, maka Allah swt pun menghadirkan gambaran masjid itu dihadapan Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, sehingga Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dapat mensifatkannya satu persatu, pintu perpintu seakan-akan masjid itu ada dihadapan beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Mereka sadar semua yang Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam silatkan itu benar. Karena banyak diantara mereka yang pernah ke sana, sedangkan Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sendiri ke sana hanya baru sekali dan sebentar saja.
Disaat mi’raj, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dinaikkan ke langit demi langit, lalu terus naik sampai ke Sidratul Muntaha sampai menembus Qaba Qausain sampai ke tingkatan berbicara langsung dengan Tuhannya. Inilah bukti bahwa Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam adalah rnakhluk terbaik secara mutlak.
Para ulama juga mengatakan: ‘Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam di Isra’ kan lengkap dengan ruh dan jasadnya. Sedangkan hal ini tidak pernah terjadi kepada para nabi sebelumnya dan hanya dialami oleh Nabi kalian saja.’
Sumber : BERADA DI TAMAN SURGA BERSAMA CUCU NABI