Soal : Apa hujjah Ahlussunnah wal Jamaah mengutamakan tiga khalifah pertama atas Ali bin Abi Thalib?
Jawab : Hujjahnya adalah ijma’ sahabat. Mereka mengutamakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian Umar lalu Utsman bin Affan. Para sahabat itu tidaklah membuat kesepakatan yang keliru karena jaminan Allah, berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam:
لا تجتمع امتى على ضلا لة
“Umatku tidak akan membuat kesepakatan pada suatu kesesatan.” (HR. Abu Dawud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, Ad-Daruquthni dan al-Hakim)
ما راه المسلمين حسنا فهو عند الله حسن وما راه المسلمون قبيحا فهو عند الله قبيح
“Apa yang dinilai orang-orang Islam baik, maka menurut Allah juga baik, dan apa yang dinilai jelek oleh orang-orang Islam, menurut Allah juga jelek.” (HR. Ahmad, at-Thabrani dan al-Baihaqi)
من فارق الجماعة مات ميتة جاهلية
“Barangsiapa memisahkan diri dari jamaah (golongan terbanyak), maka jika mati, mati seperti orang jahiliyyah,” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Selain hadits-hadits tersebut, masih banyak hadits yang menjadi hujjah golongan Ahlussunnah wal Jamaah yang menunjukkan kewajiban mengikuti ijma’ umat dan larangan menyimpang darinya. Allah berfirman:
ومن يساقق الرسول من بعد ماتبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله جهنم وساءت مصيرا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu. Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. 4, an-Nisa’: 115)
Sungguh tidak mungkin para sahabat atau salah seorang di antara mereka menyembunyikan kebenaran atau mengabaikan kebenaran secara tipu muslihat, sedangkan mereka semuanya adalah orang-orang pilihan dari umat ini, saksi-saksi yang adil dan pemuka-pemuka terbaik, berdasarkan yang diakui oleh Allah dalam firman-Nya:
والسابقون الاولون من المهاجرين والانصار والذن اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم ورضو عنه
“Orang-orang yang terdahulu yang pertama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang -yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah.” (QS. 9, at-Taubah: 100)
وكذالك جعلناكم امة وسطا لتكونوا شهداء على الناس
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia.” (QS. 2, al-Baqarah: 143)
Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bersabda:
خير القرون قرنى ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم
“Sebaik-baik generasi adalah generasiku (sahabat), kemudian generasi berikutnya (tabi’in), kemudian generasi berikutnya (tabi’it tabi’in).” (HR. Imam al-Bukhari)
Pujian Allah dan Rasul-Nya tidaklah berubah, begitu pula janjinya. Karena Allah adalah Maha Mengetahui akibat segala sesuatu. Dia tidak akan memuji kecuali orang-orang yang baik dalam pandangan-Nya.
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini