Dalil kedua belas
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda:
لا تقوم الساعة حتى لا يبقى على وجه الأرض من يقول : الله الله . ( رواه مسلم
Artinya :
“Tiada akan datang kiamat kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah”. (Hadits riwayat Imam Muslim, lihat Sahih Muslim l hal. 73 dan Tanwirul Qidub pag 511).
Nyata dalam hadits ini bahwa membaca dzikir Allah, adalah suatu ibadat yang sangat penting, sehingga kiamat tak akan berdiri kalau masih ada orang yang membaca dzikir Allah, Allah.
Nampak juga dalam hadits ini bahwa arti dzikir itu bukan berpidato, bukan bertabligh, tetapi membaca Allah, Allah.
Dalil yang ketiga belas
Tersebut dalam Hadits Ibnu Majah :
عن عبد الله بن بسر , أن أعرابيا قال لرسول الله ص م : إن شرائع الإسلام قد كثرت علي فأنبئني منها بشيء أتشبت به قال : لا يزال لسانك رطبا من ذكر الله عز و جل . ( رواه ابن ماجه , سنن ابن ماجه ج4 ص 418
Artinya :
“Dari Abdillah bin Bisir beliau berkata : Bahwasanya seorang Badui bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam: Bahwasanya syari’at Islam sudah banyak saya terima, maka terangkanlah kepada saya sesuatu yang mudah dikerjakan. Nabi menjawab: Hendaklah lidahmu selalu basah dengan dzikir Allah”. (Hadits Riwayat Ibnu Majah, jilid 2, pag 418).
Dari hadits ini ternyata bahwa dzikir itu ialah membaca dengan lidah.
Dalil keempat belas
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Bersabda:
إن لله تسعة و تسعين اسما , مائة إلا واحدا من أحصاها دخل الجنة . ( رواه البخاري . صحيح البخاري ج4 ص195
Artinya :
“Bahwasanya bagi Allah 99 nama, ya’ni seratus kurang satu, barang-siapa menghafalkan (menyebut di luar kepala) niscaya akan dimasukkan ke dalam syorga” (Hadits Bukhari, Sahih Bukhari juzu’ 4, pag 195).
Arti “Ahshaha” dalam hadits ini menurut Imam Bukhari ialah “ahfadzaaha”, yaitu menghapal di luar kepala.
Jadi, lafazh dzikir itu bukanlah Allah, Allah, Allah saja, tetapi juga boleh nama-nama Allah yang lain yang 99 banyaknya.
Sumber : 40 Masalah Agama Karya KH. Siradjuddin Abbas