Bersikap lunak terhadap kaum mukminin bisa terwujud melalui kasih sayang dan penuh perhatian kepada mereka. Ketahuilah, bahwa hal ini termasuk akhlak terbaik. Bahkan Allah SWT mensifatkan Rasul-Nya dengan sifat ini. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur an:
لقد جاءكم رسول من انفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم (128
Artinya: ‘Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. “(Qs. at-Taubah ayat: 128).
Rasulullah saw bersabda:
الراحمون يرحمهم الرحمن ومن لا يرحم لا يرحم
Artinya: ‘Orang-orang yang penyayang akan disayang Tuhan yang Maha Penyayang. Barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain tidak akan disayang.’
Nabi saw. juga bersabda:
إن أبدال أمتي لا يدخلون الجنة بكثرة صلاة ولا صيام بل بسلامة الصدور وسخاوة النفوس والرحمة بكل مسلم
Artinya: ‘Sesungguhnya para wali abdal dikalangan umatMu bukan memasuki surga karena banyaknya shalat maupun puasa. Akan tetapi mereka masuk surga karena hati yang bersih, jiwa yang derma dan menyayangi setiap muslim,”
Hadits ini tidak berarti para abdal itu bukan orang yang banyak shalat dan puasanya justru mereka adalah orang-orang yang banyak menjalankan kedua ibadah itu dan ibadah lainnya, tetapi sifat-sifat mereka yang disebutkan oleh Nabi saw itulah yang lebih mendekatkan mereka kepada Allah SWT. Karena kemuliaan sifat-sifat itu dibanding amal shaleh mereka lainnya karena termasuk amalan hati dan sifat-sifatnya.
Ketahuilah apabila ditimbang amalan hati tidak dapat ditandingi oleh amalan fisik baik dalam kebaikan dan keburukan melainkan yang akan unggul adalah amalan hati ketimbang amalan fisik dengan hasil yang lebih nampak.
Oleh karena itulah para ulama tasawuf lebih menitik beratkan pada perkara kebersihan hati dan mengutamakan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan amalan shaleh Ketimbangan kalangan ulama dan para ahli ibadah lainnya yang tidak terlalu memperhatikan urusan batin seperti yang dilakukan oleh ulama tasawuf.
Akan tetapi keutamaan ada ditangan Allah SWT yang akan Allah SWT berikan kepada siapa saja yang Allah SWT kehendaki dan hanyalah Allah SWT yang Maha Luas pengetahuan-Nya.
Mengasihani umat Islam suatu perkara yang wajib terutama kaum dhuafa,’ miskin dan korban bencana. Barangsiapa yang tidak memiliki keprihatinan dan iba ketika melihat kaum muslimin yang dhuafa’ dan korban bencana, maka berarti ia berhati keras, telah tercabut kasih sayang darinya dan kasih sayang tidak akan tercabut kecuali dari orang yang celaka seperti yang telah dijelaskan oleh Nabi saw.
Disamping itu jika ia juga merasa sombong dan risih untuk terjun kepada kaum dhuafa’ dan miskin berarti ia sangat jauh dan dimurkai oleh Allah SWT. la merelakan dirinya untuk terusir dari pintu Allah SWT dan ia termasuk dalam golongan orang-orang sombong yang menentang Allah SWT. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw bersabda:
لايدخل الجنة من في قلبه مثقال حبة من خردل من كبر
Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang didalam .batinya terdapat rasa sombong meski sebesar atom.”
Termasuk kelunakan hati adalah khusyu’nya hati dan banyaknya menangis karena takut kepada Allah SWT hal ini sifat mulia lagi terpuji. Allah SWT mensifatkan para Nabi-Nya dan para hamba-Nya yang shaleh dengan sifat ini:
إذا تتلى عليهم ءايات الرحمن خروا سجدا وبكيا (58
Artinya: “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka tersungkur dengan bersujud dan menangis.” (Qs. Maryam ayat: 58).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعا (109
Artinya: “Dan mereka tersungkur di atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”(Qs. al-Israa’ ayat: 109).
Nabi Muhammad saw juga menyebutkan diantara tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah SWT di hari tiada naungan kecuali naungan-Nya:
رجلا ذكر الله خاليا ففاضت عيناه
Artinya: “Seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian, lalu air matanya mengalir.”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1