Dikisahkan ada seorang hamba beribadah kepada Allah SWT selama lima ratus tahun. Kemudian ketika hari kiamat, Allah SWT berkata kepadanya: “Wahai hamba-Ku, masuklah surga karena rahmat-Ku.” Kemudian si hamba menjawab: “Wahai Tuhan, justru karena amalanku”
Kemudian Allah SWT menyuruh agar ditimbang amalanannya dengan nikmat penglihatan dan ternyata seluruh amal ibadahnya sirna sedangkan masih banyak nikmat Allah SWT yang ada padanya, lalu Allah SWT menyuruh agar ia dibawa ke neraka, ia berkata: “Wahai Tuhan, masukkanlah aku dalam surga karena rahmat-Mu.”
Kemudian Allah SWT menyuruh agar ia dimasukan ke dalam surga, ia pun memuji dan bersyukur kepada-Nya. Dari sini nampaklah yang harus dikerjakan adalah dua hal: Memperbaiki amal perbuatan dan bergantung kepada Allah bukan pada amalannya.
Sungguh indah untaian nasehat asy-Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir al-Jaelani ra mengenai hal ini: “Denganmu kami tidak bisa sampai tetapi harus melaluimu.”
Yakni kita semua tidak dapat sampai dengan amal saleh saja tanpa karunia Allah SWT tetapi kita harus beramal semata-mata karena taat kepada Allah SWT.
asy-Syeikh Abu Sa’id al-Kharraz ra berkata: “Barangsiapa yang mengira ia akan sampai karena amal perbuatannya berarti ia telah memaksakan diri. Dan barangsiapa yang mengira tanpa amal shaleh ia akan sampai kepada Allah SWT berarti ia orang yang berangan-angan kosong.”
Hal ini adalah kebodohan dan tipuan karena tidak dibenarkan pasrah kepada Allah SWT dan karunia-Nya melainkan harus disertai dengan amal shaleh seperti yang telah kami jelaskan.
al-Imam Hasan al-Bashri ra berkata: “Sesungguhnya harapan akan ampunan Allah SWT telah mempermainkan sebagian orang hingga mereka keluar dari dunia dalam keadaan bangkrut dari amal shaleh.”
Dalam kesempatan lain, beliau ra juga berkata: “Sesungguhnya seorang mukmin menggabungkan antara amal baik dan kecemasannya sedangkan orang munafik menggabungkan kemaksiatan dan seraya merasa aman dari Allah SWT.”
Menurutku hal ini sangatlah menakjubkan karena semestinya orang yang berdosa haru lebih takut sebab dengan dosanya ia mengundang murka Allah SWT. Sedangkan jika ia merasa tenteram, meskipun telah berdosa hal ini tak lain karena hatinya yang terbalik dan hati nuraninya yang buta.
Ya Allah, berilah kami petunjuk dan jadilah wahai Tuhan kami sebagai pelindung dan penunjuk kami kepada segala perbuatan yang Engkau senangi dari kami dan yang Engkau ridhahi, kami telah berserah diri kepada-Mu, wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan masukkanlah kami dari golong orang-orang yang shaleh.
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1