Ketahuilah bahwa mengharapkan ampunan Allah swt disertai dengan kemalasan dan kelalaian merupakan perkara yang sangat berbahaya bagi manusia, hal ini sering diucapkan oleh penduduk zaman ini yang suka mencampur adukkan kebaikan dan keburukan, oleh karena itu kami bahas panjang lebar dengan harapan semoga Allah memberi hidayat bagi kalangan mereka yang membacanya, hingga ia sadar dari kelalaiannya tatkala ia mengerti bahwa para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang takut kepada Allah swt, bahkan Nabi Muhammad Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda :
لو آخذني الله أنا و ابن مريم بما جنت هاتان – يعني السبابة و الإبهام – لعذبنا ثم لم يظلمنا شيئا
Artinya: “Andaikan Allah menuntut aku dan Isa bin Maryam atas dosa yang diperbuat oleh kedua jari ini (telunjuk dan ibu jari), pasti Allah akan menyiksa kami dan (meski demikian) Ia tidak mendzalimj kami sedikitpun.”
Padahal tidak diragukan lagi para nabi dan para wali lebih mengenal Allah swt, mengenal karunia-Nya yang agung dan rahmat-Nya yang luas daripada orang lain sudah sedemikian takutnya, apalagi orang-orang yang mencampur adukkan antara amal baik dan kejelekan sudah sepatutnya lebih takut kepada Allah swt dalam segala hal dan keadaan.
Ketahuilah bahwa orang yang berangan-angan kosong dan tertipu oleh diri sendiri tidak memiliki alasan yang kuat dan dapat dipatahkan dengan argumen yang paling mudah, misal jika ia mengatakan: “Sesungguhnya Allah swt tidak mendapat mudarat dari perbuatan dosaku dan juga tidak mendapat manfaat dari ketaatanku selain itu Ia tidak membutuhkanku dan amalanku, alasan ini bisa dijawab: “Ucapanmu benar tetapi justru perbuatan dosalah yakni membawa mudarat bagimu dan amal kebaikanlah yang bermanfaat bagimu sedangkan engkau sangat membutuhkan amal saleh, sekarang cobalah duduk santai tidak usah bekerja untuk mencari penghidupan karena Allah swt sudah menjamin rezekimu dan sudah pasti segala sumber kenikmatan di langit dan bumi dalam kekuasan-Nya.”
Nanti ia bakal mengatakan: “Memang ucapanmu benar tetapi segala sesuatu membutuhkan upaya dan usaha, bahkan jarang sekali kami jumpai sesuatu bisa didapat tanpa adanya usaha,” kalau begitu katakan padanya: “Sesungguhnya urusan duniawi saja yang Allah swt perintahkan kepadamu untuk meninggalkannya dan melarangmu untuk berambisi mendapatkannya, dan Ia sudah menjamin akan memberimu porsi yang cukup, itu saja tidak bisa kamu dapat kecuali dengan usaha dan upaya apalagi masalah akhirat yang Allah swt sendiri menganjurkanmu untuk mencintainya, menyuruhmu untuk menuntutnya dan memberitahukan kepadamu dalam kitab-Nya juga melalui lisan Nabi-Nya bahwa engkau tidak dapat selamat dari siksa-Nya atau mendapat pahala dari-Nya kecuali engkau berusaha dalam meraihnya, tetapi kami melihatmu malah meremehkan hal ini dan mengabaikannya, berarti anda hanyalah orang yang ragu atau orang bodoh yang tertipu, karena anda memutar balikkan kenyataan dan meletakkan segala sesuatu bukan pada tempatnya, kalau sudah demikian alasan apalagi yang akan kamu bawa menghadap kepada Allah swt dan Rasul-Nya yang diutus kepadamu untuk menyerumu dari urusan duniawi menuju urusan ukhrawi?!” Dengan demikian argumennya telah terpatahkan dan ia tidak tahu harus berkata apa.
Ketahuilah dengan penuh keyakinan bahwa setipa kali keimanan dan amal saleh lebih kuat berarti rasa takutpun lebih iyak, dan setiap kali keimanan melemah dan amal saleh memburuk berarti rasa takutpun berkurang dan hati merasa lebih aman (dari siksa-Nya) dan terperdaya oleh diri sendiri, oleh karena itu jadikanlah hal ini sebagai pelajaran bagimu dan bagi orang lain.
Jadi, seorang mukmin yang sejati adalah yang beramal saleh dengan tulus dan mengliarap amalannya dikabulkan juga pahalanya darj kemurahan Allah swt, menjauhi dosa-dosa. khwatir terjerumus didalamnya, takut akan hukuman apabila melakukannya dan mengharap ampunan dari Allah swt setelah ia bertaubat dan kembali kepada-Nya.
Barangsiapa dari kalangan orang beriman yang tidak memiliki sifat ini berarti ia adalah orang yang mencampur adukkan antara kebaikan dan keburukan, dan keadaan dirinya sangatlah berbahaya, karena itu pahamilah masalah ini dan tuntutlah dirimu untuk mewujudkannya semoga engkau beruntung insya Allah.
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1