Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
وما يذكر إلا أولوا الألباب (269
Artinya: “Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (Qs. al-Baqarah ayat: 269). Dan merekalah itu adalah orang-orang berakal, lihatlah bagaimana Allah SWT menolak kalau orang-orang selain mereka dapat mengambil pelajaran.
Allah SWT mengkhususkan pelajaran hanya bisa diambil oleh, orang-orang yang pasrah kepada-Nya, orang-orang yang takut kepada-Nya dan orang-orang beriman kepada-Nya, Rasul-Nya, janji-Nya dan ancaman-Nya. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
هو الذي يريكم ءاياته وينزل لكم من السماء رزقا وما يتذكر الا من ينيب (13
Artinya: “Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah).”(Qs. al-Mukmin ayat: 13).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
فذكر ان نفعة الذكرى (9) سيذكر من يخشى (10
Artinya: “Oleh sebab itu, berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran ” (Qs. al-A’Iaa ayat: 9 – 10).
Allah SWT berfirman:
وذكر فان الذكرى تنفع المؤمنين (55
Artinya: “Dan tetaplah memberi peringatan. Karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman (Qs. adz-Dzaariyat ayat: 55).
Kemudian Allah menetapkan perintah memberi peringatan secara khusus dan menyuruh Rasul-Nya memberi peringatan secara umum, dan mengkhususkan manfaatnya hanya bisa diambil oleh para hamba-Nya yang beriman, hal ini menjadi bukti bagi mereka.
Sedangkan bagi mereka yang tidak beriman hal ini menjadi bukti untuk menolak propaganda mereka yang batil karena mereka berpaling dan mengingkari setelah mengetahui serta tidak mau menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya:
وقالوا قلوبنا في اكنة مما تدعونا اليه وفي ءاذاننا وقر ومن بيننا وبينك حجاب فاعمل إننا عاملون (5
Artinya: “Mereka berkata: ‘Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu. sesungguhnya kami bekerja (pula). (Qs. Fushshilat; 5).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
وأقسموا بالله جهد ايمانهم لئن جاءهم نذير ليكونن أهدى من إحدى الأمم فلما جاءهم نذير ما زاد هم إلا نفورا (42
Artinya: “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuatnya sumpah. Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dan salah satu umat-umat (yang lain).
Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran).” (Qs. al-Fathiir ayat: 42).
Inilah sifat orang-orang yang diseru oleh Tuhan untuk mengesakan-Nya dan mentaati-Nya melalui lisan Rasul-Nya tetapi ia menolak, mengingkari dan menyombongkan diri. Sedangkan yang mengimani secara lisan dan menampakkannya secara dzahir sedang hati mengingkarinya dialah orang munafik, ia sama halnya dengan orang kafir dan ia juga mendapat murka dan laknat Allah SWT yang sama seperti yang dialami orang kafir.
Sedangkan yang beriman dengan hati dan lisan tetapi ia tidak menjalankan perintah Allah SWT dan melakukan perbuatan maksiat yang diharamkan Allah SWT, urusanya sangatlah berbahaya dan dikhawatirkan. Apabila ia tidak diselamatkan oleh Allah SWT dengan memberinya taufik untuk bertaubat dengan tulus sebelum kematiannya ia akan berkumpul bersama orang-orang kafir dan munafik di neraka Allah SWT yang menyala-nyala.
Allah SWT berfirman:
نار الله الموقدة (6) التي تطلع على الأفئدة (7) إنها عليهم مؤصدة (8) في عمد ممددة (9
Artinya: “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang nurreka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Qs. Al Humazah ayat: 6 – 9).
Karena itu, tetaplah teguh wahai mukmin mentaati perintah Tuhanmu, perbanyaklah amalan saleh, bersabar dan jalanilah dengan tulus, lakukanlah terus sampai engkau menghadapnya hingga engkau membuatnya ridha dan Ia meridhahimu serta menempatkanmu di tempat yang mulia.
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad 1