Dalam hal ini. Baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lursabda;
من سلك طريقا يلتمس به علما يسر الله له به طريقا الى الجنة
Artinya: ‘Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mencari atau, dengan ml Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.’
Dalam hadisnya yang lain. Baginda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يصنع
Artinya: ‘Sesungguhnya para malaikat mengembangkan sayap mereka kepada penuntut ilmu sebagai tanda keridhaan atas apa yang ia perbuat’
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
حضور مجلس علم أفضل من صلاة ألف ركعة ، وعيادة ألف مريض ، وحضور الجنازة
Artinya: ‘Menghadiri satu majelis ilmu lebih utama daripada shalat seribu rakaat, mengunjungi seribu orang sakit dan menghadiri seribu jenazah ‘
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
إن الله تكفل لطالب العلم برزقه
Artinya: “Sesungguhnya Allah menanggung rezeki penuntut ilmu.
Menurutku, ini jaminan khusus dari Allah SWT setelah jaminan umum yang biasanya Allah SWT berikan kepada seluruh makhluk di muka bumi.
Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT:
وما من دابة في الأرض الا على الله رزقها
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya.” (Qs. Huud ayat 6).
Jadi, artinya ia diberi tambahan kemudahan, dan diangkatnya kesusahan dalam mencari rezeki. Dalam sebuah hadis panjang Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam membahas tuntas mengenai keutamaan ilmu. Baginda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mengatakan di akhir hadis itu:
يلهمه السعداء – يعني العلم – ويحرمه الأشقياء
Artinya: Ilmu ini diberikan kepada orang-orang yang bahagia dan tidak diberikan pada orang-orang yang celaka.”
Tiada sesuatu yang dapat menyatukan seluruh arti kebaikan kecuali kebahagiaan, dan tiada sesuatu yang menyatukan seluruh arti keburukan kecuali kebinasaan. Dari uraian di atas engkau telah mengetahui bahwa dihadapan Allah SWT tidak ada udzur bagi orang bodoh untuk tidak menuntut ilmu begitu juga tiada udzur bagi orang alim untuk tidak mengamalkan ilmunya.
Perumpamaan orang bodoh yang tidak mau mempelajari ilmu wajib, seperti seorang budak yang dikirimi surat oleh majikannya, yang menyuruhnya melakukan beberapa perkara dan melarangnya beberapa perkara. Akan tetapi ia tidak melihat isi surat itu bahkan tidak ingin tahu apa yang ada di dalamnya sama sekali padahal ia bisa melihatnya.
Sedangkan perumpamaan orang “alim yang tidak mengamalkan ilmunya ibarat seorang hamba yang membaca surat majikannya dan mengerti isinya tetapi ia tidak menuruti perintahnya maupun menjauhi larangannya yang tersebut dalam surat itu.
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1