Banyak yang diceritakan oleh Shafiyyah kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengenai orang-orang Yahudi. Tempat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan Shafiyyah r.a. beristirahat di tengah perjalanan, dijaga keras oleh seorang dari kaum Anshar bernama Abu Ayyub Khalid bin Zaid. Sepanjang malam ia tidak tidur dan tetap siaga menyandang pedang. Ia berjalan mondar-mandir mengitari rumah. Gerak-geriknya diketahui oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam , kemudian keesokan harinya beliau bertanya, “Hai Abu Ayyub, apa yang kaulakukan tadi malam?” Ia menjawab, “Ya Rasulullah, aku khawatir perempuan itu (yakni Shafiyyah) berbuat jahat terhadap Anda. Ayahnya, suaminya, dan kaumnya telah kami binasakan. Dia baru saja meninggalkan kekufurannya. Saya sungguh mengkhawatirkan keselamatan Anda!” Rasulullah menanggapi jawaban itu dengan memanjatkan doa, “Ya Allah, lindungilah Abu Ayyub sebagaimana ia telah melindungi diriku semalam.”
Dalam Sirah Ibnu Hisydm: 11/254 dan ThabaqatIbnu Saad: 11/84, ketika itu Rasulullah dua kali berucap, “Rahimakallah,ya Aba Ayyub “
(“Allah merahmatimu, hai Abu Ayyub!”).
Mengapa Abu Ayyub berjaga-jaga? Kaum Muslimin belum lupa kepada perbuatan jahat yang dilakukan oleh seorang perempuan Yahudi Khaibar bernama Zainab binti Al-Harits, beberapa waktu sebelum perang Khaibar. Ia istri salah seorang pemimpin Yahudi yang bernama Sallam bin Misykam. Kisah ringkasnya sebagai berikut. Setelah perjanjian jaminan keselamatan orang-orang Yahudi di Madinah dan sekitarnya ditandatangani oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersama pemimpin mereka, beliau merasa tenang dan aman. Pada suatu hari datanglah seorang perempuan Yahudi yang bernama Zainab itu untuk menyampaikan hadiah kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berupa daging kambing yang sudah dimasak. Sebelumnya ia sudah bertanya lebih dulu kepada beberapa orang sahabat Nabi, daging kambing bagian mana yang paling beliau sukai. Mereka menjawab; paha. Kemudian daging paha itulah yang olehnya ditaburi racun sebanyak-banyaknya. Hidangan daging kambing itu diserahkan kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, dan beliau pun menerimanya tanpa kecurigaan. Beliau makan hidangan tersebut bersama Bisyr bin Al-Barra. Daging paha sebagian dimakan oleh beliau dan yang sebagian lainnya diberikan kepada Bisyr dan dimakan olehnya. Setelah dikunyah beliau merasakan ada kelainan, karena itu lalu segera dikeluarkan dari mulut sebelum ada bagian yang tertelan. Lain halnya Bisyr, mungkin karena lahap ia tidak merasakan ada kelainan, karenanya habis dikunyah langsung ditelan. Sementara riwayat memberitakan, ketika itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berucap, “Tulang paha itu memberi tahu kepadaku bahwa dagingnya beracun.” Beberapa saat kemudian Bisyr wafat akibat racun yang ditelannya bersama daging, sedangkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam selamat.
Perempuan Yahudi istri Sallam segera dipanggil dan disidik. Ia mengakui perbuatannya yang telah meracuni paha kambing dengan sengaja. Ketika ditanya apa sebab ia melakukannya, perempuan Yahudi itu menjawab, “Aku mendengar dari kaumku bahwa Anda seorang Nabi. Kalau itu benar tentu diberi tahu (oleh Allah bahwa daging itu beracun), tetapi kalau Anda itu seorang penguasa, Anda tentu akan beristirahat dari hidup!” Perempuan Yahudi itu dimaafkan oleh beliau dan dibebaskan.
Besar sekali kemungkinannya, karena Abu Ayyub teringat akan peristiwa tersebut ia mencurigai Shafiyyah berada di dalam satu rumah bersama Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, kendati ia telah menjadi istri beliau.
Sumber : Baitun Nubuwwah Karya H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini