Tibalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersama pasukannya di Madinah. Anas menuturkan, setiba mereka di dalam kota unta yang dinaiki Shafiyyah terantuk batu hingga ia jatuh terpelanting. Rasulullah segera turun menolongnya. Ketika itu banyak wanita yang melihatnya pada bersungut-sungut, “Allah akan menjauhkan perempuan Yahudi itu!”[1] Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berpendapat lebih baik kalau Shafiyyah tidak dicampurkan lebih dulu dengan para istri beliau yang lain, karena beliau melihat “perempuan-perempuan pembantu para istri beliau keluar dari rumah untuk melihat Shafiyyah, mereka lalu mengumpat-umpat.” Demikian menurut Shahih Muslim: 11/1048. Mungkin mereka belum mengetahui bahwa wanita Yahudi yang mereka umpat itu adalah istri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang baru dinikah dalam perjalanan pulang dari Khaibar. Untuk menghindari keributan Shafiyyah oleh beliau ditempatkan sementara di rumah seorang sahabat, Haritsah bin Nu’man.
Para wanita Anshar setelah mendengar berita tentang istri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang baru itu perempuan Yahudi, mereka banyak berdatangan untuk melihat kecantikannya. ‘A’isyah r.a. tidak ketinggalan, dengan hati-hati ia keluar dari rumah menuju ke rumah Haritsah bin Nu’man. Ia tidak tahu bahwa dari kejauhan dibuntuti oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Beliau menunggu hingga ‘A’isyah keluar dari tempat Shafiyyah itu. Begitu keluar ia dihentikan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam , kemudian sambil tertawa beliau bertanya, “Hai Syuqaira,’i bagaimanakah yang engkau lihat itu?” ‘A’isyah terperanjat, ia jengkel dan cemburu, kemudian sambil mengangkat bahu ia menjawab, “Saya melihat perempuan Yahudi!” Jawaban itu tentu tidak menyenangkan beliau, karenanya lalu menasihati istri kesayangannya, “Jangan engkau berkata seperti itu. Ia telah memeluk Islam dan melaksanakannya dengan baik!”
‘A’isyah tidak menyahut sepatah kata pun. Ia cepat berjalan pulang hendak segera bertemu dengan Hafshah yang menunggu di rumah, ingin mendengar bagaimana pendapat ‘A’isyah setelah melihat Shafiyyah di rumah Haritsah bin Nu’man.
‘A’isyah tidak menyangkal bahwa Shafiyyah memang benar-benar cantik. Selain tambahan cerita mengenai kecantikan Shafiyyah, ia tidak lupa menceritakan juga perjalanannya ke rumah Haritsah yang dibuntuti oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan jawaban yang diberikannya atas pertanyaan beliau sekeluarnya dari rumah Haritsah.
[1]Shahih Muslim (Hadis no. 1365), riwayat dari Anas.