Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa di masa kecillnya, al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad selalu berkeliling di berbagai masjid di Kota Tarim setiap malam untuk melakukan ibadah dan untuk mengikuti jejak para leluhurnya. Dalam hal ini beliau berkata :
قد استقصيىنا جميع مساجد تريم مرار كثيرة، حتّى مسجد سويد تسّوّرناه لأجل الصلاة فيه، ومسجد سويد هذا مطيّنا ولا يكاد يعرف أنّه مسجد لك لشدّة تحفله، ونطلب بركات مواضع الصّالحين ومراكعهم
Artinya: “Hampir semua masjid di Kota Tarim pernah kami kunjungi berulang kali, sampaipun Masjid Suwaid. Kami pernah memanjat tembok Masjid Suwaid demi untuk melakukan shalat di dalamnya. Masjid tersebut adalah tempat kegiatan kami dan hampir tidak seorangpun yang mengenalinya. Kami sering mendatanginya demi untuk mencari berkah dan tempat-tempat ibadah dan tempat-tempat ruku’ orang-orang shaleh terdahulu.”
al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi berkata: “Aku selalu melihat al-Habib Abdullah menyibukkan dirinya dengan berdzikir dan kebanyakan dzikirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah dan ia tidak pernah bosan mengucapkan kalimat tayibah ini.”
Disebutkan bahwa ia membaca wirid pagi harinya mulai dari pertengahan malam sampai matahari naik dan ia membaca wirid sore harinya mulai waktu sinar matahari menguning sampai tiba saatnya manusia tidur di malam hari. Di segala tempat dan di segala waktu, ia selalu mengerjakan amal-amal kebajikan, sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk beristirahat sedikitpun.
al-Habib Idrus Ba’agil berkata: “Pada suatu hari aku bertanya kepada al-Habib Abdullah al-Haddad: “Mengapa di dalam wirid-wiridmu tidak terdapat Asma’ul Husna kecuali hanya sedikit, tidak seperti yang terdapat dalam wirid-wiridnya asy-Syeikh Abdul Qadir al-Jaelani?’ Lalu al-Habib Abdullah menjawabnya: ‘Kami sengaja tidak menampakkan Asma’ul Husna kecuali hanya sedikit, tetapi yang kami sembunyikan daripadanya lebih banyak.’
Diantara wirid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad setiap harinya adalah kalimat Laa ilaaha illallah sebanyak seribu kali. Tetapi di Bulan Ramadhan dibaca sebanyak dua ribu kali setiap harinya. Ia menyempurnakannya sebanyak tujuh puluh ribu kali pada waktu enam hari di Bulan Syawal. Selain itu, ia mengucapkan laa ilaaha illallah al-Malikul haqqul mubiin sebanyak seratus kali sehabis Shalat Dzuhur. al-Habib Abdullah berkata:
كنّا نصلّى صلاة الاوّابين عشرين ركعة
Artinya: “Kami biasa melakukan shalat al-Awwabin sebanyak dua puluh rakaat “
Sumber: Mengenal lebih Dekat alHabib Abdullah bin Alawi al-Haddad