Allah SWT berfirman mengenai silat para nabi:
ألئك الذين يدعون يبتغون إلى ربهم الوسيلة أيهم أقرب و يرجون رحمته و يخافون عذابه , إن عذاب رك كان محذورا
Artinya: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang paling dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya. Sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”(Qs. al-Israa’ ayat: 57).
Allah swt berfirman:
فاستجبنا له ووهبنا له يحيى وأصلحنا له زوجه إنهم كانوا يسارعون في الخيرت و يدعوننا رغبا ورهبا , و كانوا لنا خشعين
Artinya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Qs. al-Anbiyaa’ ayat: 90).
Dan Allah swt menjelaskan sifat orang-orang beriman, sebagaimana yang difirmankan dalam al-Qur’an:
و لقد ءاتيناموسى وهرون الفرقان وضياء و ذكرا للمتقين . الذين يخشون ربهم بالغيب و هم من الساعة مشفقون
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi semua orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (adzab) Tuhan mereka sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat” (Qs. Al-Anbiyaa’ ayat: 48 – 49).
إن الذين هم من خشية ربهم مشفقون . و الذين هم بئايت ربهم يؤمنون . و الذين هم بربهم لا يشركون . و الذين يؤتون ما ءاتوا و قلوبوهم وجلة أنهم إلى ربهم رجعون . أولئك يسرعون في الخيرت و هم لها سبقون .
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Qs. Al-Mukminuun ayat: 57-61).
Ketika Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mengenai firman Allah :
و الذين يؤتون ما ءاتوا و قلوبهم
Artinya: ‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut” (Qs. al-Mukminuun ayat: 60).
Apakah orang itu berzina dan mencuri lalu ia takut? Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda s
لا, بل هو الرجل يصلي و يصوم و يتصدق و يخاف أن يقبل منه
Artinya: “Bukan demikian tetapi justru ia orang yang rajin shalat puasa dan bersedekah tetapi ia takut kalau amalannya tidak diterima.”
Ketika Allah mensifatkan sebagian musuh-musuhnya dengan tipu daya dan angan-angan kosong, ia menjelaskan tentang seseorang dari musuh-Nya:
و ما أظن الساعة قائمة و لئن رددت إلى ربى لأجدن خيرا منها منقلبا
Artinya: ‘Dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu.’(Qs al-Kahfi ayat: 36).
Yakni lebih baik dari kebun-kebunnya yang ia senangi dan ia lalai nikmat Allah swt kepadanya, ia merasa sombong dengan kebun itu di hadapan para hamba Allah swt yang lebih baik darinya, coba lihatlah ayat ini dalam rangkuman cerita yang Allah swt kisahkan dan mengenai hamba yang shaleh dalam firman-Nya :
و اضرب لهم مثلا رجلين جعلنا لأحدهما جنتين من أعنب و حففنهما بنخل وجعلنا بينهما زرعا
Artinya: ‘Dan berikanlah kepada sebuah perumpamaan dua orang laki-laki. Kami jadikan bagi seorang diantara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun dengan pohon-pohon kurma dan diantara kebun itu Kami buatkan ladang.”{Qs. Al-Kahfi ayat: 32).
Allah menerangkan musuh lainnya yang tertipu dalam firman-Nya :
لأوتين أفرأيت مالا وولدا
Artinya: “Pasti aku akan diberi harta dan anak.” (Qs. Maryam ayat: 77).
Yakni kelak di akhirat, Allah swt menyanggahnya dan mengancamnya dengan siksaan.
Allah swt menjelaskan musuh lainnya:
و لئن رجعت إلى ربى إن لي عنده للحسنى
Artinya: “Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya.” (Qs. Fushshilat ayat: 50).
Sekarang lihatlah bagaimana perbedaan kedua sifat yang Allah swt menjelaskan antara kekasih-Nya dan orang-orang yang la benci, golongan mana yang akan engkau ikuti dan engkau tiru, maka engkau akan dikumpulkan bersamanya karena orang yang meniru suatu kaum berarti ia tergolong dari mereka seperti yang diriwayatkan dalam hadits.
Sudah jelas bagimu sifat para malaikat Allah swt, para nabinya dan para hamba-Nya yang saleh bahwa mereka selalu bersegera melakukan kebaikan dan mereka tekun beramal saleh serta menjauhi kemaksiatan dan dosa diiringi dengan rasa takut kepada Allah swt, sedangkan sifat musuh-musuh-Nya bertolak belakang dengan yang di atas yaitu mereka selalu melakukan dosa, tidak berbuat kebaikan, terperdaya oleh angan-angan dan merasa aman dari makar Allah swt, maka pilihlah golongan terbaik untuk engkau kumpuli dan engkau tiru dalam tingkah laku mereka, insya Allah engkau akan bersama mereka.
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1