Hadits 225
Qutaibah bin Said mengungkapkan kepada kami dari Abu Al-Ahwash dari Ishaq dari Ali bin Rabi ah, ia berkata,
“Aku pernah menyaksikan sayidina Ali ra. diberi seekor hewan tunggangan untuk ditumpanginya. Maka tatkala ia meletakkan kakinya di tunggangan itu, ia membaca basmallah. Kemudian tatkala ia menegakkan punggungnya di atasnya, ia membaca hamdallah. Lalu ia membaca,
سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَاكُنَّا لَهُ مُقْرِنَيْنَ وَإِنَا رَبَّنَالَمُنْقَلِبُوْنَ
Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
Kemudian ia membaca alhamdulillaah sebanyak tiga kali; Allahu Akbar sebanyak tiga kali, dan membaca,
سُبْحَانَكَ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ, فَغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لَايَغْفِرُالذُّنُوْبَ إِلاَ أَنْتَ
Mahasuci Engkau (Tuhan). Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku! Karena sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali hanya Engkau.
Kemudian ia tersenyum.
Aku lantas bertanya kepadanya, “Apakah gerangan yang membuat engkau tersenyum, wahai Amirul Mukminin?”
Ia menjawab, “Aku pernah menyaksikan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berbuat sebagaimana yang aku lakukan, lalu beliau tersenyum. Aku pun bertanya kepada beliau, “Apa yang membuat engkau tersenyum, wahai Rasulullah?” Lantas, beliau menjawab, “Sesungguhnya Tuhanmu sangat kagum dengan hamba-Nya tatkala ia berdoa:
رَبِّ اغْفِرْلِي ذُنُوبِيْ, إِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ غَيْرُكَ
‘Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku!’, Sesungguhnya tiada satupun orang yang bisa mengampuni dosa-dosa selain Engkau.’” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud)
Hadits 226
Muhammad bin Basy-syar mengatakan kepada kami, dari Muhammad bin Abdullah al-Anshari, dari Abdullah bin ‘Aun, dari Muhammad bin Muhammad bin al-Aswad, dari Amir bin Sa’d, dari Sa’ad ra., ia berkata,
“Aku pernah melihat Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tertawa hingga terlihat gusinya pada Perang Khandak.”
Muhammad bin Muhammad bin al-Aswad berkata, “Aku lalu bertanya (kepada Amir), ‘Bagaimana hal itu bisa terjadi?’
la menjawab, “Ada seorang laki-laki yang membawa sebuah tameng. Sa’ad (saat itu bertugas sebagai) seorang ahli panah. Sa’ad memberi aba-aba kepada laki-laki itu (musuh) untuk menggerakkan tamengnya agar bisa melindungi kepalanya (dari anak panah Sa’ad). Sa’ad lalu mengeluarkan sebuah anak panah (untuk siap diluncurkan). Tiba-tiba laki-laki itu mengangkat kepalanya di saat anak panah itu meluncur hingga tepat mengenai kepalanya. Laki-laki itu lalu terjungkal ke tanah dan mengangkat kakinya ke atas (sambil merengek-rengek). Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lalu tertawa hingga gusinya terlihat.”
Muhammad bin Muhammad bin al-Aswad bertanya (kepada Amir), “Apa gerangan yang membuat beliau tertawa?” Ia menjawab, “Karena ulah Sa’ad kepada laki-laki itu.'” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).
Sumber: Kepribadian Rasulullah Karya Imam at-Tirmidzi