Renungkanlah firman Allah swt berikut ini:
و فضل الله المجهدين على القعدين أجرا عظيما
Artinya: “Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (Qs. an-Nisaa’ ayat: 95).
Dalam hal ini. Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
المؤمن القوي خير و أحب إلى الله من المؤمن الضعيف و كل خير, فاحرص على ما ينفعك و استعن بالله و لا تعجز, فإن غلبك أمر فقل قدر الله و ما شاء فعل . و إياك و “لو” فإن لو تحتح عمل الشيطان
Artinya: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah tetapi semuanya mendapat kebaikan, jadi berusahalah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan Allah dan jangan merasa lemah, Seandainya engkau mengalami kegagalan, maka katakanlah: ‘Inilah ketentuan Allah dan apa yang Allah swt kehendaki akan Allah lakukan. Jauhilah ucapan: ‘Seandainya.’ Karena kalimat seandainya akan membuka pintu gangguan setan.”
Menurut saya, karena biasanya kata-kata seandainya tidak akan diucapkan kecuali oleh orang yang lemah dan malas, rela melepaskan amal kebaikan saat ia mampu untuk melakukannya hanya karena malas saja atau orang yang bergantung pada kekuatannya, usaha kerasnya dan siasatnya, ia mengira dengan kehati-hatiannya dan usahanya ia akan lolos dari takdir Allah swt.
Dalam hal ini. Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
لا يغني حذر من قدر
Artinya: “Tidak bermanfaat kewaspadaan orang yang telah mendapat keputusan takdir.”
Perhatikanlah isi hadis ini karena di dalamnya terkandung makna yang sangat besar dan ilmu yang banyak, segala sesuatunya akan kembali pada Allah swt.
Adapun mengharapkan ampunan dan bercita-cita masuk surga tanpa beramal untuk mewujudkannya seperti melakukan perintah-Nya, segera beramal saleh dan meninggalkan larangan-Nya, berarti ia adalah orang yang bodoh, tertipu dan menuruti godaan setan terlaknat, tunduk pada tipu dayanya yang mengubah gambaran keburukan dalam bentuk kebaikan.
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
و منم يتخذ الشيطن وليا من دون الله فقد خسر خسرانا مبينا . يعدهم و يمنيهم , و ما يعدهم الشيطن إلا غرورا
Artinya: ‘Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong kepada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (QS. an-Nisaa’ ayat: 119-120).
Barangsiapa yang ia berdosa lalu ia tidak bertaubat kepada Allah swt dengan sungguh-sungguh lalu ia beranggapan Allah swt akan mengampuninya sedangkan ia malas berbuat taat dan malah sibuk dengan urusan duniawi, ia juga merasa dengan ini Allah swt akan memuliakannya dan mengangkat kedudukannya di surga bersama orang-orang yang baik berarti ia orang yang berkhayal dan tertipu, yang lemah dan bodoh, karena Allah swt telah menegaskan dalam firman-Nya yang benar:
و لله ما في السموت و ما في الأرض ليجزي الذين أسئوا بما عملوا و يجزي الذين أحسنوا بالحسنى
Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi alasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (Qs. An-Najm ayat: 31).
Kemudian Allah swt menjelaskan sifat orang-orang yang baik dalam firman-Nya:
الذين يجتنيبون كبئر الإثم و الفوحش إلا اللمم , إن ربك وسع المغفرة
Artinya: “(Yaitu) orang yang menjauhi doa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya, Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.” (Qs. An-Najm ayat: 32).
Allah swt berfirman:
أم نجعل الذين أمنوا و عملوا الصلحت كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كالفجار
Artinya: “Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Qs. Ash-Shaad ayat: 28).
Maksudnya, kanda tidak akan menyamakan mereka di dunia maupun di akhirat, seperti yang Allah swt firmankan juga:
أم حسب الذين اجترحوا السيئات أن نجعلهم كالذين ءامنوا و عملوا الصلحت سوآء محياهم و مماتهم , سآء ما يحكمون
Artinya: “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.’{Qs- al-Jasiyah ayat: 21).
Allah swt menggagalkan angan-angan dan impian mereka dan ia mencela prasangka mereka itu yaitu anggapan mereka bahwa mereka akan disamaratakan oleh Allah swt dengan orang-orang baik.
Allah swt telah mensifatkan para malaikat, para nabi dan para hamba-Nya beriman dalam kitab-Nya bahwa mereka selalu tekun beramal shaleh dan bersegera dalam melakukannya disertai rasa takut dan cemas, selalu khawatir dan gemetar, Allah berfirman mengenai para malaikat:
بل عباد مكرمون . لا يسبقونه بالقول و هم بأمره يعملون . يعمل ما بين أيديهم و ما خلفهم و لا يشفعون إلا لمن ارتضى و من حشيته مشفقون
Artinya: “Sebenarnya (Malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya, Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (Malaikat) dan yang dibelakang mereka. Dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya“(Qs. al-Anbiyaa’ ayat: 26 – 28).
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1