Al Imam al Bukhori akhlak dan adabnya terhadap Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sangatlah luar biasa. Diantara adab dan akhlaknya terhadap Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam diantaranya adalah, tidak akan mengambil sebuah hadits melainkan beliau mandi terlebih dahulu demi menghormati sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Lalu shalat dua rakaat demi menghormati sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, selanjutnya beliau pergi ke rumah orang ‘alim menunggu dengan penuh rendah hati sampai dibukakan pintu dan meminta izin untuk masuk, barulah setelah itu beliau ra mengatakan kepada orang ‘alim itu:
‘Aku dengar bahwasannya engkau hafal sebagian sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, karena itu tolong beritahukan padaku apa yang telah engkau hafal. Apa yang pernah engkau dengar dan tolong sebutkan sanadnya antara dirimu hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.’
Lalu si ‘alim menyebutkan sanadnya satu persatu berikut haditsnya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Setelah itu ia menuliskan hadits dan sanad pengambilannya dari para ulama, selanjutnya beliau ra menulis hadits dan sanadnya dari syeikh itu berikut tanggal pengambilannya, lalu berangkat lagi menuju ke ‘alim satunya baik yang ada di daerah itu atau berada di luar daerah tersebut.
Apa ada keutamaan yang melebihi usaha ini ? Apa masih ada sesuatu yang lebih berharga dari mereka ? Sangat pantas jikalau mereka diletakkan di atas kepala umat Islam.9 Penghormatan semacam ini dari kita inipun masih tidak sebanding dengan penghormatan dari Allah swt. Lantaran Allah swt telah mengagungkan mereka di atas makhluk lainnya dalam firman-Nya:
يرفع اللّه الّذين امنوا منكم و الذين أوتوا العم درجات
Artinya: Allah akan senantiasa mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. al-Mujaadalah ayat: 11)
Sekarang mana kedudukan orang-orang bodoh yang hina itu? Mana kedudukan orang-orang yang terbelakang itu? Mana kedudukan mereka yang rendahan itu? Mana kedudukan mereka kalangan yang biasa itu?
Mana kedudukan mereka yang bodoh itu setelah firman Allah swt tentang mereka yang berilmu dalam al-Qur’an: ‘Allah akan akan senantiasa mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.’
Mereka ini mau naik kemana? Mau naik derajat karena apa? Harta? Adakah orang menjadi tinggi derajatnya hanya karena harta? Tentu saja orang tidak bakal naik derajatnya hanya karena harta.
Seorang penyair berkata: ‘Islam telah mengangkat Salman al-Farisi dan kemusyrikan telah merendahkan orang berketurunan mulia seperti Abu Lahab.’
Sejatinya, harta tidak bisa mengangkat kedudukan kita. Nasab tidak bisa mengangkat, pangkat tidak bisa mengangkat, sesungguhnya yang bisa mengangkat derajat seseorang hanyalah ilmu dan kemuliaan hanyalah terletak pada ketakwaan, tidak kurang dan tidak lebih dari ini.
Semoga Allah swt memberikan balasan yang layak kepada al-Imam al-Bukhari ra. Semoga Allah swt menjadikan surga sebagai tempat kembalinya kelak. Dan ketahuilah, bahwa majelis-majelis semacam ini tiada yang bisa menyamainya di langit, di lautan, di bumi bahkan di surga dan sekitarnya.10
Wallahu a’lam…..
SUMBER : BERADA DI TAMAN SURGA BERSAMA CUCU NABI
—————
9 Sebuah ungkapan atau sebuah bentuk penghormatan.
10 Kutipan ceramah al-Imam al-‘Arifbillah al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf dalam acara khataman Kitab Shahih Bukhari.
Alhamdulillah