Telah sampai kepada kita mutiara-mutiara sabda Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam yang sejuk ini dan telah dipersembahkan kepada umat ini oleh asy-Syeikh Muhammad bin Ismail bin Bardizbah al-Bukhari ra, kemudian dipersembahkan pula ringkasan melalui pengambilan sanadnya oleh asy-Syeikh al-Husaini az-Zubaidi ra.
Ini semua kalau bukan lantaran ilmu mereka, semangat mereka terhadap ilmu, ketekunan mereka dalam memperolehnya serta kegemaran mereka dalam mencari para ulamanya, tidak bakal kitab ini sampai ke tangan kita saat ini dan kita tidak bakal bisa mendengarkan sabda Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.
Bahkan al-Qur’an pun kitab yang abadi ini kalau bukan karena peranan para ulama, niscaya tidak bakal sampai kepada kita. Kalau bukan karena perjuangan yang bertahun-tahun dari mereka dalam mencapai ilmu ini niscaya kita tidak bakal menjumpainya dan membacanya, apalagi mata orang lain dapat menikmatinya.
Namun ini semua bisa diraih berkat keutamaan ilmu dan para ulama, dengan demikian kita mengetahui bahwa para ulama memiliki keutamaan diatas kedudukan manusia lainnya, hal ini sebagaimana yang tertera dalam al-Qur’an.
Mereka berjasa atas kita dalam hidup ini dan mereka memiliki keutamaan dalam hidup ini, mereka juga memiliki sejarah hidup hidup yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan nan agung sekali.
Sedangkan keadaan kita satu diantara dua, yaitu orang yang lalai atau orang yang disibukkan oleh urusan duniawinya, hingga naudzu billah hidupnya menjadi sia-sia.
Perbedaan kita dengan mereka adalah, jika mereka ini mencari ilmu hadits, kemudian mereka sampaikan kepada kita hadits Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam secara sempurna dan segar seperti yang disampaikan oleh lisan Nabawi kepada para sahabatnya untuk dakwah.
Sedangkan mereka orang-orang yang bodoh itu ingin menyamakan diri mereka dengan para ulama, bahkan terkadang mereka menganggap diri mereka lebih baik dari para ulama itu. Jasa apakah yang telah mereka persembahkan kepada kita? Apa yang telah mereka perbuat bagi umat?
Apa ada diantara mereka ada yang membawakan sesuatu kepada kita? Apa ada diantara mereka yang mempersembahkan satu kitab saja bagi kita? Apa ada yang menghasilkan satu riwayat saja kepada kita?
Apa ada yang membawakan satu ilmu saja kepada kita? Apa juga ada yang mengadakan majelis semacam ini yang membaca kitab-kitab ini?
Sangat jauh sekali perbedaannya. Allah swt berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Katakanlah adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu? (Qs. az-Zumaar ayat: 9)
Tentu tidak sama antara kedua kedudukan ini, antara mereka yang bodoh dengan mereka yang berpengetahuan. Orang yang berpengetahuan adalah kalangan pilihan Allah swt yang dijadikan sebagai wakil Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam dalam menyampaikan risalah Islam, menjaga firman-Nya dan mengajarkan syari’at-Nya kepada generasi setelah mereka.
SUMBER : BERADA DI TAMAN SURGA BERSAMA CUCU NABI