al-lmam Hujjatul Islam al-Ghazali ra menyebutkan dalam Kitab Ihya’ Vlumuddin: “Ketika turun firman Allah SWT:
لله ما في السماوات وما في الأرض وإن تبدو ما في أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به الله
Artinya: “Milik Allah lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika engkau melahirkan apa yang ada di dalam hatimu, atau engkau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatanmu itu.~(Qs. al-Baqarah ayat 284).
Ayat ini sangatlah berat bagi para Sahabat Rasulullah saw. Setelah turunnya ayat ini, para sahabat mendatangi beliau saw dan berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami dipaksa melakukan sesuatu di luar kemampuan kami?” Mereka memahami dari ayat ini bahwa mereka akan diperhitungkan meski lintasan hati mereka.
Maka Nabi Muhammad saw dengan bijaknya bersabda: “Apakah kalian ingin mengatakan seperti yang dikatakan Bani Israil: ‘Kami telah mendengar dan kami tidak mematuhi. Tetapi katakanlah ‘Kami telah mendengar dan akan kami taati. Kami memohon ampunan-Mu wahai Tuhan kami dan hanya kepada-Mu kami kembali.”
Setelah mereka mengucapkan hal ini, kemudian Allah SWT menurunkan ayat selanjutnya:
ءامن الرسول بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون
Artinya: “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.” (Qs. al-Baqarah ayat 285).
Dia menceritakan tentang mereka dan do’a yang mereka panjatkan setelahnya, yaitu agar Allah SWT tidak memperhitungkan kelupaan dan ketidaksengajaan mereka. Dan juga agar tidak di nulis dosa atas mereka sampai akhir yang Allah SWT firmankan tentang mereka.
Kemudian Allah SWT pun mengabulkan do’a mereka dan memberi keringanan, serta mengangkat kesulitan mereka. Ketahuilah, bahwa segala pujian hanyalah untuk-Nya. Hal ini juga dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad saw:
تجوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه , وما حدثوا به أنفسهم مالم يقولوا أو يعملوا
Artinya: ‘Dimaafkan untuk umatku atas ketidak sengajaan, kelupaan dan keterpaksaan mereka. Serta apa yang mereka simpan dalam benak mereka selama mereka tidak mengucapkannya atau melakukannya.”
Sedangkan firman Allah SWT yang artinya: “Dan janganlah sekali-kali engkau wafat melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Perintah dari Allah SWT agar kita meninggal dalam keadaan Islam yang merupakan agama Allah SWT yang telah Allah SWT kabarkan dalam Kitab-Nya, bahwa Islam adalah agama yang Allah SWT ridhai dan Allah SWT pula tidak akan menerima dari siapapun selain agama ini serta inilah agama yang Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
إن الدين عند الله الإسلام
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.”(Qs. Ali Imran ayat: 19).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو في الأخرة من الخاسارين (85
Artinya: ‘Barangsiapa mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”(Qs. Ali Imran ayat 85).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
فمن اضطر في مخمصة غير متجانف لإثم
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan kelak Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Qs. al-Maidah ayat: 3).
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1