Jika kita berbicara mengenai pengaruh dalam membangun jati diri manusia, maka kita sedang membangun pengaruh yang baik dan positif. Dan, berdasarkan dua point yang telah kami terangkan di muka, yaitu keyakinan dan kecenderungan, maka pondasi untuk membangun pengaruh ini adalah iman dan percaya dengan tujuan Allah SWT menciptakan kita, juga pemahaman bahwa derajat kita di hadapan-Nya tergantung pada manfaat yang kita berikan kepada para hamba-Nya serta pengaruh positif kita di tengah-tengah mereka. Orang yang beriman harus memiliki pemahaman bahwa Allah SWT menginginkan agar dia memberi manfaat bagi hamba-hamba-Nya sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Orang mukmin harus memiliki pemahaman bahwa salah ibadah terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, adalah menjadi kunci pembuka pengaruh positif.
قل هذه سبيلى أدعو الى الله على بصيرة
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah SWT dengan hujah yang nyata..” (QS Yusuf [12]: 108)
Ini pemahaman yang ditanamkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam di hati para Sahabat sejak pertama kali mereka masuk Islam. Beliau selalu mengawasi hal tersebut dalam konteks apapun. Pada saat Perang Khaibar tahun ke-7 H, beliau telah berdakwah selama dua puluh tahun, dan dakwah beliau telah sampai kepada mereka secara langsung, tapi mereka menolak. Namun demikian, beliau masih bersabda kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib:
انفد على رسلك فأنزل بساحتهم ثم ادعهم إلى الاسلام
Berangkatlah dengan tidak terburu-buru. Maka, singgahlah di halaman mereka, lalu ajaklah mereka ke dalam agama Islam.
Jadi, selelah berdakwah selama dua puluh tahun, setelah mengalami berbagai pengkhiatan dan perilaku buruk dari mereka, dan setelah berperang dengan mereka selama beberapa waktu, naluri dakwah itu tetap tertanam dengan kuat, ditanamkan dengan kuat pula di hati para Sahabat. Beliau menguatkan keutamaan dakwah tersebut dengan bersabda:
فوالله لان يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من حمر نعم
Demi Allah, Allah memberikan hidayah kepada seseorang dengan perantara dirimu, itu lebih baikmu bagimu daripada unta-unta yang berbulu merah.
Ini menjelaskan bahwa tujuan dari jihad adalah berdakwah menuju Allah SWT. Oleh karena itu, setiap kali mengirimkan pasukan untuk berperang, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam senantiasa berpesan kepada mereka:
فوالله لأن تأ تونى بإسلامهم احب إلي من أن تأتونى بأموالهم وسباياهم وذراريهم
Demi Allah, kalian datang kepadaku dengan membawa keislaman mereka, itu lebih aku sukai daripada kalian datang kepadaku dengan membawa harta benda, tawanan, dan anak-anak mereka.
Ceramah Habib Umar bin Hafidz dalam Kongres Ulama ke-7 di Lirboyo