Pada hari Fathu Makkah (jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslimin), yakni kurang-lebih dua puluh tahun setelah Khadijah r.a. wafat, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam membuat sebuah kubah dekat pusara istri pertamanya itu, dan dari tempat itu beliau tinggal beberapa hari sambil mengamati kota Makkah. Di dekat pusara Khadijah r.a. itu beliau merasa sangat tenteram, kemudian menuju Ka’bah untuk ber-thawaf sambil memimpin penghancuran patung-patung berhala yang dahulu dipancangkan kaum musyrikin di atas “Rumah Allah” itu.
Setelah Khadijah r.a. memeluk Islam menyusul kemudian berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan berjuta-juta wanita lain di berbagai pelosok dunia. Namun, Khadijah r.a. adalah wanita satu-satunya yang menempati kedudukan kokoh di dalam hati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Ia berjasa besar bagi kehidupan pribadi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan bagi kelangsungan dakwahnya. Demikian besar pengaruh keimanan Khadijah r.a. kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sehingga seorang orientalis Barat yang bernama Bodley mengatakan dalam pengakuanya:
“Kepercayaannya (Khadijah r.a.) kepada lelaki yang dinikahinya (yakni Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.)—karena ia mencintainya—mencerahkan suasana kepercayaan pada tahap-tahap pertama suatu akidah agama yang dewasa ini dipeluk oleh satu dari setiap tujuh orang penduduk dunia.”[1]
Mergiliouth dan Muir dua orang orientalis Barat sangat anti-Islam menilai bahwa kecintaan Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam kepada Khadijah hanya karena harta kekayaan dan kedudukan wanita itu di kalangan masyarakat Quraisy. Kedua-duanya menuduh, “Muhammad takut kalau-kalau Khadijah minta cerai!” Begitulah yang dikatakan oleh Muir (Sir William Muir) di dalam bukunya yang berjudul The Life of Mohamed and the History o f Islam.
Kalau apa yang dikatakannya itu benar, mengapa kesetiaan dan kecintaan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam kepada Khadijah masih tetap berlangsung terus meskipun istri beliau itu sudah lama wafat? Apakah itu karena beliau takut kalau Khadijah r.a. minta cerai? Kendati Khadijah r.a. telah wafat bertahun-tahun lamanya, mengapa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam selalu gusar setiap ‘A’isyah menyinggung pembicaraan beliau megenai Khadijah r.a.?
Selagi masih hidup dan sesudah wafat Khadijah r.a. tetap bersemangat di dalam hati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam ‘A’isyah r.a. sendiri mengakui kenyataan itu dengan ucapannya, “Seolah-olah di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah!”
Adakah wanita selain Khadijah r.a. yang mengobati keparahan hati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam akibat ditinggal wafat ayah-bundanya sejak masih dalam kandungan dan di kala masih kanak-kanak?
Adakah wanita lain yang menyediakan dan mengorbankan segala-galanya bagi ketenangan dan ketenteraman Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam., hingga beliau tanpa kesukaran apa pun dapat menerima dan menunaikan tugas Ilahi sebagai Nabi dan Rasul?!
Adakah diantara para istri beliau selain Khadijah r.a yang dengan lembut dan penuh kasih sayang menyambut kedatangan Rasulullah saw. dari gua Hira, kemudian mempercayai, membenarkan dan mengimani kenabian beliau tanpa keraguan sedikit pun? Adakah wanita lain yang yakin dan percaya bahwa Allah tidak akan meistakan Muhammad saw. selama-lamanya?
Adakah wanita selain Khadijah yang rela meninggalkan semua mewahan dan kenikamatan hidupnya serta semua harta kekayaannya, hanya karena ia bertekad mendampingi suaminya (Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.) dan turut pula menghadapi berbagai kesukaran, penderitaan dan cobaan berat? Keimanannya akan kebenaran agama yang didakwahkan oleh suaminya mendorong kesiapan tekad Khadijah r.a. turut menyisingkan lengan baju membantu dan melindungi keselamatan Muhammad saw. dalam menghadapi penindasan dan pengejaran kaum musyrikin Quraisy!
Dalam hal kesemuanya itu Khadijah r.a adalah wanita satu-satunya yang dikaruniai Allah kesempatan mendampingi manusia manusia pilihan-pilihanNya yang hendak di angkat sebagai Nabi dan Rasul. Ia adalah wanita pertama yang memeluk Islam dan wanita pertama pula yang mengawal keselamatan Muhammad Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Pendapat dua orang orientalis Barat yang kami sebut di atas tadi, semata-mata terdorong oleh kebencian atau sbujektivitasnya dalam pelajari dan menganalisis sejarah hidup dan kehidupan rumah tangga manusia agung itu.
Muhammad Rasulullah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam adalah manusia agung yang dimasa kritis kehidupannya didampingi oleh seseorang wanita yang berperangai agung dan mulia. Oleh karena itu tidak aneh jika terdapat sebuah hadis yang menuturkan, bahwa pada suatu saat malaikat Jibril a.s datang kepada Rasulullah sa. Untuk menyampaikan salam khusus kepada Khadijah r.a dari Rabbul-‘alamin.
Semoga Allah melimpahkan rahmat sebesar-besarnya kepada Ummul-Mu’minin yang pertama itu atas keimanan, kebajikan, dan jasa-jasanya kepada Nabi dan Rasul-Nya, kepada kebenaran-kebenaran agama-Nya dan kepada seluruh umat Islam di dunia.-amin
Siti Khadijah r.a tidak hanya istri Rasulullah saw. yang pertama, tetapi ia juga istri beliau yang paling utama. Ia termasuk empat orang wanita termulai sepanjang zaman. Mereka adalah Maryam putri ‘Imran, Asiyah, inang pengasuh keluarga Fir’aun; Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwalid r.a; dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad Rasulullah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Demikianlah sebagimana yang dinyatakan oleh Rasulullah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. dalam berbagai kesempatan.
Sebagaimana telah diketahui, Khadijah r.a adalah wanita pertama di dunia yang memeluk agama Islam; istri pertama yang turut menanggung berbagai penderitaan dan kesukaran bersama Rasulullah saw. Karena itulah malaikat Jibril a.s menyampaikan salam Ilahi kepadanya melalui Rasulullah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Dialah istri Rasulullah satu-satunya yang oleh beliau di beritahu akan menjadi penghuni sorga dengan kesejahteraan dan kebahagiaan di dalamnya. Dia pula istri beliau satu-satunya yang wafat di Makkah dan di sana juga jenazah nya dimakamkan. Bantuannya, perlindunganya, dan pembelaanya serta pengorbanannya demi tegaknya kebenaran Allah di muka bumi akan tetap tertulis dengan tinta emas dalam sejarah Islam.
[1] Bodley, Ar-Rasul. Terjemahan bahasa Arab oleh Muhammad Faraj dan Abdul-Hamid As-Sahhar.
Sumber : Baitun Nubuwwah Karya H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini