Jibril memiliki maqam haqqul-yaqin, bahkan termasuk salah satu pemukanya. Namun, ada maqam yang lebih tinggi, yaitu haqiqatul-yaqin. Mahasuci Allah SWT yang telah mengkhususkan maqam ini untuk Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam . Semoga Allah SWT mengikat kita dengan beliau, memperkokoh ikatan kita dengan beliau dalam setiap nafas. Semoga Allah SWT menjadikan pesantren Anda sekalian sebagai tempat tersebarnya cahaya cinta dan kekuatan ikatan kepada beliau. Semoga pertemuan kita ini bisa menjadi sebab keridaan dan kesenangan beliau.
Jika kita sudah memahami hal tersebut, maka di atas aqidah dan keyakinan kita akan terbangun sebuah pandangan yang benar. Dari mana asal kita? Untuk apa kita diciptakan? Dan ke mana kita akan kembali?.
Saat itulah kita bisa memahami rahasia khalifah Allah SWT di muka bumi, dan membangun bumi ini dengan kekhilafahan tersebut. Nabi Shalih alihis salam berkata kepada kaumnya:
هو انشأكم من الارض واستعمركم فيها
Dia telah menciptaltan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmumya. (QS Hud [11): 61)
Maksud dari kata ista’marakum di sini, adalah menyiapkan untuk kalian kemakmuran bumi, menyuruh kalian untuk memakmurkannya, serta memberikan usia untuk kalian selama beberapa masa.
Menurut pandangan kami, berdasarkan keberadaan iman ini, pemakmuran bumi memiliki kepala dan tubuh. Kepalanya adalah ilmu dan ibadah, seperti dapat kita baca dalam dua ayat secara jelas:
الله الذي خلق سبع سموات ومن الارض مثلهن يتنزل الامر بينهن لتعلمو ان الله على كل سيء قدير
Allah SWT-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kalian mengetahui bahwasanya Allah SWT Maka Kuasa atas segala sesuatu (QS at-Thalaq [65]: 12)
Tujuan penciptaan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya serta turunnya perintah di antara semuanya, adalah agar kita bisa mengetahui.
Allah SWT berfirman dalam ayat yang lain:
وما خلقت الجن والانس إلا ليعبدون
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS adz-Dzariyat[51]:56)
Seandainya manusia bisa memanfaatkan semua benda yang ada, dan bisa menggunakannya untuk kepentingan mereka secara maksimal, namun dia tidak memiliki pengetahuan tentang hal ini, dan dia juga tidak beribadah, maka inti dari pemakmuran bumi belumlah terwujud.
Oleh karena itu, manusia terburuk yang ada pada saat kiamat terjadi mereka benar-benar maju dalam urusan kehidupan duniawi, namun mereka tidak memiliki esensi ini.
Mereka adalah para penguasa pertanian, teknologi, dan bisnis. Ketika kiamat datang, karpet bisnis sedang dihamparkan. Orang menghampar pakaiannya, dan melakukan jual beli. Maka, mereka belum melakukan jual beli, Malaikat lsrafil meniup sangkakala. Bila kita mengetahui prinsip ini, maka setelah membangun jasmani, kita harus mengurus berbagai kemaslahatan yang dibutuhkan oleh umat manusia di dunia.
Sumber: Ceramah Habib Umar bin Hafidz dalam Kongres Ulama ke-7 di Lirboyo