Soal : Apa sebab keterlambatan Ali ra. membaiat Abu Bakar ra.?
Jawab : Perlu diketahui, bahwa Amirul Mukminin Ali ra. sangat tidak pantas dinilai menyalahi perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya berupa memberikan baiat kepada selainnya karena takut dan permusuhan sebab ia adalah orang mukmin yang paling berani dan tidak pernah takut cemoohan orang yang mencemooh dalam menegakkan agama. Memang waktu itu ia terlambat sampai persoalan menjadi jelas, lalu ia mengikutinya. Berdasarkan ijma’ umat, ia membaiat Abu Bakar dan ia rela kepadanya dan kepada Umar, bahkan setelah mereka wafat selalu memuji-mujinya, dan ia juga ikut menetapkan khilafah kepada Utsman. Pantaskah kiranya orang seperti itu, yang bergelar singa Bani Ghalib menipu atau mengambil muka dalam urusan agama Allah atau mengabaikan wasiat Rasulullah? Sungguh pendapat golongan Kaum Rafidhah tentang hal pembaiatan itu merupakan kebohongan besar.
Soal : Apa keyakinan kita tentang sahabat Rasulullah?
Jawab : Kita golongan muslimin wajib meyakini keutamaan sahabat-sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam dan meyakini bahwa mereka adalah orang-orang yang adil, orang-orang pilihan dan orang-orang terpercaya. Tidak boleh memaki, mencela dan berprasangka buruk kepada seorangpun di antara mereka, karena Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam telah bersabda:
لا تسبوا اصحابى فوالذي نفسى بيده لو انفق احدكم مثل احد دهبا ما بلغ مد احدهم ولا نصفه
“Janganlah kamu semua mencela sahabat-sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku di tangan kekuasaan-Nya, apabila salah seorang di antara kamu mendermakan emas seberat gunung Uhud, maka belumlah dapat menyamai satu mud yang diinfaakan salah seorang dari mereka, bahkan belum menandingi separuh mud” infaq mereka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
من سب احدا من اصحابى فعليه لعنت الله والملائكة والناس اجمعين لا يقبل الله منه صرفا ولا عدلا
“Barangsiapa mencela salah seorang dari sahabatku, maka ia mendapat kutukan dari Allah, malaikat dan semua manusia. Allah tidak menerima ibadah fardhu dan ibadah sunnahnya.” (HR. al-Baihaqi)
Para ulama menjelaskan: Mencela para sahabat atau melecehkan mereka jika tidak sesuai dengan dalil-dalil qath’i, maka hukumnya kafir, sebagaimana mencemarkan nama baik Ummul Mukminin Aisyah ra. Bagi setiap muslim, hendaknya senantiasa berprasangka baik dan menghormati para sahabat Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam, sehingga menjadi bagian dari orang-orang yang dimaksud dalam ayat:
والذين جاؤا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami.” (QS. 59, al-Hasyr: 10)
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini